
MAKALAH
Mata
Kuliah : Metodologi
Studi Islam
Dosen Pengampu
: Suhadi, M.S.I.
![]() |
Disusun oleh:
Richa Na’imatul Afidah (212450)
Siti Dewi Setiyaningsih (212451)
Danar Nurdiansyah (212453)
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN SYARI’AH / MBS
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Beberapa
abad yang lalu penelitian agama telah dilakukan namun hasil penelitiannya masih
dalam bentuk aktual atau perbuatan saja dan belum dijadikan sebagai sebuah
ilmu. Setelah bertambahnya gejala-gejala agama yang berbentuk sosial dan
budaya, ternyata penelitian dapat dijadikan sebagai ilmu yang khusus dalam
rangka menyelidiki gejala-gejala agama tersebut.
Perkembangan
penelitian agama pada saat ini sangatlah pesat karena tuntutan-tuntutan
kehidupan sosial yang selalu mengalami perubahan. Kajian-kajian agama
memerlukan relevansi dari kehidupan sosial berlangsung.
Permasalahan-permasalahan seperti inilah yang mendasari perkembangan
penelitian-penelitian agama guna mencari relevansi kehidupan sosial dan agama.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pada
makalah kali ini akan dibahas tentang model-model penelitian keagamaan.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa pengertian
penelitian keagamaan?
2.
Apa saja
model-model penelitian keagamaan?
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Penelitian Keagamaan
Penelitian (research) adalah upaya
sistematis dan objektif untuk mempelajari suatu masalah dan menemukan
prinsip-prinsip umum. Selain itu, penelitian juga berarti upaya pengumpulan
informasi yang bertujuan untuk menambah pengetahuan. Pengetahuan manusia tumbuh
dan berkembang berdasarkan kajian-kajian sehingga terdapat penemuan-penemuan,
sehingga ia siap merevisi pengetahuan-pengetahuan masa lalu melalui
penemuan-penemuan baru.[1]
Penelitian itu sendiri dipandang sebagai kegiatan ilmiah karena menggunakan
metode keilmuan. Sedangkan metode ilmiah sendiri adalah usaha untuk mencari
jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan kesangsian
sistematis.[2]
Sedangkan penelitian agama sendiri menjadikan
agama sebagai objek penelitian yang sudah lama diperdebatkan. Harun Nasution
menunjukkan pendapat yang menyatakan bahwa agama, karena merupakan wahyu, tidak
dapat menjadi sasaran penelitian ilmu sosial, dan kalaupun dapat dilakukan,
harus menggunakan metode khusus yang berbeda dengan metode ilmu sosial.[3]
Hal yang sama juga dijelaskan oleh Ahmad
Syafi’i Mufid dalam Hakim dan Mubarak menjelaskan bahwa agama sebagai objek
penelitian pernah menjadi bahan perdebatan, karena agama merupakan sesuatu yang
transenden. Agamawan cenderung berkeyakinan bahwa agama memiliki kebenaran
mutlak sehingga tidak perlu diteliti.[4]
Penelitian keagamaan menurut Juhaya adalah
penelitian hidup keagamaan, yaitu penelitian terhadap praktik-praktik ajaran
agama yang dilakukan oleh manusia secara individual dan kolektif.
2.
Model-Model
Penelitian Keagamaan
Berbagai gejala keagamaan dapat
diteliti dengan berbagai bentuk penelitian. Bentuk-bentuk penelitian serta
klasifikasi metode penelitian dapat dibedakan berdasarka tujuan penelitian.
Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, penelitian keagamaan dapat dibedakan
sebagai berikut:
a.
Penelitian
Historis (Historical Research)
Penelitian historis (historical research) adalah penelitian yang
dimaksudkan untuk merekonstruksi kondisi masa lampau secara objektif,
sistematik, dan akurat. Melalui penelitian ini, bukti-bukti dikumpulkan,
dievaluasi, dianalisis, dan disintesiskan. Selanjutnya, dirumuskan kesimpulan
berdasarkan bukti-bukti itu. Adakalanya penelitian historis digunakan untuk
menguji hipotesis tertentu. Misalnya, hipotesis mengenai dugaan adanya kesamaan
antara sejarah perkembangan keperawatan dari satu negara yang mengalami
hegemoni penjajah yang sama. Contoh lain dari penelitian historis adalah studi
tentang prosedur “diagnosis” dalam sistem pengobatan secara tradisional dan
relevansinya dengan kenyataan proses “diagnosis” saat ini.
Peneliti historis biasanya memperoleh data melalui catatan-catatan,
artifak-artifak, atau laporan-laporan verbal. Hasil penelitian biasanya berupa
narasi deskriptif (narative description) atau analisis terhadap
peristiwa-peristiwa yang muncul pada rentang waktu lama atau cukup lama di masa
lampau.[5]
Tujuan
penelitian historis adalah untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara
sistematis dan secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan,
mengevaluasi, memverifisi, serta mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan
fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat.[6]
b.
Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional ialah penelitian yang berusaha
menghubungkan atau mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel lain.
Karena itu dalam penelitian korelasional dikenal adanya variabel bebas dan
variabel terikat. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dapat
dibuktikan dengan data lapangan (baik secara kualitatif maupun kuantitatif) dan
data hasil studi kepustakaan atau gabungan antara studi lapangan dengan hasil
studi kepustakaan.[7]
c.
Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk
mengetahui ada tidaknya akibat dari “sesuatu” yang dikenakan pada subjek
selidik. Dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya
hubungan sebab akibat. Caranya adalah dengan membandingkan satu atau lebih
kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan satu atau lebih kelompok
pembanding yang tidak menerima perlakuan.[8]
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Penelitian (research) adalah upaya
sistematis dan objektif untuk mempelajari suatu masalah dan menemukan
prinsip-prinsip umum.
2. Penelitian keagamaan menurut Juhaya adalah
penelitian hidup keagamaan, yaitu penelitian terhadap praktik-praktik ajaran
agama yang dilakukan oleh manusia secara individual dan kolektif.
3.
Model-model
penelitian keagamaan antara lain penelitian historis (Historical Research), penelitian korelasional, penelitian eksperimen.
DAFTAR PUSTAKA
Atang Abd.
Hakim dan Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008, hal. 55.
Harun Nasution, Islam Rasional, Bandung:
Mizan, 1995, hal. 172.
Choiron, Perbandingan
Agama Kajian Agama-agama dalam Prespektif Komparatif, hal. 16.
http://wiwinprehati.staff.stainsalatiga.ac.id/2013/11/06/pengertian-penelitian-eksperimen/ diakses pada tanggal 12 Mei 2014.
http://skripsimahasiswa.blogspot.com/2009/11/metode-penelitian-historis-historical.html diakses pada
tanggal 12 Mei 2014.
http://fourseasonnews.blogspot.com/2012/04/pengertian-penelitian-historis.html
diakses pada tanggal 12 Mei 2014.
[1] Atang Abd. Hakim dan
Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2008, hal. 55.
[6] http://skripsimahasiswa.blogspot.com/2009/11/metode-penelitian-historis-historical.html diakses pada tanggal 12 Mei 2014
[7] Choiron, Perbandingan Agama Kajian Agama-agama dalam Prespektif
Komparatif, hal. 16
[8] http://wiwinprehati.staff.stainsalatiga.ac.id/2013/11/06/pengertian-penelitian-eksperimen/
diakses pada tanggal 12 Mei 2014
No comments:
Post a Comment