KRIPIK SINGKONG
MAKALAH
INDIVIDU
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Studi Kelayakan Bisnis
Dosen Pengampu : Danang kurniawan,
SE, MM
Disusun
oleh :
M NUR KHAMBALI (212466)
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM NEGERI (STAIN) KUDUS
JURUSAN SYARI’AH / MBS
TAHUN 2015
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa
ini kebutuhan akan makanan yang bervariasi dan juga bernilai gizi tinggi telah
mengalami peningkatan. Potensi salah satu komoditas pangan yang patut
dipertimbangkan untuk memenuhi kebutuhan ini adalah umbi-umbian seperti singkong.
Selama ini, di daerah-daerah pedesaan, para petani hanya menjual singkong
secara langsung tanpa mengalami proses pengolahan terlebih dahulu. Sehingga
harga jualnya sangat rendah dan tidak bisa memberikan pendapatan lebih bagi
para petani.
Dengan
mengetahui pemanfaatan dan produk-produk apa saja yang dapat dihasilkan dari
singkong tentu akan mendorong dan memotivasi petani untuk memanfaatkan hasil
pertaniannya agar memperoleh penghasilan yang lebih tinggi. Singkong dapat
diolah menjadi berbagai jenis makanan yang enak dan juga bernilai gizi tinggi.
Banyaknya produk olahan dari singkong menjadi alasan utama mengapa singkong
perlu dikembangkan dalam pengolahannya. Dipilihnya singkong juga sangat tepat
mengingat manfaat dan kegunaan singkong cukup luas, terutama untuk industri
makanan. Banyaknya manfaat dan kegunaan dari singkong memungkinkan singkong
lebih ditumbuhkembangkan di daerah - daerah sentra produksi singkong. Berbagai
jenis produk olahan langsung terdiri dari produk olahan kering (misalnya
keripik singkong dan kerupuk singkong) dan produk olahan semi basah (contohnya
tape, getuk dan makanan tradisional lainnya).
Dari
berbagai jenis makanan tersebut keripik singkong merupakan produk yang cocok
untuk kalangan petani, selain proses pembuatannya yang cukup mudah, keripik
singkong merupakan makanan ringan yang sudah tidak asing lagi bagi sebagian
besar penduduk Indonesia. Bahkan keripik singkong menjadi ikon makanan khas
Indonesia yang sangat digemari oleh semua lapisan masyarakat. Hal ini dapat
kita lihat dengan semakin banyaknya usaha kecil menengah yang memproduksi
keripik singkong.
Apabila
ditinjau dari aspek ekonomis usaha pembuatan keripik singkong mempunyai prospek
yang menggembirakan. Karena dengan harga yang sangat terjangkau konsumen bisa
menikmati keripik singkong yang renyah, gurih, dan nikmat. Seiring dengan
popularitas dan memasyarakatnya kripik singkong sebagai makanan ringan yang
lezat dan bernilai gizi tinggi, maka permintaan konsumen dan pasar terhadap kripik
singkong di berbagai daerah terus meningkat.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana kriteria singkong yang baik
untuk bahan makanan?
2. Bagaimana cara pembuatan keripik
singkong?
3. Bagaimana perbandingan keuntungan antara
penjualan singkong secara langsung dengan penjualan singkong sebagai keripik?
C. Tujuan
1.
Mengetahui
kriteria singkong yang baik untuk bahan makanan.
2.
Mengetahui
cara pembuatan keripik singkong.
3.
Mengetahui
perbandingan keuntungan antara penjualan singkong secara langsung dengan penjualan
singkong sebagai keripik.
II. PEMBAHASAN
A. Kriteria Singkong Yang Baik Untuk Bahan
Makanan
Singkong lebih dikenal sebagai ketela
pohon atau ubi kayu. Secara keseluruhan tumbuhan ini telah dimanfaatkan, baik
daun maupun akarnya. Bagian akar disebut juga umbi, dengan dagingnya berwarna
putih atau kekuning-kuningan bila dalam keadaan segar. Umbi singkong tidak
tahan disimpan lama tanpa perlakuan khusus setelah dipanen kurang lebih selama
dua hari. Pada saat itu, singkong telah mengandung racun yang ditandai oleh perubahan
warna daging buahnya menjadi biru gelap. Racun itu adalah asam sianida.
Ada beberapa jenis singkong yang
dikembangkan di Indonesia. Jenis atau varietas singkong digolongkan berdasarkan
kadar asam sianida yang dikandungnya. Ada jenis singkong manis dan singkong
pahit. Singkong manis dapat digunakan langsung karena mempunyai kadar asam
sianida relatif rendah. Yakni kadarnya di bawah 40 mg asam sianida per kilogram
(kg) umbi yang masih segar. Kadar sianida di bawah 40 mg dapat hilang ketika
singkong dibilas air atau dimasak sampai matang, sehingga tetap menjadikan umbi
singkong tidak dapat dikonsumsi secara langsung dalam keadaan mentah. Untuk
kelompok singkong manis, diantaranya gading, adira I, mangi, betawi, metega,
randu ranting, dan kaliki. Jenis singkong pahit mempunyai kadar asam sianida di
atas 50 mg/kg umbi segar. Umumnya digunakan untuk keperluan industri,
seperti industri tapioka. Golongan singkong pahit adalah basiorao, adira
IV, muara, tapikuru, bogor, adira II, dan SPP. Berdasarkan penelitian beberapa
ahli, dikatakan bahwa semakin tinggi kadar asam sianida dalam umbi, maka
rasanya akan semakin pahit. Beberapa cara telah diterapkan untuk mengurangi
senyawa racun itu, seperti perebusan, pemanasan, pengukusan, pencucian, dan
pengeringan. Cara pencucian tergolong efektif untuk mengurangi racun
sianida karena asam sianida mudah terlepas ke dalam air rendaman.
Sementara cara pengeringan dapat menguapkan senyawa beracun tersebut.
Hal terpenting untuk diperhatikan dalam
menghidangkan aneka macam makanan dari bahan singkong yang aman dari racun ini
adalah memilih umbi singkong dari jenis singkong manis dan melakukan proses
pencucian seperti yang dianjurkan. Kadar asam sianida yang rendah di bawah 40
mg/kg umbi segar relatif aman, tidak membahayakan kesehatan, dan berasa manis.
Karena itu, apabila mengkonsumsi umbi singkong dan beberapa jenis umbi - umbi
lain yang mengandung sianida, sebaiknya memilih jenis umbi yang memiliki kadar
asam sianida rendah dan masih dalam keadaan segar serta memperhatikan cara
pengolahan untuk menghilangkan racunnya.
B. Pembuatan Keripik Singkong
Pembuatan keripik singkong sangat
sederhana dan tidak dibutuhkan keahlian khusus, tetapi perlu diperhatikan dalam
memilih singkong dan teknik pembuatannya. Apabila menggunakan bahan singkong
yang berkualitas baik dan juga teknik pembuatan yang baik, maka akan
menghasilkan keripik singkong yang enak dan renyah. Singkong yang baik untuk
keripik adalah singkong yang masih muda yang berumur sekitar 3 bulan,tidak
memiliki banyak serat, dan diolah ketika singkong masih dalam keadaan segar.
Bahan-bahan yang diperlukan dalam
pembuatan keripik singkong adalah singkong, garam, bawang putih, air kapur
sirih, air dan minyak goreng. Tahap-tahap pembuatan keripik singkong adalah
sebagai berikut:
1. Langkah awal pembuatan keripik singkong
diawali dari memanen singkong yang sudah berumur sekitar 3 bulan. Dipilih
singkong yang tidak terlalu tua, karena biasanya singkong yang tua cenderung
lebih keras dibandingkan singkong yang muda.
2.
Singkong
yang sudah dipanen lalu dibersihkan dari kulit arinya,pembersihan ini
dilakukan hingga tidak ada lagi kulit ari yang tersisa kemudian dicuci hingga
bersih. Jika sudah di cuci dengan bersih, singkong tersebut di iris - iris.
Pengirisan bisa dilakukan dengan dua cara yaitu vertikal dan horizontal,
menurut selera dan nilai jualnya. Irisan harus tipis dan rata agar tidak keras.
3.
Bawang
putih dan garam dihaluskan,kemudian dimasukkan ke dalam air, dan ditambahkan
sedikit air kapur sirih.
4.
Kemudian
irisan singkong dimasukkan ke dalam air yang sudah dibumbui lalu direndam (
sekitar setengah jam atau semalaman agar bumbunya meresap). Setelah itu
ditiriskan, singkong yang telah direndam tersebut dikeringkan hingga benar -
benar kering tanpa terkena sinar matahari secara langsung.
5.
Setelah
singkong selesai dibersihkan dan diiris, kemudian masuk ke tahap penggorengan.
Di saat menggoreng singkong, harus selalu dilakukan pengecekan agar tidak
lengket satu sama yang lain. Dan dipastikan minyak untuk menggoreng singkong
dalam keadaan cukup panas.
6.
Setelah
keripik matang (bagian tepi irisan singkong bewarna kecoklatan), keripik
singkong ditiriskan, selanjutnya keripik siap masuk ketahap berikutnya yaitu
proses penimbangan dan pengemasan. Dalam proses ini tidak boleh sembarangan
mengemasnya, harus dilakukan dengan teliti agar kemasan tertutup dengan benar.
C. Perbandingan Keuntungan Antara Penjualan
Singkong Secara Langsung Dengan Penjualan Singkong Sebagai Keripik
Dalam berwirausaha tujuan yang paling
utama ialah memperoleh keuntungan. Untuk menanam singkong, rata-rata petani
mengeluarkan modal kerja sekitar Rp 500.000,00 per hektar per musim tanam.
Setelah 9 bulan sampai 1 tahun, mereka akan panen sekitar 10 ton singkong
segar. Kalau disaat panen harga singkong Rp 500,00 per kg, petani akan
memperoleh pemasukan sebesar Rp 5.000.000,00. Keuntungan mereka sebesar 900%
dari modal kerja dalam kurun waktu 1 tahun. Sebuah prosentase keuntungan yang
cukup baik. Pendapatan mereka dari singkong memang sangat besar prosentasenya,
namun secara nominal petani singkong tidak akan dapat hidup dari komoditas
tersebut. Itulah sebabnya harus ada suatu pemanfaatan singkong menjadi produk
dengan nilai jual yang lebih tinggi, salah satunya adalah dengan membuat
usaha keripik singkong.
Dalam usaha keripik singkong, selain menggunakan
singkong sebagai bahan utamanya juga diperlukan alat - alat dan bahan yang lain
dalam proses pembuatannya. Sehingga selain modal awal penanaman singkong, juga
diperlukan biaya produksi. Berikut ini adalah biaya yang diperlukan dalam
proses pembuatan keripik dengan asumsi singkong yang digunakan sebesar 500 kg
per produksinya.
a. Peralatan
yang digunakan untuk produksi.
No
|
Jenis Alat
|
Jumlah (Unit)
|
Harga (Rp/unit)
|
Usia Usaha (th)
|
1
|
Penggorengan
|
2
|
50.000
|
5
|
2
|
Pisau
|
10
|
10.000
|
5
|
3
|
Kompor gas
|
2
|
200.000
|
5
|
4
|
Sarung tangan
|
2
|
5.000
|
1
|
5
|
Plastik
|
20
|
5.000
|
-
|
b. Bahan
baku yang digunakan dalam sekali proses produksi.
No
|
Nama bahan baku
|
Jumlah (kg)
|
Harga (Rp)
|
1
|
Garam
|
10
|
1.000/kg
|
2
|
Bawang putih
|
10
|
15.000/kg
|
3
|
Minyak goreng
|
100
|
7 .000/kg
|
4
|
Kapur sirih
|
4
|
20.000/L
|
c. Jumlah
tenaga kerja yang digunakan dalam usaha.
No
|
Jumlah tenaga kerja
|
|||
TKDK
|
TKLK
|
|||
Pria
|
Wanita
|
Pria
|
Wanita
|
|
3
|
-
|
4
|
2
|
Keterangan
:
TKDK : Tenaga kerja dalam keluarga
TKLK
: Tenaga kerja luar keluarga
Upah
tenaga kerja :
Pria :
Rp. 30.000/ HKP
Wanita : Rp. 30.000/HKP
Jam kerja : 4-6 jam/hari
d.
Harga hasil produksi.
No
|
Satuan
|
Harga(Rp)
|
1
|
1
|
5. 000
|
D. Analisis usaha
Diasumsikan dalam satu kali proses
produksi rata - rata dihasilkan 1000 bungkus keripik dengan harga produk
Rp 5.000,00 per bungkus. Pembayaran upah tenaga kerja dilakukan setiap
pekerjaan selesai dilakukan. Perhitungan biaya produksi dan keuntungannya
adalah sebagai berikut :
1.
Biaya Variabel
Jumlah
|
@ (Rp)
|
Total (Rp)
|
|
TLKL
|
4
|
35.000
|
140.000
|
Bawang putih
|
10 kg
|
15.000
|
150.000
|
Garam
|
10 kg
|
1.000
|
10.000
|
Minyak goreng
|
100 kg
|
7.000
|
700.000
|
Plastik
|
10 pack
|
5.000
|
50.000
|
Kapur sirih
|
4 kg
|
20.000
|
80.000
|
Total
|
1.130.000
|
2. Biaya Tetap
Nama Alat
|
Jumlah
|
@ (Rp)
|
Umur Ekonomis
|
Total (Rp) setelah Penyusutan per tahun
|
Kompor gas
|
2 buah
|
200.000
|
5
|
400.000
|
Penggorengan
|
2 buah
|
50.000
|
5
|
10.0000
|
Sarung tangan
|
2 buah
|
5.000
|
1
|
100.00
|
Pisau
|
10 buah
|
10.000
|
4
|
100.000
|
TKDK
|
4
|
35.000
|
-
|
140.000
|
Total
|
750.000
|
3. Total Biaya
Total biaya = Biaya variabel + Biaya
tetap
= Rp 1.130.000,00 + Rp
750.000,00
= Rp 1.880.000,00
4.
Penerimaan Kotor
Penerimaan
Kotor = Jumlah produksi x Harga produksi
= 1000 x Rp 5.000
= Rp 5.000.000,00
5. Pendapatan Bersih
Pendapatan Bersih = Penerimaan kotor –
Total biaya
= Rp 5 000.000,00 –
Rp 1.880.000,00
= Rp 3.120. 000,00
6. Pendapatan Keluarga
Pendapatan
Keluarga = Pendapatan bersih + Biaya tetap
= Rp
3.120.000,00 + Rp 750.000,00
= Rp 3.870.000,00
Keuntungan dari hasil produksi tersebut
dapat digunakan untuk pengembangan usaha tani selanjutnya karena dari
keuntungan yang diperoleh, setelah dapat mencukupi kebutuhan hidup masih ada
uang yang tersisa yang dapat digunakan untuk pengembangan usaha tani
selanjutnya. Dengan asumsi bahan baku singkong yang digunakan dalam
proses produksi sebesar 500 kg diperoleh keuntungan sekitar Rp 3.120.000,00.
Sehingga jika 1 hektar tanah dapat menghasilkan 10 ton singkong, maka
keuntungannya adalah Rp 62.400.000,00. Dengan usaha keripik ini, tentu akan
diperoleh keuntungan yang lebih besar yang dapat meningkatkan penghasilan
petani dibandingkan jika hanya menjual singkong secara
langsung.
III.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Singkong yang baik untuk digunakan
sebagai bahan makanan adalah singkong manis, karena memiliki kadar asam sianida
yang relatif rendah sehingga tidak beracun jika dikonsumsi. Selain itu juga
harus diperhatikan dalam cara pengolahannya serta memilih singkong yang masih
segar untuk dijadikan bahan makanan.
Singkong dapat diolah menjadi berbagai
macam makanan, salah satunya adalah keripik singkong. Dalam proses pembuatan
keripik, ada beberapa tahap yang harus dilakukan yaitu pemilihan,
pencucian, pemotongan, penggorengan, dan pengemasan.
Dalam membuat suatu usaha, tujuan yang
paling utama adalah memperoleh keuntungan. Dengan mengolah singkong menjadi
keripik, akan diperoleh keuntungan yang lebih besar daripada menjual singkong
secara langsung tanpa proses pengolahan. Dalam pembuatan usaha ini, diperlukan
modal yang lebih besar, namun keuntungan yang diperoleh juga lebih besar, dan
dari keuntungan tersebut, selain dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
hidup, juga dapat digunakan untuk modal usaha selanjutnya. Sehingga dengan
usaha keripik singkong ini penghasilan petani akan meningkat.
B. Saran
Kita harus memahami peluang-peluang
usaha yang ada disekitar. Dalam dunia agraris tentu banyak sekali hasil
pertanian yang dapat diolah menjadi produk lain yang memiliki nilai jual yang
lebih tinggi. Sehingga dengan mengetahui cara pemanfaatan dari suatu hasil
pertanian, kemudian menerapkannya dalam suatu usaha, akan diperoleh keuntungan
yang lebih besar dan dapat meningkatkan pe nghasilan.
numpang promote ya min ^^
ReplyDeletebuat kamu yang lagi bosan dan ingin mengisi waktu luang dengan menambah penghasilan yuk gabung di di situs kami www.fanspoker.com
kesempatan menang lebih besar yakin ngak nyesel deh ^^,di tunggu ya.
|| WA : +855964283802 || LINE : +855964283802 ||