Halaman

Tuesday, March 12, 2019

Metodologi Studi Islam: MACAM-MACAM PENDEKATAN STUDI ISLAM II


MACAM-MACAM PENDEKATAN STUDI ISLAM II

Makalah

Disusun guna memenuhi tugas
Mata kuliah : Metodologi Studi Islam
Dosen Pengampu : Suhadi, M.S.I




 











                   Disusun oleh:                 
Debby Shintia                         (212 446)
Zaimatul Ummah                    (212 447)
M. Arief Awaludin                   (212 448)
Siti Khodijah                           (208 041)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSANSYARIAH DAN EKONOMI ISLAM / MBS
2014
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
   Agama bukan sekedar lambang kesalehan umat atau topik dalam kitab suci umat beragama, namun secara konsepsional kehadiran agama semakin dituntut aktif untuk menunjukkan cara-cara paling efektif dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi umat manusia. Tuntutan yang demikian itu akan mudah dijawab oleh kita sebagai kalangan intelektual muslim dan siapa saja tatkala kita sebagai muslim memahami “agama kita sendiri”.
   Sebagai agama samawi yang terakhir diturunkan, Islam merupakan penyempurna agama-agama sebelumnya. Sebagai penyempurna, tentu saja terdapat beberapa ajaran  Islam yang sebenarnya telah ada pada agama-agama samawi lainnya. Namun demikian, diwaktu bersamaan, Islam juga meluruskan beberapa ajaran agama samawi sebelumnya yang diselewengkan oleh para pemeluknya. Inilah kiranya yang mendorong banyak orang untuk mengkaji dan meneliti Islam lebih dalam lagi, tak terkecuali adalah orang-orang non muslim yang lebih dikenal sebagai orientalist. Namun islam sering dipahami secara tidak objektif oleh para orientalist.
   Berdasarkan latar belakang persoalan di atas, maka dirasa penting untuk mengetahui berbagai pendekatan yang dapat digunakan dalam memahami, sehingga agama akan terasa lebih bermakna dan hadir kokoh dalam masyarakat tatkala kita paham akan agama kita.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa sajakah macam-macam pendekatan dalam studi Islam?




BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Macam-macam dalam Pendekatan Studi Islam
1. Pendekatan Fenomenologis
Fenomen (phenom) berarti obyek atau apa yang diamati, Fenomena (phenomena) merupakan ha-hal (fakta atau peristiwa) yang dapat diamati oleh panca indra. Sedangkan fenomenologi merupakan cabang ilmu filsafat yang mempelajari fenomena.
Fenomenologi agama adalah ilmu yang mempelajari agama sebagai suatu fakta atau peristiwa yang dapat diamati secara obyektif dengan menggunakan analisa deskriptif.[1] Dalam pendekatan fenomenologi, pengetahuan atau kebenaran yang dihasilkan cenderung subjektif, yang hanya berlaku pada kasus tertentu, situasi dan kondisi tertentu, serta dalam waktu tertentu. Dengan ungkapan lain, pengetahuan atau kebenaran yang dihasilkan tidak dapat digeneralisasi.[2]
Jadi pendekatan fenomenologi adalah pendekatan agama dengan cara membandingkan berbagai macam gejala dari bidang yang sama antara berbagai macam agama.[3] Contoh dari pendekatan ini yaitu upacara penguburan,[4] tahlilan, ziarah, sekatenan, dan lain sebagainya.[5]
2. Pendekatan Normatif
Kata normatif berasal dari bahasa ingris norm yang berarti norma, ajaran, acuan, ketentuan tentang masalah yang baik dan buruk yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.[6] Sedangkan istilah normatif adalah prinsip-prinsip atau pedoman-pedoman yang menjadi petunjuk manusia pada umumnya untuk hidup bermasyarakat.[7]
Pendekatan normatif adalah studi islam yang memandang masalah dari sudut legal-formal atau normatifnya. Legal-formal adalah hukum yang ada hubungannya dengan halal dan haram, boleh atau tidak dan sejenisnya. Sementara normatif adalah seluruh ajaran yang terkandung dalam nash. Dengan demikian, pendekatan normatif mempunyai cakupan yang sangat luas sebab seluruh pendekatan yang digunakan oleh ahli usul fikih (usuliyin), ahli hukum islam(fuqaha), ahli tafsir (mufassirin) dan ahli hadits (muhaddithin) ada hubungannya dengan aspek legal-formal serta ajaran islam dari sumbernya termasuk pendekatan normatif.[8] Dalam pendekatan ini agama dilihat sebagai suatu kebenaran mutlak dari Tuhan, tidak ada kekurangan sedikit pun.[9]
Melalui pendekatan ini seorang akan memiliki sikap mencintai dalam beragama yakni berpegang teguh kepada agama yang diyakininya sebagai yang benar tanpa memandang dan meremehkan agama lain. Dengan pendekatan yang demikian seseorang akan memiliki sikap fanatis terhadap agama yang dianutnya.[10]
3. Pendekatan Sosiologis
Sosiologi berasal dari Bahasa Latin ”socius” artinya teman/kawan, dan ”logos”yang artinya ilmu pengetahuan. Sosiologi juga dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat.
Menurut Bapak Sosiologi Indonesia yaitu Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari strukr sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial yakni mengandung cara-cara bertindak, berfikir, berperasaan yang berada di luar individu (Durkheim, 1970).
Pendekatan sosiologi adalah salah satu upaya memahami agama dengan cara meningkatkan kemampuan manusia untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan sosialnya agar pola fikir berkembang dan akan mengalami evolusi yang menyebabkan perubahan sosial masyarakat baru dan akan tercipta tingkat integrasi lebih besar.
Agama lebih memperhatikan bidang sosial (Rahmat, 2006), hal ini dapat kita lihat jelas di dalam Al Quran dan Hadist bahawa perbandingan ayat ibadah dengan muamalah (masalah sosial) adalah 1:100, dan sholat berjamaah lebih baik dari pada sendiri (1:27).[11]
Studi islam dengan pendekatan sosiologis dapat mengambil beberapa tema.
ü  Studi tentang pengaruh agama terhadap masyarakat atau lebih tepatnya pengaruh agama terhadap perubahan masyarakat.
Perubahan masyarakat (sosial change) biasanya didefinisikan sebagai perubahan sosial yang meliputi perubahan pada budaya.
ü  Studi pola interaksi sosial masyarakat muslim.
Studi yang mempelajari pola-pola perilaku masyarakat muslim dengan sesama muslim dan toleransi beragama umat muslim.
ü  Studi tentang tingkat pengamalan beragama masyarakat
Digunakan untuk mengevaluasi pola penyebaran agama dan seberapa jauh ajaran agama diamalkan oleh masyarakat.[12]
4. Pendekatan Interdisipliner
Pendekatan interdisipliner adalah adalah kajian dengan menggunakan sejumlah pendekatan/sudut pandang dalam studi, misalnya menggunakan pendekatan sosiologis, historis dan normatis secara bersamaan (Uicha, 2011).
Dari pendapat tersebut, pendekatan interdisipliner adalah upaya dalam memahami Islam dengan menggunakan sejumlah sudut pandang pendekatan karena dalam teori interdisipliner sangat penting dibanding hanya satu pendekatan saja.[13] Pentingnya penggunaan pendekatan ini semakin disadari keterbatasan dari hasil-hasil penelitian yang hanya menggunakan satu pendekatan tertentu.[14]
Contoh interdisipliner adalah seperti aborsi, perlu dilacak nash Al Quran dan Sunnah Nabi tentang larangan pembunuhan anak, dan tahap penciptaan manusia dihubungkan teori embriologi.[15]
Daftar Pustaka

Abdullah, Amin, Metodologi Studi Islam, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2000),
Amin Abdullah, dkk. Rekonstruksi Metodologi Ilmu – Ilmu Keislaman. (Yogyakarta : Suka Press. 2003),
Harun, Hadiwijono, Sari Sejarah Filsafat Barat 2, (Yogyakarta: Kanisius, 1980),
Mariasusai Dhafamony, Fenomenologi Agama, (Yogjakarta: Kanisius, 1995 ),
Nasution, Khoiruddin, Pengantar Studi Islam, (Yogyakarta: Academia dan Tazzafa, 2009),



[1] Harun, Hadiwijono, Sari Sejarah Filsafat Barat 2, (Yogyakarta: Kanisius, 1980), hlm. 140.
[4] Mariasusai Dhafamony, Fenomenologi Agama, (Yogjakarta: Kanisius, 1995 ), cet 1. hlm. 7.
[7] Abdullah, Amin, Metodologi Studi Islam, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2000), hlm. 22.
[8] Nasution, Khoiruddin, Pengantar Studi Islam, (Yogyakarta: Academia dan Tazzafa, 2009), hlm. 197.
[9] Nata, Abuddin, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo, 2008), hlm. 34.
[10] Ibid., hlm. 34.
[12] Amin Abdullah, dkk. Rekonstruksi Metodologi Ilmu – Ilmu Keislaman. (Yogyakarta : Suka Press. 2003), hlm. 176 – 178.

No comments:

Post a Comment