USAHA KERIPIK BAYAM
Makalah
Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Studi
Kelayakan Bisnis
Dosen Pengampu : Danang Kurniawan, SE, MM

Disusun Oleh:
Naim Muthohar (212443)
![]() |
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN SYARI’AH / MBS
TAHUN 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Negara ini memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah, baik
kekayaan fauna maupun kekayaan floranya. Tidak salah lagi bahwa di Indonesia
terdapat banyak tumbuhan yang beraneka ragam lengkap dengan ciri khasnya
masing-masing. Hal ini dikarenakan Indonesia dilalui oleh garis khatulistiwa
yang berdampak pada iklimnya, yaitu tropis dan banyaknya gunung berapi yang
masih aktif, menghasilkan tanah yang unsur hara, sehingga tanahnya subur dan
cocok untuk berbagai macam jenis tanaman.
Berbicara mengenai sayuran, terutama bayam, tumbuh amat
melimpah hampir di seluruh wilayah Indonesia. Tanaman ini mudah sekali untuk
tumbuhnya karena dipengaruhi oleh kondisi iklim dari negara ini. Dan masyarakat
biasanya memanfaatkannya sebagai bahan makanan, seperti diolah menjadi sayur
bening, sayur bayam atau biasa dikenal dengan sayur kunci.
Kandungan gizi dan vitaminnya sangat banyak, khususnya bagi
anak-anak yang sangat memerlukan gizi dan vitamin untuk pertumbuhan.
Kandungannya terdiri dari protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan
serat. Kandungan gizi bayam yang kaya akan nutrisi juga dapat menurunkan
kolesterol, gula darah, menurunkan tekanan darah dan melancarkan peredaran
darah serta dapat mencegah kanker usus, diabetes dan gagal ginjal.
Akan tetapi, bagi sebagian orang terutama anak-anak pastinya
akan bosan dengan olahan dari sayur bayam yang hanya sebagai sayuran saja. Maka
dari itu diperlukan solusi untuk mengubah anggapan dari orang-orang bahwa sayur
bayam bisa diolah menjadi cemilan yang enak.
Untuk itu peneliti tertarik mengembangkan sayur bayam
menjadi keripik bayam yang dicampur dengan bumbu-bumbu tetapi tidak
menghilangkan rasa khas dari bayam, sehingga rasanya akan membuat orang
tertarik untuk mencoba mengkonsumsinya.
B. Rumusan
Masalah
Setelah
penulis menjelaskan uraian dalam latar belakang, maka dapat menarik suatu
rumusan masalah yaitu :
1. Apa saja
jenis produk inovatif yang dapat dihasilkan dari tanaman bayam (Amaranthus
spp)?
2.
Apakah ada
peluang usaha yang dihasilkan dari produk Keripik Bayam?
3.
Berapa besar tingkat produksi dan penjualan yang dihasilkan dari
pembuatan Keripik Bayam?
C. Tujuan
Program
Setiap
usaha yang dilakukan tidak dapat terlepas dari tujuan yang ingin dicapai.
Penelitian ini mempunyai beberapa tujuan, sebagai berikut:
1. Membuat produk inovatif dari tanaman
bayam (Amaranthus spp).
2. Mengetahui peluang usaha dari produk
Keripik Bayam (Amaranthus spp).
3. Mengetahui tingkat produksi dan
penjualan yang dihasilkan dari produk Keripik Bayam.
D. Luaran
Yang Diharapkan
Menciptakan suatu produk yang inovatif dimana memiliki
bentuk yang menarik dan rasa yang enak sehingga masyarakat akan membuat orang
yang sebelumnya tidak senang mengkonsumsi sayuran akan menjadi tertarik untuk
mencobanya.
E. Kegunaan
Program
1.
Meningkatkan kreativitas dan daya inovasi yang tinggi bagi mahasiswa.
2.
Membuka wawasan dan ketrampilan mahasiswa dalam wirausaha sehingga mampu
bersaing dalam pasar bebas yang ada saat ini.
3.
Memberi kontribusi bagi pemerintah dalam mengatasi masalah pengangguran
yang sering menjadi faktor utama dalam kriminalitas.
4.
Mengubah
pandangan masyarakat tentang kegunaan dari sayur bayam, yang biasanya hanya
bisa diolah menjadi sayuran saja, ternyata dapat dilakukan inovasi dengan
memprosesnya menjadi keripik bayam.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
KAJIAN
PUSTAKA
1. Pengertian Tanaman Bayam
Bayam (Amaranthus spp.) merupakan tumbuhan yang biasa ditanam untuk dikonsumsi
daunnya sebagai sayuran hijau. Tumbuhan ini
berasal dari Amerika tropik namun sekarang tersebar ke
seluruh dunia. Tumbuhan ini dikenal sebagai sayuran sumber zat besi yang penting.
Bayam
sebagai sayur hanya umum dikenal di Asia Timur dan Asia Tenggara, sehingga disebut dalam bahasa Inggris sebagai Chinese amaranth. Di
Indonesia dan Malaysia, bayam sering disalahartikan menjadi "spinach"
dalam bahasa Inggris (mungkin sebagai akibat
penerjemahan yang dalam film kartun Popeye), padahal nama itu mengacu ke jenis
sayuran daun lain Bayam (Spinacia).
2. Jenis-Jenis
Tanaman Bayam
Di tingkat konsumen, dikenal dua macam bayam sayur: bayam
petik dan bayam cabut. Bayam petik berdaun lebar dan tumbuh tegak
besar (hingga dua meter) dan daun mudanya dimakan terutama sebagai lalapan (misalnya pada pecel, gado-gado), urap, serta digoreng setelah dibalur tepung. Daun bayam cabut berukuran lebih
kecil dan ditanam untuk waktu singkat (paling lama 25 hari), lebih cocok untuk
dibuat sup encer seperti sayur
bayam
dan sayur
bobor.
Bayam petik biasanya berasal dari jenis A. hybridus (bayam
kakap)
dan bayam cabut terutama diambil dari A. tricolor. Jenis-jenis lainnya
yang juga dimanfaatkan adalah A. spinosus (bayam duri) dan A. blitum
(bayam kotok).
Kandungan besi pada bayam relatif lebih tinggi daripada
sayuran daun lain (besi merupakan penyusun sitokrom, protein yang terlibat dalam fotosintesis) sehingga berguna bagi penderita anemia.
Beberapa kultivar A. tricolor memiliki daun berwarna
merah atau putih dan dipakai sebagai tanaman hias, meskipun dapat pula disayur.
Jenis tanaman hias lainnya adalah A. caudatus karena tandan bunganya
berwarna merah panjang menggantung seperti ekor. Di tempat asalnya, bayam
dimanfaatkan bijinya (bayam biji) sebagai sumber karbohidrat. Biji ini sekarang juga populer
sebagai makanan diet karena tidak menyebabkan kegemukan.
3. Kandungan
Gizi Bayam dan Manfaat Mengkonsumsinya
Kandungan
gizi bayam tentu saja hanya akan didapat oleh tubuh ketika kita dengan rutin
mengkonsumsinya. Menyukai bayam tidaklah salah. Dengan mengkonsumsi bayam
ternyata banyak manfaat yang dapat kita ambil bagi kesehatan kita. Daun bayam
sangat baik bagi kesehatan ginjal dan organ pencernaan karena bayam kaya akan
serat sehingga dapat mengatasi sembelit dan melancarkan buang air besar.
Kandungan
gizi bayam yang kaya akan nutrisi juga dapat menurunkan kolesterol, gula darah,
menurunkan tekanan darah dan melancarkan peredaran darah serta dapat mencegah
kanker usus, diabetes dan gagal ginjal.
C.
MEKANISME
DAN RANCANGAN AKTIVITAS
1.
Mekanisme
Aktivitas
a). Analisis Produk.
Produk yang di tawarkan
dalam usaha kami, berupa keripik yang
terbuat dari sayur bayam dengan karakteristik produk
kami yang kreatif dan inovatif. Keunggulan produk kami
dibanding dengan produk lain di pasaran
adalah :
·
Tanpa
mengandung bahan pengawet, pemanis, pewarna.
·
Daya
tahan keripik untuk disimpan dalam waktu lama.
·
Terbuat dari
bahan-bahan yang berkualitas.
b).
Strategi Harga.
Strategi harga kami lakukan berdasarkan harga pasar,
harga produk yang ditetapkan adalah dibawah harga pasar, atau dengan kata lain
harga produk kami lebih rendah bila dibandingkan dengan pesaing kripik lainnya,
tetapi kualitas produk tetap bagus agar dapat mencakup seluruh elemen
masyarakat. Dan memberikan diskon bagi pelanggan yang membeli dalam jumlah
banyak.
c).
Strategi Distribusi dan Promosi
Dalam rangka memperluas daerah pemasaran, maka akan
digunakan beberapa distributor dan agen untuk memasarkan produk khususnya di
kampus, sekolah, warung atau toko di perumahan dan kantor di Kota Surabaya.
Selain itu diharapkan distribusi tersebut dapat memperluas daerah pemasaran.
Sementara pemasaran akan dilakukan di sekitar tempat usaha. Selain itu akan ada
sistem layan antar bagi konsumen yang berada di daerah lain (di luar Kota
Surabaya) dan dikenai beban ongkos kirim yang disesuaikan dengan lokasi/daerah
pemesan. Dengan adanya sistem layan antar ini diharapkan akan memberikan
kemudahan dan kepuasan bagi konsumen. Sistem pembayaran yang akan kami lakukan
sebagai berikut:
·
Pembayaran
dimuka yaitu pembayaran kontan untuk pemesanan produk yang tidak diambil
langsung (melalui rekening bank).
· Pembayaran kontan yakni pembayaran
lunas terhadap produk yang diambil pada saat itu.
d).
Analisis Pasar.
a.
Profil Konsumen
Target profil konsumen kami adalah seluruh lapisan
masyarakat dari semua kalangan, yang terdiri dari anak-anak, remaja, dan
dewasa.
b.
Pesaing dan Peluang Pasar
(1). Potensi dan
Segmentasi
Dikawasan Surabaya dan sekitarnya
masih jarang yang menjual olahan dari sayur bayam menjadi keripik, meskipun
terdapat beberapa usaha yang sejenis dengan kami tetapi mereka pada umumnya
hanya memproduksi jika ada pesanan saja.
Dengan situasi persaingan yang
demikian itu, kami melihat bahwa kesempatan bagi usaha kami untuk berkembang
masih terbuka lebar dan membuat kami semakin mantap untuk memulai usaha ini.
(2). Strategi
Pemasaran
Ø Produk
§ Menggunakan bayam alami (tanpa
pengawet).
§ Tanpa penyedap rasa dan pewarna.
§ Proses pembuatannya secara
tradisional.
Ø Harga
§ Harga kripik bayam (100 gr) Rp 5.000
Ø Media
promosi
§ Dari mulut ke mulut.
§ Melalui brosur / selebaran.
§ Menggunakan media online, seperti blog, twitter, facebook.
2.
Metodologi
Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan program ini, kami menerapkan
beberapa metode, yaitu :
1. Survei Lokasi
Survei dilakukan pada tempat usaha
dan peluang usaha untuk mengetahui respon masyarakat demi kemajuan usaha
2. Survei Pasar
Kami
melakukan survei guna mengetahui peluang pasar di daerah wilayah kami, serta
melihat pesaing yang ada.
3. Persiapan
Proses
ini dimulai setelah selesainya survei lokasi usaha serta pasar. Dalam persiapan ini kami menyiapkan
tempat serta produk-produk yang akan kami jual.
4. Pembuatan Sampel
Memproduksi dalam jumlah terbatas
dengan tujuan untuk memperkenalkan produk sebelum siap dipasarkan ke
masyarakat.
· 50 gr daun bayam, rebus, iris halus.
· 250 gr tepung terigu.
· air.
· minyak untuk menggoreng.
Bumbu
halus yang digunakan :
·
4 siung
bawang putih dipotong halus
·
1 sdt
garam
·
1 sendok
teh ketumbar
·
3 butir
kemiri dirajang halus
Cara
Membuat Keripik Bayam :
·
Cuci bersih
daun bayam satu per satu, buka lembarannya dan keringkan.
·
Bahan
bumbu dicuci bersih lalu ditumbuk sampai halus.
·
Sediakan
piring ceper lalu campurkan tepung, bumbu dan larutkan dengan air.
·
Aduk
sampai membentuk adonan, kalau bisa jangan terlalu encer. Lalu panaskan wajan
dengan api sedang setelah sebelumnya diberi minyak goreng.
·
Tunggu
sampai minyak panas.
·
Dengan
capitan celupkan satu per satu bayam ke dalam adonan tepung dan goreng hingga
kecoklatan dan kering.
·
Angin-anginkan,
bayam siap dimasukkan ke dalam plastik.
D.
JUMLAH
TENAGA KERJA
Industri manisan dan sirup belimbing wuluh ini memiliki
tenaga kerja sebanyak 5 orang dengan spesialisasi pekerjaan sebagai berikut :
No
|
Spesialisasi
pekerjaan
|
Jumlah
|
1.
|
Pemilik + Keuangan
|
1 orang
|
2.
|
Pemasaran
|
1 orang
|
3.
|
Penyediaan Bahan Baku
|
1 orang
|
4.
|
Proses Awal + Pengolahan Bumbu
|
1 orang
|
5.
|
Proses Akhir + Pengemasan
|
1 orang
|
E.
ANALISIS
SWOT
1.
Strength (Kekuatan) :
·
Jarangnya usaha
sejenis.
·
Modal untuk
memulai usaha kecil.
·
Bahan baku
banyak tersedia di Surabaya.
·
Tempat produksi
di Surabaya.
· Bayam tidak
mengenal kondisi cuaca.
2.
Weakness (Kelemahan) :
·
Jumlah tenaga
produksi terbatas.
·
Produk tidak
tahan terlalu lama jika tidak ditaruh di lemari es karena tanpa pengawet.
3.
Opportunity (Peluang) :
·
Dapat dengan
mudah memasuki target pasar, karena masih jarang usaha kripik bayam ini di wilayah
Surabaya.
·
Produk baru.
·
Keunggulan
produk kripik bayam ini, tanpa menggunakan bumbu-bumbu instant sehingga cita
rasanya sangat khas.
· Harga kripik
bayam ini tidak begitu menguras kantong, sehingga bisa dinikmati oleh semua orang.
4.
Threaths (Ancaman) :
·
Timbul usaha
yang sejenis dengan bahan baku berbeda.
·
Jaringan
pemasaran yang belum luas.
·
Perubahan selera konsumen.
·
Kesediaan bahan
baku yang terbatas (tidak mencukupi permintaan)
F.
ASPEK
PEMASARAN
Gambaran mengenai aspek pemasaran
secara menyeluruh yang mencakup prospek pemasaran, strategi maupun indikator
ekonomi yang akan mendasari analisis pangsa pasar secara langsung yang dapat
mempengaruhi keberhasilan usaha khususnya rencana untuk menambah jumlah
produksi produk yang tentu akan mempengaruhi aspek pemasaran, yaitu semakin
meluasnya pangsa pasar akan produk tersebut.
1. Perkiraan Jumlah Permintaan
Produksi 10 ikat bayam dalam 1 hari
menghasilkan 30 bungkus dan untuk 1 bulannya mencapai 900 bungkus. Untuk itu
jumlah permintaan nyata kami perkirakan 80% dari jumlah produksi tiap bulan,
dengan asumsi bahwa produk tidak langsung habis dibeli dalam 1 bulan.
2. Perkiraan Jumlah Penjualan
Data Penjualan Keripik Bayam
Tahun
|
Y (Unit)
|
X
|
XY
|
X2
|
2010
2011
2012
|
10.000
10.500
11.000
|
-1
0
1
|
-10.000
0
11.000
|
1
0
1
|
TOTAL
|
31.500
|
1.000
|
2
|
Perkiraan jumlah penjualan Keripik
Bayam setiap tahunnya menggunakan cost
square dimana :
Y
: prediksi penjualan
X
: waktu penjualan (tahun)
Persamaan:
Y = a + bx
Y
= 10.500 + 500 (X)
Perkiraan
jumlah penjualan selama 3 tahun ke depan (2013 – 2015)
Tahun 2013 : 10.500 + 500 (2) = 11.500
Tahun
2014 : 10.500 + 500 (3) = 12.000
Tahun
2015 : 10.500 + 500 (4) = 12.500
G.
ASPEK
OPERASIONAL
1. Gambaran Umum
Dalam
memproduksi keripik bayam diperlukan beberapa tahapan proses produksi mulai
dari persiapan bahan-bahan mentah sampai produk jadi. Bahan baku keripik bayam
utamanya adalah sayur bayam, garam, air, dan tepung terigu. Di samping bahan
utama, juga ada beberapa bahan pendukung yaitu bawang putih, ketumbar, kemiri
dan minyak goreng.
2. Perencanaan pelaksanaan produksi
a. Perhitungan Bahan Baku dan Bahan Penolong dalam unit.
No
|
Bahan Baku + Penolong
|
Harga
|
Harga Per unit
|
1
|
Sayur Bayam
|
2.000/ikat
|
500
|
2
|
Garam
|
1.500/1 kg
|
150
|
3
|
Air
|
750/5 liter
|
150
|
4
|
Minyak Goreng
|
6.000/liter
|
2.000
|
6
|
Bawang Putih
|
10.000/kg
|
250
|
7
|
Ketumbar
|
5.000/gr
|
150
|
8
|
Kemiri
|
2.000/sachset
|
100
|
TOTAL
|
3.400
|
a. Kebutuhan Bahan Baku dan Bahan Penolong per Tahun (rupiah).
Bahan
Baku
|
2010
|
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
Sayur
Bayam
|
1.500.000
|
1.750.000
|
2.000.000
|
2.250.000
|
2.500.000
|
2.750.000
|
Garam
|
450.000
|
525.000
|
600.000
|
675.000
|
750.000
|
825.000
|
Air
|
450.000
|
525.000
|
600.000
|
675.000
|
750.000
|
825.000
|
Minyak
Goreng
|
9.000.000
|
10.500.000
|
12.000.000
|
13.500.000
|
15.000.000
|
16.500.000
|
Bawang
Putih
|
750.000
|
875.000
|
1.000.000
|
1.125.000
|
1.250.000
|
1.375.000
|
Ketumbar
|
450.000
|
525.000
|
600.000
|
675.000
|
750.000
|
825.000
|
Kemiri
|
||||||
TOTAL
|
12.600.000
|
14.700.000
|
16.800.000
|
18.900.000
|
21.000.000
|
23.100.000
|
c.
Kapasitas Tenaga Kerja (2010-2015)
Jumlah Tenaga Kerja
|
Kapasitas Per Hari
|
Kapasitas Per Tahun
|
5
|
7
|
10.000
|
ASUMSI
:
Dalam 1 bulan terdapat
30 hari kerja
d. Penentuan Harga
Biaya
bahan baku : Rp. 3.400
Biaya
tenaga kerja : Rp. 2.000
Biaya
lain-lain : Rp. 1.000
Harga
jual produk : Rp.
6.500
*Keterangan: Untuk saat ini,
harga jual produk keripik bayam seharga Rp. 5.000/100 gr
e.
Gaji dan Upah
No
|
Jenis Pekerjaan
|
Jumlah Karyawan
|
Jumlah Gaji / orang (per bulan)
|
Total gaji
|
1 tahun
|
1.
|
Pemilik
|
1 orang
|
-
|
-
|
-
|
2.
|
Pemasaran
|
1 orang
|
100.000
|
100.000
|
1.200.000
|
3.
|
Penyediaan
|
1 orang
|
100.000
|
100.000
|
1.200.000
|
4.
|
Proses Awal
|
1 orang
|
80.000
|
80.000
|
960.000
|
5.
|
Proses Akhir
|
1 orang
|
80.000
|
80.000
|
960.000
|
Jumlah
|
5 orang
|
4.320.000
|
H. STRUKTUR ORGANISASI
Tugas
dan tanggung jawab pada masing-masing bagian, yakni :
1. Pemilik + Keuangan : pemilik
bertugas dalam pengambilan keputusan, melakukan pengawasan dan menyusun
anggaran perusahaan sendiri, serta mencatat, mengatur, dan merencanakan
masuknya uang yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan, dan melakukan
penyimpanan arsip-arsip atau dokumen yang berhubungan dengan perusahaan itu
sendiri.
2. Pemasaran : bertugas untuk memperluas pangsa pasar dalam mempromosikan
produk keripik bayam tersebut.
3. Produksi : bertugas untuk mengolah
bahan mentah menjadi produk keripik bayam yang siap dipasarkan. Tenaga kerja
pada bagian produksi terdiri atas :
v Penyediaan bahan baku : tenaga kerja
pada bagian ini bertugas menyediakan bahan mentah dan bahan penolong yang
digunakan sebagai bahan olahan produk.
v Proses awal dan Pengolahan Bumbu: tenaga
kerja pada bagian ini bertugas membersihkan bayam, pengolahan bumbu dan adonan
untuk keripik.
v Proses akhir dan Pengemasan : tenaga
kerja pada bagian ini bertugas memproses setelah keripik diberi bumbu dan
adonan yang selanjutnya digoreng dan didinginkan hingga minyaknya terpisah.
Selain itu juga bertugas mengemas hasil dari keripik yang telah digoreng.
I. ASPEK KEUANGAN
Aspek keuangan merupakan aspek yang
digunakan untuk menilai perusahaan secara keseluruhan dan merupakan suatu aspek
yang sangat penting untuk meneliti kelayakan suatu usaha. Oleh karena itu,
diperlukan perencanaan yang tepat agar perusahaan dapat melakukan efisiensi
yang selanjutnya dapat menghasilkan keuntungan yang diharapkan. Penilaian aspek
keuangan meliputi penilaian sumberdana yang diperoleh, kebutuhan biaya
investasi, estimasi pendapatan dan biaya investasi selama beberapa periode
termasuk jenis dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama umur investasi,
proyeksi neraca, laporan rugi-laba dan arus kas untuk beberapa periode kedepan,
serta kriteria pemilihan investasi.
Maka pembahasan
aspek keuangan pada home
industri Keripik Bayam adalah sebagai
berikut:
1. Kebutuhan dana investasi
Untuk menandai suatu kegiatan investasi
maka diperlukan dana yang relatif besar. Dana tersebut dapat diperoleh dari
berbagai sumber dana yang ada, yaitu dari modal sendiri atau modal yang berasal dari
pinjaman pihak kedua. Sumber dana pada Industri ini adalah modal sendiri yang dikeluarkan
oleh pemilik yaitu sebesar Rp. 2.500.000 yang kemudian digunakan sebagai modal awal untuk memulai
usaha. Modal
tersebut tidak termasuk aktiva tetap berupa tanah dan rumah yang dijadikan
sebagai tempat usaha karena tanah dan rumah yang dijadikan tempat usaha
merupakan rumah pribadi pemilik usaha.
JENIS INVESTASI
|
Jumlah
|
HARGA (Rp.)
|
Kompor Gas 3kg
Sutil
Wajan
Peralatan lain
|
2
2
2
-
|
300.000
50.000
80.000
200.000
|
Jumlah
|
630.000
|
Penyusutan
per tahun 3% = 3% x Rp. 630.000 = Rp. 18.900
2. Biaya Pokok Produksi
Biaya Pembelian Bahan Produk
Keripik Bayam
Tahun 2010-2015
Tahun
|
Total Penjualan
|
Harga (Rp.)
|
Jumlah (Rp.)
|
|
2010
|
10.000
|
3.400
|
34.000.000
|
|
2011
|
10.500
|
3.400
|
35.700.000
|
|
2012
|
11.000
|
3.400
|
37.400.000
|
|
2013
|
11.500
|
3.450
|
39.675.000
|
|
2014
|
12.000
|
3.450
|
41.400.000
|
|
2015
|
12.500
|
3.450
|
43.125.000
|
Biaya Tenaga
Kerja
GAJI
|
TAHUN (Rp.)
|
|||||
2010
|
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
|
Pemasaran
|
1.200.000
|
1.200.000
|
1.200.000
|
1.300.000
|
1.300.000
|
1.300.000
|
Penyediaan
|
1.200.000
|
1.200.000
|
1.200.000
|
1.250.000
|
1.250.000
|
1.250.000
|
Proses Awal +
Pengolahan Bumbu
|
960.000
|
960.000
|
960.000
|
965.000
|
965.000
|
965.000
|
Proses Akhir +
Pengemasan
|
960.000
|
960.000
|
960.000
|
970.000
|
965.000
|
965.000
|
TOTAL
|
4.320.000
|
4.320.000
|
4.320.000
|
4.485.000
|
4.485.000
|
4.485.000
|
3. Proyeksi Pendapatan
Penjualan Keripik Bayam
Tahun 2010 – 2015
Tahun
|
Total Penjualan
|
Harga (Rp.)
|
Jumlah (Rp.)
|
2010
|
10.000
|
5.000
|
50.000.000
|
2011
|
10.500
|
5.000
|
52.500.000
|
2012
|
11.000
|
5.000
|
55.000.000
|
2013
|
11.500
|
5.000
|
57.500.000
|
2014
|
12.000
|
5.000
|
60.000.000
|
2015
|
12.500
|
5.000
|
62.500.000
|
4. Neraca
KETERANGAN
|
2010
|
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
Aktiva:
|
||||||
Kas
|
9.361.100
|
10.161.100
|
10.961.100
|
10.971.100
|
11.746.100
|
12.521.100
|
Aktiva Tetap
|
630.000
|
611.100
|
592.200
|
583.300
|
554.400
|
535.500
|
(Penyusutan)
|
18.900
|
18.900
|
18.900
|
18.900
|
18.900
|
18.900
|
Total Aktiva
|
9.972.200
|
10.753.300
|
11.534.400
|
11.535.500
|
12.281.600
|
13.037.700
|
Pasiva:
|
||||||
Laba Usaha
|
9.267.489
|
10.059.489
|
10.851.489
|
10.861.389
|
11.628.639
|
12.395.889
|
Modal
|
704.711
|
693.811
|
682.911
|
674.111
|
652.961
|
641.811
|
Total Pasiva
|
9.972.200
|
10.753.300
|
11.534.400
|
11.535.500
|
12.281.600
|
13.037.700
|
5. Laporan Laba Rugi
Keterangan
|
2010
|
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
|
Penjualan
|
50.000.000
|
52.500.000
|
55.000.000
|
57.500.000
|
60.000.000
|
62.500.000
|
|
HPP:
|
|||||||
B. Bahan Baku
|
34.000.000
|
35.700.000
|
37.400.000
|
39.675.000
|
41.400.000
|
43.125.000
|
|
B. Tenaga Kerja
|
4.320.000
|
4.320.000
|
4.320.000
|
4.485.000
|
4.485.000
|
4.485.000
|
|
Laba Kotor
|
11.680.000
|
12.480.000
|
13.280.000
|
13.340.000
|
14.115.000
|
14.890.000
|
|
B. Operasional:
|
|||||||
B. Listrik & Air
|
900.000
|
900.000
|
900.000
|
900.000
|
900.000
|
900.000
|
|
B. Telp
|
200.000
|
200.000
|
200.000
|
200.000
|
200.000
|
200.000
|
|
B. Penyusutan
|
18.900
|
18.900
|
18.900
|
18.900
|
18.900
|
18.900
|
|
B. Pemasaran
|
1.200.000
|
1.200.000
|
1.200.000
|
1.250.000
|
1.250.000
|
1.250.000
|
|
Laba Sebelum Pajak
|
9.361.100
|
10.161.100
|
10.961.100
|
10.971.100
|
11.746.100
|
12.521.100
|
|
Pajak 1%
|
93.611
|
101.611
|
109.611
|
109.711
|
117.461
|
125.211
|
|
Laba Bersih
|
9.267.489
|
10.059.489
|
10.851.489
|
10.861.389
|
11.628.639
|
12.395.889
|
6. Arus Kas
Keterangan
|
2010
|
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
Penerimaan Kas
|
||||||
Penjualan
|
50.000.000
|
52.500.000
|
55.000.000
|
57.500.000
|
60.000.000
|
62.500.000
|
Jumlah Penerimaan Kas
|
50.000.000
|
52.500.000
|
55.000.000
|
57.500.000
|
60.000.000
|
62.500.000
|
Pengeluaran Kas
|
||||||
HPP:
|
||||||
Biaya Bahan Baku
|
34.000.000
|
35.700.000
|
37.400.000
|
39.675.000
|
41.400.000
|
43.125.000
|
Biaya Tenaga Kerja
|
4.320.000
|
4.320.000
|
4.320.000
|
4.485.000
|
4.485.000
|
4.485.000
|
Biaya Operasional
|
1.118.900
|
1.118.900
|
1.118.900
|
1.118.900
|
1.118.900
|
1.118.900
|
Biaya Pemasaran
|
1.200.000
|
1.200.000
|
1.200.000
|
1.250.000
|
1.250.000
|
1.250.000
|
Jumlah Pengeluaran Kas
|
40.638.900
|
42.338.900
|
44.038.900
|
46.528.900
|
48.253.900
|
49.978.900
|
Saldo Kas
|
9.361.100
|
10.161.100
|
10.961.100
|
10.971.100
|
11.746.100
|
12.521.100
|
7. Analisis
Investasi
a.
Analisa BEP (Break Event Point)
Break Event Point dapat diartikan dimana di dalam operasi
perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi (penghasilan = total
biaya).
Untuk menghitung BEP, harus diketahui terlebih dahulu biaya
tetap dan biaya variabelnya.
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap tidak
berubah dalam tingkatan output tertentu, tetapi untuk setiap satuan produksi
akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan produksi.
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya akan naik
turun sebanding dengan hasil produksi atau volume kegiatan sedangkan untuk
setiap satuan produksi akan tetap.
·
Dalam hal
ini, biaya tetap yang digunakan senilai dengan investasi yang dipakai yaitu
sebesar Rp. 630.000,-
·
Sedangkan
untuk biaya variabel per unit dihitung berdasarkan tingkat penggunaan bahan
baku dan bahan penolong dari setiap produk keripik bayam.
BEP dalam Unit
Biaya tetap / (harga jual per unit – biaya variabel per
unit)
630.000 / (5.000 – 3.400)
630.000 / 1.600
394 unit
BEP dalam Rupiah
Biaya tetap / {1 - (biaya variabel
per unit / harga jual per unit)}
630.000 / {1 - (3.400 / 5.000)
630.000 / (1 – 0,68)
630.000 / 0,32
Rp 1.968.750
b.
Payback Period
Payback period adalah periode
waktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasi pada proyek. Semakin pendek jangka waktu kembalinya
investasi, semakin baik suatu investasi.
Tahun
|
Proyek
|
Kumulatif
|
0
|
(630.000)
|
-
|
1
|
9.361.100
|
9.361.100
|
2
|
10.161.100
|
19.522.200
|
3
|
10.961.100
|
30.483.300
|
4
|
10.971.100
|
41.454.400
|
5
|
12.521.100
|
53.975.500
|
PP
|
=
|
2
|
+
|
630.000
|
-
|
9.361.100
|
53.975.500
|
-
|
9.361.100
|
||||
=
|
2
|
+
|
-8.731.100
|
|||
44.614.400
|
||||||
=
|
2
|
+
|
-0.1957014
|
|||
=
|
1,81
|
Jadi, payback periodenya adalah 1,81 tahun atau 1 tahun 8 bulan. Berdasarkan teori, hal ini
masih terbilang menguntungkan atau tingkat pengembalian investasi masih
terjangkau. Tetapi jika dilihat secara kenyataan, jangka waktu tersebut
terbilang cukup lama bagi suatu usaha dan kurang produktif.
c. Profitability Index
Profitability
Index (PI) adalah present value aliran kas
masuk dibagi dengan present value aliran kas keluar. Keputusan investasi adalah
sebagai berikut ini.
PI > 1 usulan investasi
diterima
PI < 1 usulan investasi
ditolak
Tahun
|
Proyek
|
PV, 10%
|
PV
|
Kumulatif
|
0
|
(630.000)
|
1
|
(630.000)
|
-
|
1
|
9.361.100
|
0.9091
|
8.510.176
|
8.510.176
|
2
|
10.161.100
|
0.8264
|
8.397.133
|
16.907.309
|
3
|
10.961.100
|
0.7513
|
8.235.074
|
25.142.383
|
4
|
10.971.100
|
0.6830
|
7.493.261
|
32.635.644
|
5
|
12.521.100
|
0.6209
|
7.774.350
|
40.409.994
|
PI
|
=
|
PV Cash in flow
|
PV Cash out flow
|
||
=
|
40.409.994
|
|
630.000
|
||
=
|
64,142847
|
Maka dengan
nilai profitability index sebesar 64,2 maka
investasi ini dapat diterima.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ditinjau
dari aspek pemasaran, segmentasi pasar yang dituju produk dapat dikonsumsi
seluruh kalangan masyarakat, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Wilayah
yang dituju untuk industri ini pun belum cukup luas, sementara hanya meliputi
daerah Surabaya dan Sidoarjo.
Untuk
peluang pasar sendiri dapat terlihat dari Analisis SWOT, dimana masih jarang
pesaing produk sejenis sehingga usaha ini dapat bersaing dan mengutamakan
kualitas serta rasa dari produk. Bahan yang digunakan pun sama sekali tidak
menggunakan bahan kimia atau pengawet serta penyedap rasa instant. Oleh karena
itu, diharapkan keripik ini mampu menarik minat pasar serta dapat menggugah
selera bagi masyarakat yang kurang suka makan sayur menjadi suka, dengan
mengkonsumsi keripik bayam ini.
Dari analisis
keuangan, dapat dilihat bahwa titik impas (penghasilan = total biaya) melalui
perhitungan BEP (Break Event Point)
adalah sebanyak 394 bungkus. Dari hasil perhitungan analisis payback periode
ditemukan hasil sebesar 1 tahun 8 bulan untuk tingkat pengembalian investasi.
Sebenarnya secara teori cukup menguntungkan, tetapi pada prakteknya jenis waktu
tersebut terbilang lama dalam suatu usaha untuk pengembalian tingkat investasi.
No comments:
Post a Comment