STUDI KELAYAKAN BISNIS KERIPIK BAYAM
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Studi kelayakan bisnis
Dosen Pengampu : Danang kurniawan SE,MM
![]() |
Disusun Oleh :
Siti Barokah
212455
![]() |
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
NEGERI KUDUS
JURUSAN SYARIAH / MBS
2015
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Negara ini memiliki kekayaan alam yang
sangat melimpah, baik kekayaan fauna maupun kekayaan floranya. Tidak salah lagi
bahwa di Indonesia terdapat banyak tumbuhan yang beraneka ragam lengkap dengan
ciri khasnya masing-masing. Hal ini dikarenakan Indonesia dilalui oleh garis
khatulistiwa yang berdampak pada iklimnya, yaitu tropis dan banyaknya gunung
berapi yang masih aktif, menghasilkan tanah yang unsur hara, sehingga tanahnya
subur dan cocok untuk berbagai macam jenis tanaman.
Berbicara mengenai sayuran, terutama
bayam, tumbuh amat melimpah hampir di seluruh wilayah Indonesia. Tanaman ini
mudah sekali untuk tumbuhnya karena dipengaruhi oleh kondisi iklim dari negara
ini. Dan masyarakat biasanya memanfaatkannya sebagai bahan makanan, seperti
diolah menjadi sayur bening, sayur bayam atau biasa dikenal dengan sayur kunci.
Kandungan gizi dan vitaminnya sangat
banyak, khususnya bagi anak-anak yang sangat memerlukan gizi dan vitamin untuk
pertumbuhan. Kandungannya terdiri dari protein, karbohidrat, lemak, vitamin,
mineral dan serat. Kandungan gizi bayam yang kaya akan nutrisi juga dapat
menurunkan kolesterol, gula darah, menurunkan tekanan darah dan melancarkan
peredaran darah serta dapat mencegah kanker usus, diabetes dan gagal ginjal.
Akan tetapi, bagi sebagian orang
terutama anak-anak pastinya akan bosan dengan olahan dari sayur bayam yang
hanya sebagai sayuran saja. Maka dari itu diperlukan solusi untuk mengubah
anggapan dari orang-orang bahwa sayur bayam bisa diolah menjadi cemilan yang
enak.
Untuk itu peneliti tertarik
mengembangkan sayur bayam menjadi keripik bayam yang dicampur dengan
bumbu-bumbu tetapi tidak menghilangkan rasa khas dari bayam, sehingga rasanya
akan membuat orang tertarik untuk mencoba mengkonsumsinya.
- Tujuan Usaha
Setiap usaha yang dilakukan tidak dapat
terlepas dari tujuan yang ingin dicapai. Penelitian ini mempunyai beberapa
tujuan, sebagai berikut:
1. Membuat produk inovatif dari tanaman
bayam (Amaranthus spp).
2. Mengetahui peluang usaha dari produk
Keripik Bayam (Amaranthus spp).
3. Mengetahui tingkat produksi dan
penjualan yang dihasilkan dari produk Keripik Bayam.
- Kegunaan Usaha
1. Meningkatkan kreativitas dan daya
inovasi yang tinggi bagi mahasiswa.
2. Membuka wawasan dan ketrampilan
mahasiswa dalam wirausaha sehingga mampu bersaing dalam pasar bebas yang ada
saat ini.
3. Memberi kontribusi bagi pemerintah dalam
mengatasi masalah pengangguran yang sering menjadi faktor utama dalam
kriminalitas.
4. Mengubah pandangan masyarakat tentang
kegunaan dari sayur bayam, yang biasanya hanya bisa diolah menjadi sayuran
saja, ternyata dapat dilakukan inovasi dengan memprosesnya menjadi keripik
bayam.
BAB
II
ASPEK
PASAR DAN PEMASARAN
- Aspek Pasar
1. Analisis Produk.
Produk yang di tawarkan dalam usaha
kami, berupa keripik yang terbuat dari sayur bayam dengan
karakteristik produk kami yang kreatif dan inovatif. Keunggulan produk
kami dibanding dengan produk lain di pasaran adalah :
·
Tanpa
mengandung bahan pengawet, pemanis, pewarna.
·
Daya
tahan keripik untuk disimpan dalam waktu lama.
·
Terbuat
dari bahan-bahan yang berkualitas.
2. Strategi Harga.
Strategi harga kami lakukan berdasarkan
harga pasar, harga produk yang ditetapkan adalah dibawah harga pasar, atau
dengan kata lain harga produk kami lebih rendah bila dibandingkan dengan
pesaing kripik lainnya, tetapi kualitas produk tetap bagus agar dapat mencakup
seluruh elemen masyarakat. Dan memberikan diskon bagi pelanggan yang membeli
dalam jumlah banyak.
3. Strategi Distribusi dan Promosi
Dalam rangka memperluas daerah
pemasaran, maka akan digunakan beberapa distributor dan agen untuk memasarkan
produk khususnya di kampus, sekolah, warung atau toko di perumahan dan kantor
di Kota Jepara. Selain itu diharapkan distribusi tersebut dapat memperluas
daerah pemasaran. Sementara pemasaran akan dilakukan di sekitar tempat usaha.
Selain itu akan ada sistem layan antar bagi konsumen yang berada di daerah lain
(di luar Kota Jepara) dan dikenai beban ongkos kirim yang disesuaikan dengan
lokasi/daerah pemesan. Dengan adanya sistem layan antar ini diharapkan akan
memberikan kemudahan dan kepuasan bagi konsumen. Sistem pembayaran yang akan
kami lakukan sebagai berikut:
·
Pembayaran
dimuka yaitu pembayaran kontan untuk pemesanan produk yang tidak diambil
langsung (melalui rekening bank).
·
Pembayaran
kontan yakni pembayaran lunas terhadap produk yang diambil pada saat itu.
4. Analisis Pasar
a. Profil Konsumen
Target profil konsumen kami adalah
seluruh lapisan masyarakat dari semua kalangan, yang terdiri dari anak-anak,
remaja, dan dewasa.
b. Pesaing dan Peluang Pasar
1) Potensi dan Segmentasi
Dikawasan Jepara dan sekitarnya masih
jarang yang menjual olahan dari sayur bayam menjadi keripik, meskipun terdapat
beberapa usaha yang sejenis dengan kami tetapi mereka pada umumnya hanya
memproduksi jika ada pesanan saja.
Dengan situasi persaingan yang demikian
itu, kami melihat bahwa kesempatan bagi usaha kami untuk berkembang masih
terbuka lebar dan membuat kami semakin mantap untuk memulai usaha ini.
2) Strategi Pemasaran
a) Produk
·
Menggunakan
bayam alami (tanpa pengawet).
·
Tanpa
penyedap rasa dan pewarna.
·
Proses
pembuatannya secara tradisional.
b) Harga
Harga kripik bayam (100 gr) Rp 5.000
c) Media promosi
·
Dari
mulut ke mulut.
·
Melalui
brosur / selebaran.
·
Menggunakan
media online, seperti blog, twitter, facebook
5. Metodologi Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan program ini, kami
menerapkan beberapa metode, yaitu :
a. Survei Lokasi
Survei dilakukan pada tempat usaha dan
peluang usaha untuk mengetahui respon masyarakat demi kemajuan usaha
b. Survei Pasar
Kami melakukan survei guna mengetahui
peluang pasar di daerah wilayah kami, serta melihat pesaing yang ada.
c. Persiapan
Proses ini dimulai setelah selesainya
survei lokasi usaha serta pasar. Dalam persiapan ini kami menyiapkan
tempat serta produk-produk yang akan kami jual.
d. Pembuatan Sampel
Memproduksi dalam jumlah terbatas dengan
tujuan untuk memperkenalkan produk sebelum siap dipasarkan ke masyarakat.
Bahan yang digunakan untuk cara membuat Keripik Bayam :
Bahan yang digunakan untuk cara membuat Keripik Bayam :
·
50
gr daun bayam, rebus, iris halus.
·
250
gr tepung terigu.
·
air.
·
minyak
untuk menggoreng.
·
Bumbu
halus yang digunakan :
o 4 siung bawang putih dipotong halus
o 1 sdt garam
o 1 sendok teh ketumbar
o 3 butir kemiri dirajang halus
Cara Membuat Keripik Bayam :
·
Cuci
bersih daun bayam satu per satu, buka lembarannya dan keringkan.
·
Bahan
bumbu dicuci bersih lalu ditumbuk sampai halus.
·
Sediakan
piring ceper lalu campurkan tepung, bumbu dan larutkan dengan air.
·
Aduk
sampai membentuk adonan, kalau bisa jangan terlalu encer. Lalu panaskan wajan
dengan api sedang setelah sebelumnya diberi minyak goreng.
·
Tunggu
sampai minyak panas.
·
Dengan
capitan celupkan satu per satu bayam ke dalam adonan tepung dan goreng hingga
kecoklatan dan kering.
·
Angin-anginkan,
bayam siap dimasukkan ke dalam plastik.
6. Jumlah Tenaga Kerja
Industri manisan dan sirup belimbing
wuluh ini memiliki tenaga kerja sebanyak 5 orang dengan spesialisasi pekerjaan
sebagai berikut :
No
|
Spesialisasi
pekerjaan
|
Jumlah
|
1.
|
Pemilik + Keuangan
|
1 orang
|
2.
|
Pemasaran
|
1 orang
|
3.
|
Penyediaan Bahan Baku
|
1 orang
|
4.
|
Proses Awal +
Pengolahan Bumbu
|
1 orang
|
5.
|
Proses Akhir +
Pengemasan
|
1 orang
|
7. ANALISIS SWOT
a. Strength (Kekuatan) :
1) Jarangnya usaha sejenis.
2) Modal untuk memulai usaha kecil.
3) Bahan baku banyak tersedia di Jepara.
4) Tempat produksi di Jepara.
5) Bayam tidak mengenal kondisi cuaca.
b. Weakness (Kelemahan) :
1) Jumlah tenaga produksi terbatas.
2) Produk tidak tahan terlalu lama jika
tidak ditaruh di lemari es karena tanpa pengawet.
c. Opportunity (Peluang) :
1) Dapat dengan mudah memasuki target
pasar, karena masih jarang usaha kripik bayam ini di wilayah Jepara.
2) Produk baru.
3) Keunggulan produk kripik bayam ini,
tanpa menggunakan bumbu-bumbu instant sehingga cita rasanya sangat khas.
4) Harga kripik bayam ini tidak begitu
menguras kantong, sehingga bisa dinikmati oleh semua orang.
d. Threaths (Ancaman) :
1) Timbul usaha yang sejenis dengan bahan
baku berbeda.
2) Jaringan pemasaran yang belum luas.
3) Perubahan selera konsumen.
4) Kesediaan bahan baku yang terbatas
(tidak mencukupi permintaan)
B. Aspek Pemasaran
Gambaran mengenai aspek pemasaran secara
menyeluruh yang mencakup prospek pemasaran, strategi maupun indikator ekonomi
yang akan mendasari analisis pangsa pasar secara langsung yang dapat
mempengaruhi keberhasilan usaha khususnya rencana untuk menambah jumlah
produksi produk yang tentu akan mempengaruhi aspek pemasaran, yaitu semakin
meluasnya pangsa pasar akan produk tersebut.
1. Perkiraan Jumlah Permintaan
Produksi 10 ikat bayam dalam 1 hari
menghasilkan 30 bungkus dan untuk 1 bulannya mencapai 900 bungkus. Untuk itu
jumlah permintaan nyata kami perkirakan 80% dari jumlah produksi tiap bulan,
dengan asumsi bahwa produk tidak langsung habis dibeli dalam 1 bulan.
2. Perkiraan Jumlah Penjualan
Data Penjualan Keripik Bayam
Tahun
|
Y (Unit)
|
X
|
XY
|
X2
|
2010
2011
2012
|
10.000
10.500
11.000
|
-1
0
1
|
-10.000
0
11.000
|
1
0
1
|
TOTAL
|
31.500
|
1.000
|
2
|
Perkiraan jumlah penjualan Keripik Bayam
setiap tahunnya menggunakan cost square dimana :
Y
: prediksi penjualan
X
: waktu penjualan (tahun)
Persamaan:
Y = a + bx
Y
= 10.500 + 500 (X)
Perkiraan jumlah penjualan selama 3
tahun ke depan (2013 – 2015)
Tahun
2013 : 10.500 + 500 (2) = 11.500
Tahun
2014 : 10.500 + 500 (3) = 12.000
Tahun
2015 : 10.500 + 500 (4) = 12.500
BAB
III
ASPEK
OPERASIONAL
A. Gambaran Umum
Dalam memproduksi keripik bayam
diperlukan beberapa tahapan proses produksi mulai dari persiapan bahan-bahan
mentah sampai produk jadi. Bahan baku keripik bayam utamanya adalah sayur
bayam, garam, air, dan tepung terigu. Di samping bahan utama, juga ada beberapa
bahan pendukung yaitu bawang putih, ketumbar, kemiri dan minyak goreng.
B. Perencanaan pelaksanaan produksi
1. Perhitungan Bahan Baku dan Bahan Penolong
dalam unit.
No
|
Bahan Baku + Penolong
|
Harga
|
Harga Per unit
|
1
|
Sayur Bayam
|
2.000/ikat
|
500
|
2
|
Garam
|
1.500/1 kg
|
150
|
3
|
Air
|
750/5 liter
|
150
|
4
|
Minyak Goreng
|
6.000/liter
|
2.000
|
6
|
Bawang Putih
|
10.000/kg
|
250
|
7
|
Ketumbar
|
5.000/gr
|
150
|
8
|
Kemiri
|
2.000/sachset
|
100
|
TOTAL
|
3.400
|
2. Kebutuhan Bahan Baku dan Bahan Penolong
per Tahun (rupiah).
Bahan Baku
|
2010
|
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
Sayur Bayam
|
1.500.000
|
1.750.000
|
2.000.000
|
2.250.000
|
2.500.000
|
2.750.000
|
Garam
|
450.000
|
525.000
|
600.000
|
675.000
|
750.000
|
825.000
|
Air
|
450.000
|
525.000
|
600.000
|
675.000
|
750.000
|
825.000
|
Minyak Goreng
|
9.000.000
|
10.500.000
|
12.000.000
|
13.500.000
|
15.000.000
|
16.500.000
|
Bawang Putih
|
750.000
|
875.000
|
1.000.000
|
1.125.000
|
1.250.000
|
1.375.000
|
Ketumbar
|
450.000
|
525.000
|
600.000
|
675.000
|
750.000
|
825.000
|
Kemiri
|
||||||
TOTAL
|
12.600.000
|
14.700.000
|
16.800.000
|
18.900.000
|
21.000.000
|
23.100.000
|
3. Kapasitas Tenaga Kerja (2010-2015)
Jumlah Tenaga Kerja
|
Kapasitas Per Hari
|
Kapasitas Per Tahun
|
5
|
7
|
10.000
|
ASUMSI
:
Dalam
1 bulan terdapat 30 hari kerja
4. Penentuan Harga
Biaya
bahan
baku :
Rp. 3.400
Biaya
tenaga
kerja :
Rp. 2.000
Biaya
lain-lain :
Rp. 1.000
Harga
jual
produk : Rp. 6.500
*Keterangan: Untuk
saat ini, harga jual produk keripik bayam seharga Rp. 5.000/100 gr
5. Gaji dan Upah
No
|
Jenis Pekerjaan
|
Jumlah Karyawan
|
Jumlah Gaji / orang
(per bulan)
|
Total gaji
|
1 tahun
|
1.
|
Pemilik
|
1 orang
|
-
|
-
|
-
|
2.
|
Pemasaran
|
1 orang
|
100.000
|
100.000
|
1.200.000
|
3.
|
Penyediaan
|
1 orang
|
100.000
|
100.000
|
1.200.000
|
4.
|
Proses Awal
|
1 orang
|
80.000
|
80.000
|
960.000
|
5.
|
Proses Akhir
|
1 orang
|
80.000
|
80.000
|
960.000
|
Jumlah
|
5 orang
|
4.320.000
|
C. Struktur Organisasi
Tugas dan tanggung jawab pada
masing-masing bagian, yakni :
1) Pemilik + Keuangan : pemilik bertugas
dalam pengambilan keputusan, melakukan pengawasan dan menyusun anggaran
perusahaan sendiri, serta mencatat, mengatur, dan merencanakan masuknya uang
yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan, dan melakukan penyimpanan
arsip-arsip atau dokumen yang berhubungan dengan perusahaan itu sendiri.
2) Pemasaran : bertugas untuk
memperluas pangsa pasar dalam mempromosikan produk keripik bayam tersebut.
3) Produksi : bertugas untuk mengolah bahan
mentah menjadi produk keripik bayam yang siap dipasarkan. Tenaga kerja pada
bagian produksi terdiri atas :
·
Penyediaan
bahan baku : tenaga kerja pada bagian ini bertugas menyediakan bahan mentah dan
bahan penolong yang digunakan sebagai bahan olahan produk.
·
Proses
awal dan Pengolahan Bumbu: tenaga kerja pada bagian ini bertugas membersihkan
bayam, pengolahan bumbu dan adonan untuk keripik.
·
Proses
akhir dan Pengemasan : tenaga kerja pada bagian ini bertugas memproses setelah
keripik diberi bumbu dan adonan yang selanjutnya digoreng dan didinginkan
hingga minyaknya terpisah. Selain itu juga bertugas mengemas hasil dari keripik
yang telah digoreng.
BAB IV
ASPEK KEUANGAN
Aspek keuangan merupakan aspek yang
digunakan untuk menilai perusahaan secara keseluruhan dan merupakan suatu aspek
yang sangat penting untuk meneliti kelayakan suatu usaha. Oleh karena
itu, diperlukan perencanaan yang tepat agar perusahaan dapat melakukan
efisiensi yang selanjutnya dapat menghasilkan keuntungan yang
diharapkan. Penilaian aspek keuangan meliputi penilaian sumberdana yang
diperoleh, kebutuhan biaya investasi, estimasi pendapatan dan biaya investasi
selama beberapa periode termasuk jenis dan jumlah biaya yang
dikeluarkan selama umur investasi, proyeksi neraca, laporan rugi-laba dan arus
kas untuk beberapa periode kedepan, serta kriteria pemilihan investasi.
Maka pembahasan aspek keuangan
pada home industri Keripik Bayam adalah sebagai berikut:
A. Kebutuhan dana investasi
Untuk menandai suatu kegiatan investasi
maka diperlukan dana yang relatif besar. Dana tersebut dapat diperoleh dari
berbagai sumber dana yang ada, yaitu dari modal sendiri atau modal yang
berasal dari pinjaman pihak kedua. Sumber dana pada Industri
ini adalah modal sendiri yang dikeluarkan oleh pemilik yaitu sebesar
Rp. 2.500.000 yang kemudian digunakan sebagai modal awal untuk
memulai usaha.Modal tersebut tidak termasuk aktiva tetap berupa tanah dan
rumah yang dijadikan sebagai tempat usaha karena tanah dan rumah yang dijadikan
tempat usaha merupakan rumah pribadi pemilik usaha.
JENIS INVESTASI
|
Jumlah
|
HARGA (Rp.)
|
Kompor Gas 3kg
Sutil
Wajan
Peralatan lain
|
2
2
2
-
|
300.000
50.000
80.000
200.000
|
Jumlah
|
630.000
|
Penyusutan per
tahun 3% = 3% x Rp. 630.000 = Rp. 18.900
B. Biaya Pokok Produksi
Biaya Pembelian
Bahan Produk Keripik Bayam Tahun 2010-2015
Tahun
|
Total Penjualan
|
Harga (Rp.)
|
Jumlah (Rp.)
|
|
2010
|
10.000
|
3.400
|
34.000.000
|
|
2011
|
10.500
|
3.400
|
35.700.000
|
|
2012
|
11.000
|
3.400
|
37.400.000
|
|
2013
|
11.500
|
3.450
|
39.675.000
|
|
2014
|
12.000
|
3.450
|
41.400.000
|
|
2015
|
12.500
|
3.450
|
43.125.000
|
C. Biaya Tenaga Kerja
GAJI
|
TAHUN (Rp.)
|
|||||
2010
|
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
|
Pemasaran
|
1.200.000
|
1.200.000
|
1.200.000
|
1.300.000
|
1.300.000
|
1.300.000
|
Penyediaan
|
1.200.000
|
1.200.000
|
1.200.000
|
1.250.000
|
1.250.000
|
1.250.000
|
Proses Awal +
Pengolahan Bumbu
|
960.000
|
960.000
|
960.000
|
965.000
|
965.000
|
965.000
|
Proses Akhir +
Pengemasan
|
960.000
|
960.000
|
960.000
|
970.000
|
965.000
|
965.000
|
TOTAL
|
4.320.000
|
4.320.000
|
4.320.000
|
4.485.000
|
4.485.000
|
4.485.000
|
D.
Proyeksi
Pendapatan
Penjualan
Keripik Bayam Tahun 2010 – 2015
Tahun
|
Total Penjualan
|
Harga (Rp.)
|
Jumlah (Rp.)
|
2010
|
10.000
|
5.000
|
50.000.000
|
2011
|
10.500
|
5.000
|
52.500.000
|
2012
|
11.000
|
5.000
|
55.000.000
|
2013
|
11.500
|
5.000
|
57.500.000
|
2014
|
12.000
|
5.000
|
60.000.000
|
2015
|
12.500
|
5.000
|
62.500.000
|
E. Neraca
KETERANGAN
|
2010
|
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
Aktiva:
|
||||||
Kas
|
9.361.100
|
10.161.100
|
10.961.100
|
10.971.100
|
11.746.100
|
12.521.100
|
Aktiva Tetap
|
630.000
|
611.100
|
592.200
|
583.300
|
554.400
|
535.500
|
(Penyusutan)
|
18.900
|
18.900
|
18.900
|
18.900
|
18.900
|
18.900
|
Total Aktiva
|
9.972.200
|
10.753.300
|
11.534.400
|
11.535.500
|
12.281.600
|
13.037.700
|
Pasiva:
|
||||||
Laba Usaha
|
9.267.489
|
10.059.489
|
10.851.489
|
10.861.389
|
11.628.639
|
12.395.889
|
Modal
|
704.711
|
693.811
|
682.911
|
674.111
|
652.961
|
641.811
|
Total Pasiva
|
9.972.200
|
10.753.300
|
11.534.400
|
11.535.500
|
12.281.600
|
13.037.700
|
F.
Laporan
Laba Rugi
Keterangan
|
2010
|
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
|
Penjualan
|
50.000.000
|
52.500.000
|
55.000.000
|
57.500.000
|
60.000.000
|
62.500.000
|
|
HPP:
|
|||||||
B. Bahan Baku
|
34.000.000
|
35.700.000
|
37.400.000
|
39.675.000
|
41.400.000
|
43.125.000
|
|
B. Tenaga Kerja
|
4.320.000
|
4.320.000
|
4.320.000
|
4.485.000
|
4.485.000
|
4.485.000
|
|
Laba Kotor
|
11.680.000
|
12.480.000
|
13.280.000
|
13.340.000
|
14.115.000
|
14.890.000
|
|
B. Operasional:
|
|||||||
B. Listrik & Air
|
900.000
|
900.000
|
900.000
|
900.000
|
900.000
|
900.000
|
|
B. Telp
|
200.000
|
200.000
|
200.000
|
200.000
|
200.000
|
200.000
|
|
B. Penyusutan
|
18.900
|
18.900
|
18.900
|
18.900
|
18.900
|
18.900
|
|
B. Pemasaran
|
1.200.000
|
1.200.000
|
1.200.000
|
1.250.000
|
1.250.000
|
1.250.000
|
|
Laba Sebelum Pajak
|
9.361.100
|
10.161.100
|
10.961.100
|
10.971.100
|
11.746.100
|
12.521.100
|
|
Pajak 1%
|
93.611
|
101.611
|
109.611
|
109.711
|
117.461
|
125.211
|
|
Laba Bersih
|
9.267.489
|
10.059.489
|
10.851.489
|
10.861.389
|
11.628.639
|
12.395.889
|
G.
Arus
Kas
Keterangan
|
2010
|
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
Penerimaan Kas
|
||||||
Penjualan
|
50.000.000
|
52.500.000
|
55.000.000
|
57.500.000
|
60.000.000
|
62.500.000
|
Jumlah Penerimaan Kas
|
50.000.000
|
52.500.000
|
55.000.000
|
57.500.000
|
60.000.000
|
62.500.000
|
Pengeluaran Kas
|
||||||
HPP:
|
||||||
Biaya Bahan Baku
|
34.000.000
|
35.700.000
|
37.400.000
|
39.675.000
|
41.400.000
|
43.125.000
|
Biaya Tenaga Kerja
|
4.320.000
|
4.320.000
|
4.320.000
|
4.485.000
|
4.485.000
|
4.485.000
|
Biaya Operasional
|
1.118.900
|
1.118.900
|
1.118.900
|
1.118.900
|
1.118.900
|
1.118.900
|
Biaya Pemasaran
|
1.200.000
|
1.200.000
|
1.200.000
|
1.250.000
|
1.250.000
|
1.250.000
|
Jumlah Pengeluaran
Kas
|
40.638.900
|
42.338.900
|
44.038.900
|
46.528.900
|
48.253.900
|
49.978.900
|
Saldo Kas
|
9.361.100
|
10.161.100
|
10.961.100
|
10.971.100
|
11.746.100
|
12.521.100
|
H. Analisis Investasi
1.
Analisa BEP (Break Event Point)
Break Event Point dapat diartikan dimana
di dalam operasi perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi
(penghasilan = total biaya).
Untuk menghitung BEP, harus diketahui
terlebih dahulu biaya tetap dan biaya variabelnya.
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah
totalnya tetap tidak berubah dalam tingkatan output tertentu, tetapi untuk
setiap satuan produksi akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan produksi.
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah
totalnya akan naik turun sebanding dengan hasil produksi atau volume kegiatan
sedangkan untuk setiap satuan produksi akan tetap.
Dalam hal ini, biaya tetap yang
digunakan senilai dengan investasi yang dipakai yaitu sebesar Rp. 630.000,-. Sedangkan
untuk biaya variabel per unit dihitung berdasarkan tingkat penggunaan bahan
baku dan bahan penolong dari setiap produk keripik bayam.
·
BEP
dalam Unit
Biaya
tetap / (harga jual per unit – biaya variabel per unit)
630.000
/ (5.000 – 3.400)
630.000
/ 1.600
394
unit
·
BEP
dalam Rupiah
Biaya
tetap / {1 - (biaya variabel per unit / harga jual per unit)}
630.000
/ {1 - (3.400 / 5.000)
630.000
/ (1 – 0,68)
630.000
/ 0,32
Rp
1.968.750
2. Payback Period
Payback period adalah periode waktu yang
diperlukan untuk mengembalikan investasi pada proyek. Semakin pendek jangka
waktu kembalinya investasi, semakin baik suatu investasi.
Tahun
|
Proyek
|
Kumulatif
|
0
|
(630.000)
|
-
|
1
|
9.361.100
|
9.361.100
|
2
|
10.161.100
|
19.522.200
|
3
|
10.961.100
|
30.483.300
|
4
|
10.971.100
|
41.454.400
|
5
|
12.521.100
|
53.975.500
|
PP
|
=
|
2
|
+
|
630.000
|
-
|
9.361.100
|
53.975.500
|
-
|
9.361.100
|
||||
=
|
2
|
+
|
-8.731.100
|
|||
44.614.400
|
||||||
=
|
2
|
+
|
-0.1957014
|
|||
=
|
1,81
|
Jadi, payback periodenya
adalah 1,81 tahun atau 1 tahun 8 bulan.
Berdasarkan teori, hal ini masih terbilang menguntungkan atau tingkat
pengembalian investasi masih terjangkau. Tetapi jika dilihat secara kenyataan,
jangka waktu tersebut terbilang cukup lama bagi suatu usaha dan kurang
produktif.
3. Profitability Index
Profitability Index (PI) adalah
present value aliran kas masuk dibagi dengan present value aliran kas keluar.
Keputusan investasi adalah sebagai berikut ini.
PI
> 1 usulan investasi diterima
PI
< 1 usulan investasi
ditolak
Tahun
|
Proyek
|
PV, 10%
|
PV
|
Kumulatif
|
0
|
(630.000)
|
1
|
(630.000)
|
-
|
1
|
9.361.100
|
0.9091
|
8.510.176
|
8.510.176
|
2
|
10.161.100
|
0.8264
|
8.397.133
|
16.907.309
|
3
|
10.961.100
|
0.7513
|
8.235.074
|
25.142.383
|
4
|
10.971.100
|
0.6830
|
7.493.261
|
32.635.644
|
5
|
12.521.100
|
0.6209
|
7.774.350
|
40.409.994
|
PI
|
=
|
PV Cash in flow
|
PV Cash out flow
|
||
=
|
40.409.994
|
|
630.000
|
||
=
|
64,142847
|
Maka dengan nilai profitability index
sebesar 64,2 maka investasi ini dapat diterima.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ditinjau dari aspek pemasaran,
segmentasi pasar yang dituju produk dapat dikonsumsi seluruh kalangan
masyarakat, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Wilayah yang dituju untuk
industri ini pun belum cukup luas, sementara hanya meliputi daerah Kudus dan
Jepara.
Untuk peluang pasar sendiri dapat
terlihat dari Analisis SWOT, dimana masih jarang pesaing produk sejenis
sehingga usaha ini dapat bersaing dan mengutamakan kualitas serta rasa dari
produk. Bahan yang digunakan pun sama sekali tidak menggunakan bahan kimia atau
pengawet serta penyedap rasa instant. Oleh karena itu, diharapkan keripik ini mampu
menarik minat pasar serta dapat menggugah selera bagi masyarakat yang kurang
suka makan sayur menjadi suka, dengan mengkonsumsi keripik bayam ini.
Dari analisis keuangan, dapat dilihat
bahwa titik impas (penghasilan = total biaya) melalui perhitungan BEP (Break
Event Point) adalah sebanyak 394 bungkus. Dari hasil perhitungan analisis
payback periode ditemukan hasil sebesar 1 tahun 8 bulan untuk tingkat
pengembalian investasi. Sebenarnya secara teori cukup menguntungkan, tetapi
pada prakteknya jenis waktu tersebut terbilang lama dalam suatu usaha untuk
pengembalian tingkat investasi.
B. Saran
1. Kedepannya nanti keripik bayam ini perlu
adanya inovasi baik dari segi rasa, bentuk maupun kemasan, karena selera dari
konsumen seiring perubahan waktu pasti akan berubah.
2. Perlu adanya rincian biaya secara real
(untuk sekarang masih sekedar ramalan) agar diketahui indeks pengembalian
investasi dan keuntungan secara detail sehingga bisa ditarik kesimpulan apakah
usaha ini menguntungkan atau tidak.
numpang promote ya min ^^
ReplyDeletebuat kamu yang lagi bosan dan ingin mengisi waktu luang dengan menambah penghasilan yuk gabung di di situs kami www.fanspoker.com
kesempatan menang lebih besar yakin ngak nyesel deh ^^,di tunggu ya.
|| WA : +855964283802 || LINE : +855964283802 ||