ISLAM SEBAGAI
OBJEK KAJIAN
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi
Mata
Kuliah: Metodologi Studi Islam
Dosen
Pengampu: Suhadi, M.S.i
Disusun
oleh:
Tutik
Hayati (212407)
Anis
Fitriah (212421)
Nur
Khalimah (212316)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
MANAJEMEN BISNIS SYARI’AH
TAHUN 2014
BAB I
PENDAHULUAN
Islam adalah agama yang ajaranya
diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul. Islam
pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenai satu segi,
tetapi mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia (Harun Nasution, 1984 :
24).
Berdasarkan al-Qur’an surat al-Syura
ayat 51-52, al-Syu’ara ayat 192-195, al-Nahl ayat 102, umat Islam memiliki
keyakinan bahwa apa yang terkandung dalam al-Qur’an adalah sabda tuhan.[1]Sebagai
seorang muslim, tentunya beranggapan bahwa kebenaran Islam adalah mutlak. Namun
meski demikian, mengapa ada penelitian/studi/pengkajian mengenai Islam?.
Sehingga dapat diketahui dengan jelas tujuan dari penelitian Islam.
Dalam melakukan studi Islam, ada
beberapa istilah yaitu, pendekatan, metode, dan metodologi. Pendekatan adalah
cara memperlakukan sesuatu. Metode adalah cara mengerjakan sesuatu. Sedangkan
Metodologi adalah ilmu yang membicarakan cara, jalan, atau petunjuk praktis
dalam penelitian. Kejelasan ketiga kata tersebut penting untuk memperjelas langkah-langkah
yang akan ditempuh kajian Islam.
Agama merupakan objek perbincangan
yang menarik untuk didiskusikan sepanjang zaman. Hal tersebut karena fungsi dan
peran agama yang unik dan menarik yang memiliki wajah ganda. Agama, di satu
sisi menjadi pedoman kehidupan, perdamaian dan tuntunan moralitas demi
keselamatan individu dan sosial. Akan tetapi, di sisi lain agama sering menjadi
penyebab konflik, peperangan, dan kekacauan kehidupan umat manusia.[2]
Maka
makalah ini dibuat untuk mengetahui objek-objek yang dibahas dalam pengkajian
Islam. Dalam bab berikutnya akan dibahas bagaimanaAgama sebagai gejala budaya
dan sosial, Islam sebagai wahyu dan pengamalan, Islam sebagai produk sejarah,
dan pentingnya penelitian agama.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Agama sebagai Gejala Budaya dan Sosial
Pada
awalnya ilmu terbagi menjadi dua yaitu ilmu kealaman dan ilmu budaya. Ilmu
kealaman memiliki tujuan yaitu mencari hukum-hukum dan keteraturan-keteraturan
yang terjadi pada alam. Sedangkan ilmu budaya memiliki sifat tidak berulang dan
unik (Atho Mudzhar, 2007 : 12).
Ilmu
sosial memiliki posisi diantara ilmu kealaman dan ilmu budaya yang memahami
gejala-gejala yang tidak berulang tetapi dengan cara memahami keterulanganya,
sehingga terdapat masalah dalam segi objektivitasnya.
Ada
lima bentuk gejala agama yang harus diperhatikan saat mempelajari suatu agama. Pertama,
naskah-naskah sumber ajaran dan simbol-simbol agama. Kedua, para
penganut atau pemimpin dan pemuka agama, yakni sikap, perilaku, dan penghayatan
para penganutnya. Ketiga, ritus-ritus, lembaga-lembaga, dan
ibadat-ibadat. Keempat, alat-alat, seperti masjid, gereja, lonceng, dll.
Kelima, organisasi-organisasi keagamaan tempat para penganut agama
berkumpul dan berperan.
Dalam
ilmu sosiologi terdapat perdebatan, yaitu benda yang sama memiliki arti dan
pengaruh yang berbeda di masing-masing tempat. Dalam Islam, juga terjadi hal
yang sama. Sebagai contoh, nilai Hajarul Aswad bagi pengamat agama
terletak dalam kepercayaan orang Islam mengenai nilai yang ada di dalamnya. Hal
tersebut adalah jelas merupakan gejala budaya yang dapat dijadikan objek
penelitian.
Mengenai
agama sebagai gejala sosial, adalah bagaimana pengaruh agama terhadap tingkah
laku masyarakat. Sehingga pergeseran perkembangan masyarakat dapat mempengaruhi
pemikiran teologi atau keagamaan. Oleh karena itu, dapat diteliti bagaimana
perkembangan masyarakat mempengaruhi pemikiran keagamaan.[3]
B.
Islam Sebagai Wahyu dan Pengamalan
لاسلام صالح لكل زمان ومكان (Islam adalah agama yang
sesuai dengan segala zaman dan tempat). Ungkapan tersebut didasarkan atas
pemahaman dan pengamatan bahwa islam adalah agama yang mencakup berbagai ras
dan kebangsaan. Dalam pandangan islam, setiap kenyataan yang bersifat alami dan
manusiawi tidak terpengaruh oleh zaman, tempat, kebahasaan, melainkan tetap ada
tanpa perubahan dan peralihan. Oleh karena itu, islam ada bersama manusia tanpa
dibatasi ruang dan waktu. Akibatnya, islam sebagai agama yang abadi hingga
akhir zaman dan bersifat universal mencakup seluruh aspek kehidupan manusia.[4]
الاسلام وحي الهي انزل الى نبي محمد لسعا دة الدنيا والاخره (Islam adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.
Sebagai pedoman untuk kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat). Jadi, inti islam
adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad. Wahyu tersebut bisa terdiri
dari dua macam, yaitu wahyu yang berbentuk al-qur’an dan wahyu yang berbentuk
hadits atau sunnah Nabi Muhammad saw.[5]
Tujuan
dari studi al-Qur’an bukan mempertanyakan kebenaranya sebagai wahyu, namun
bagaimana pembacaan al-Qur’an, kenapa cara membacanya begitu, apa yang melatar
belakangi lahirnya suatu ayat. Selanjutnya, Islam sebagai wahyu yang tercermin
dalam hadis-hadis Rasulullah. Wilayah-wilayah yang dapat dijadikan kajian
adalah jenis dari hadits, kesenjangan antara hadis yang masuk pada Kutubu
al-Sittah dengan hadis yang terdapat dalam kitab lain. Dalam studi
al-Qur’an dan Hadis juga terdapat studi Interdisipliner yang membahas
kaitannya dengan ilmu lain.[6]
Sedangkan
Islam pada tataran kedua, yakni Islam sebagai pengamalan,juga memberikan ruang
kajian ke-Islaman yang sungguh luas. Konsep kajian Islam sebagai pengamalan
berangkat dari pertanyaan dasar yaitu bagaimanakah suatu masyarakat mengamalkan
Islam?
Salah satu perbedaan antara Islam sebagai pemahaman dengan Islam pada
pengamalan adalah aktualisasinya pada kehidupan. Karena bisa saja suatu
pemahaman tentang Islam tidak teraplikasikan dalam pengamalan,atau malah
bertentangan dengan fakta.[7]
C.
Islam sebagai Produk Sejarah
Islam
memiliki produk sejarah, misal adalah kelahiran teologi syiah, konsep Khulafa
al-Rasyidin, kebudayaan Islam klasik, tengah, modern, arsitektur Islam,
seni dan metode baca al-Qur’an yang berkembang di Indonesia. Banyak bangunan
pengetahuan tentang Islam, sehingga perlu dijadikan sasaran penelitian.
D.
Tujuan Penelitian Agama
Penelitian,
sebagaimana halnya teknologi, merupakan kekuatan yang mempengaruhi kehidupan
maupun peradaban manusia. Secara etis, penelitian menciptakan hal yang netral
dalam arti dapat berarti baik, juga dapat berarti buruk. Kebaikan dan keburukan
penelitian itu bergantung pada aspek aksiologinya, yakni tujuan dan
penggunaannya. Untuk kebaikan manusia dan kemanusiaan, tujuan penelitian dan
penggunaan hasil-hasilnya mesti ditujukan untuk mempertinggi martabat dan
kebahagiaan manusia.[8]
Selain
itu, studi Islam memiliki tujuan yang secara garis besar adalah sebagai
berikut: pertama, mempelajari secara mendalam tentang hakikat Islam,
bagaimana posisinya dengan agama lain, dan bagaimana hubunganya dengan dinamika
perkembangan yang terus berlangsung.
Kedua, mempelajari
secara mendalam terhadap sumber dasar ajaran agama Islam yang tetap abadi dan
dinamis serta aktualisasinya sepanjang sejarah.
Ketiga, mempelajari
secara mendalam terhadap pokok isi ajaran islam yang asli, dan bagiamana
operasionalisasi dalam pertumbuhan budaya dan peradaban Islam sepanjang
sejarah.
Keempat, mempelajari
secara mendalam terhadap prinsip-prinsip dan nilai-nilai dasar ajaran Islam dan
bagaiman perwujudannya dalam membimbing dan mengarahkan serta mengontrol
perkembangan budaya dan peradaban manusia pada zaman modern ini.[9]
BAB III
PENUTUP
Simpulan
1.
Agama
dan kebudayaan memiliki kaitan yaitu nilai agama diartikulasikan dalam berbagai
bentuk budaya.[10]
Sedangkan agama sebagai gejala sosial, adalah bagaimana pengaruh agama terhadap
tingkah laku masyarakat. Sehingga pergeseran perkembangan masyarakat dapat
mempengaruhi pemikiran teologi atau keagamaan.
2.
Dalam
pengkajian Islam sebagai wahyu, al-Qur’an dan Hadits yang merupakan wahyu,
dikaji bukan dalam hal mempeertanyakan kebenaranya. Dalam studi al-Qur’an dan
Hadis juga terdapat studi Interdisipliner yang membahas kaitannya dengan
ilmu lain. Sedangkan Islam sebagai pengamalan, juga memberikan ruang kajian ke-Islaman
yang sungguh luas.
3.
Pengkajian
Islam sebagai produk sejarah adalah produk sejarah itu sendiri.
4.
Tujuan
dari penelitian agama adalah:
a.
mempelajari
secara mendalam tentang hakikat Islam, bagaimana posisinya dengan agama lain,
dan bagaimana hubunganya dengan dinamika perkembangan yang terus berlangsung.
b.
mempelajari
secara mendalam terhadap sumber dasar ajaran agama Islam yang tetap abadi dan
dinamis serta aktualisasinya sepanjang sejarah.
c.
mempelajari
secara mendalam terhadap pokok isi ajaran islam yang asli, dan bagiamana
operasionalisasi dalam pertumbuhan budaya dan peradaban Islam sepanjang
sejarah.
d.
mempelajari
secara mendalam terhadap prinsip-prinsip dan nilai-nilai dasar ajaran Islam dan
bagaiman perwujudannya dalam membimbing dan mengarahkan serta mengontrol
perkembangan budaya dan peradaban manusia pada zaman modern ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Ali Anwar Yusuf, Wawasan Islam, CV
Pustaka Setia, Bandung, 2002.
Atho Mudzhar, Pendekatan
Studi Islam dalam Teori dan Praktek, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2007.
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, UI-Press,
Jakarta, 1985.
Juhaya S.
Praja, Filsafat Dan Metodologi Ilmu Dalam Islam, Teraju, Jakarta, 2002.
Moeslim Abdurrahman, Islam Mazhab Kritis Menggagas Keberagamaan
Liberatif, PT Kompas Media Nusantara, Jakarta, 2004.
Ngainun Naim, Pengantar Studi
Islam, Gre Publishing, Yogyakarta, 2011.
[1] Harun
Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, UI-Press, Jakarta,
1985, Hal; 24-26.
[2]Moeslim
Abdurrahman, Islam Mazhab Kritis Menggagas Keberagamaan Liberatif, PT
Kompas Media Nusantara, Jakarta, 2004, hal; 3.
[3] Atho Mudzhar, Pendekatan
Studi Islam dalam Teori dan Praktek, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2007,
Hal; 16.
[4]Ali Anwar
Yusuf, Wawasan Islam, CV Pustaka Setia, Bandung, 2002, hal; 15.
[5]Atho Mudzhar, op
cit., Hal; 19.
[6]Atho Muzhar,op
cit., Hal; 20-22.
[8] Juhaya S.
Praja, Filsafat Dan Metodologi ilmu Dalam Islam, Teraju, Jakarta, 2002,
hal; 12.
[9] Ngainun
Naim, Pengantar Studi Islam, Gre Publishing, Yogyakarta, 2011, hal.
14-15.
[10]Ali
Anwar Yusuf, Wawasan Islam, CV Pustaka Setia, Bandung, 2002, Hal. 54.
No comments:
Post a Comment