PENGARUH LINGKUNGAN DAN SITUASI KONSUMEN
MAKALAH
Disusun Guna
Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah: Perilaku Konsumen
Dosen
Pengampu: Moh. Sugihariadi,
Disusun oleh :
1.
Sri Handayani : 212459
2.
Danar Nurdiansyah
: 212453
3.
Joko Santoso : 212467
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN
SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM/ MBS
TAHUN 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perilaku
konsumen kebanyakan berkenaan dengan barang dan jasa. Dewasa ini, perilaku
konsumen semakin mencakupi kegiatan lain dan pandangan yang lebih luas terhadap
sumber daya yang diberikan guna mendapatkan keuntungan. Keputusan untuk
menonton televisi atau berkunjung ke museum, untuk berpartisipasi dalam acara liburan,
untuk menyokong amal atau mengajukan diri secara sukarela untuk pelayanan
masyarakat kini merupakan topik penting didalan studi perilaku konsumen pakaian
tidak hanya menutupi tubuh kita. Dewasa ini, pakaian diakui sebagai komunikasi
kepada orang lain mengenai tubuh kita dan bagaimana kita memandang diri kita. Tujuan
kegiatan pemasaran adalah memengaruhi konsumen untuk tersedia membeli barang
dan jasa perusahaan pada saat mereka membutuhkan, oleh karena itu perusahaan
harus memahami faktor-faktor yang dapat memengaruhi perilaku konsumen untuk
melakukan bedaan dan pengaruh individual, dan proses psikologis.
B.
Rumusan Masalah:
1. Apa yang di maksud pengaruh lingkungan
konsumen?
2. Apa yang di maksud pengaruh situasi konsumen?
3. Apa saja jenis-jenis situasi konsumen?
4. Bagaimana
cara interaksi orang-situasi?
5. Bagaimana cara pengaruh situasi yang tak
terduga?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengaruh Lingkungan Konsumen
Konsumen adalah makhluk sosial, yang
dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya dan mempengaruhi lingkugan sosialnya, ia
dipengaruhi oleh alam disekitarnya, cuaca, iklim, tempratur, dan letak
geografi. Bahkan konsumen pun akan mempengaruhi lingkungan sekelilingnya.
Konsumen yang berperilaku buruk seperti membuang sampah ke saluran air kotor
akan menimbulkan kerusakan lingkungan, dan merugikan semua pihak. Inilah yang
disebut sebagai lingkungan konsumen.[1]
Perilaku konsumen untuk melakukan
pembelian dipengaruhi oleh lingkungan meliputi faktor budaya, faktor kelas
sosial, faktor pengaruh pribadi, dan faktor keluarga.
1. Faktor budaya
Faktor budaya memberikan pengaruh paling
luas dan dalam pada perilaku konsumen. Perusahaan harus mengetahui peranan yang
dimainan oleh budaya, subbudaya dan kelas sosial pembeli. Budaya adalah
penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya
merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang
dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting
lainnya.[2]
2. Faktor
kelas sosial
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh
faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga serta peranan dan status sosial
konsumen. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil. Kelompok yang
mempunyai pengaruh langsung. Setiap peran membawa status yang mencerminkan
penghargaan yang diberikan oleh masyarakat yaitu:
a. Variabel kelas sosial
b. Penentun kelas sosial
c. Pendapatan atau kelas sosial[3]
3. Faktor pengaruh pribadi
Keputusan pembelian juga dipengaruhi
oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahapan daur hidup, pekerjaan,
situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli.
Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Bila
jenis-jenis kepribadian dapat diklasifikasikan dan memiliki korelasi yang kuat
antara jenis-jenis kepribadian tersebut dengan berbagai pilihan produk atau
merek.
a. Teori tentang kepribadian
Ada beberapa
teori yang mengemukakan tentang kepribadian seseorang, yaitu:
1. Teori psikoanalitis
2. Teori sosial
3. Teori konsep diri
4. Teori sifat
b. Nilai dan gaya hidup
Pengertian
dari gaya hidup adalah sebagai cara hidup yang diidentifikasi oleh bagaimana
seseorang menghabiskan waktu mereka, apa yang mereka anggap penting dalam
lingkungannya, dan apa yang mereka pikiran tentang diri mereka sendiri dan juga
dunia di sekitarnya (sutisna,2002).[4]
4. Faktor
keluarga
a. Pengertian
keluarga
Keluarga dapat didefinisi sebagai
suatu unit masyarakat yang terkecil yang perilakunya sangat memengaruhi dan
menentukan dalam pengambilan keputusan membeli.
Dalam menganalisis perilaku konsumen, faktor keluarga dapat
berperan sebagai berikut:
·
siapa
pengambil inisiatif
·
siapa
pemberi pengaruh
·
siapa
pengambilan keputusan
·
siapa
yang melakukan pembelian
·
pemakai
b. Variabel-variabel
yang memengaruhi keluarga
Variabel
yang dimaksud memengaruhi keluarga di sini adalah variabel sosilogis, di mana
keluarga dalam mengambil keputusan dapat dimengerti dengan baik dengan
mempertimbangkan dimensi sosilogos seperti kohesi, adaptasi, dan komuniksai.
c. Peranan
individu dalam pembelian kelurga
Keputusan
pembelian keluarga melibatkan setidaknya ada lima peranan yang dapat
didefinisikan. Peranan-peranan ini mungkin dipegang oleh suami, istri, anak
atau anggota lain dalam rumah tangga. Peranan ganda maupun aktor ganda adalah
normal.
B.
Pengaruh Situasi Konsumen
Peter
dan Olson (1999) mengemukakan bahwa lebih mudah untuk melihat pengaruh
lingkungan dalam konteks situasi tertentu. Situasi bukanlah lingkungan fisik
atau karakteritik lingkungan sosial. Arti situasi didefinisikan oleh seorang
konsumen yang berprilaku disebuah lingkungan untuk mencapai tujuan tertentu.
Suatu situasi bagi seorang kosumen mungkin berlangsung sangat singkat (misalnya
membeli koran saaat menunggu dilampu lalu lintas, selama kurang dari satu
menit), lebih lama (berbelanja di swalayan,10-15 menit), atau sangat lama
(mencari dan membeli kendaraan bekas 1-7 hari).[5]
Pengaruh situasi adalah sebagai
pengaruh yang timbul dari faktor yang khusus untuk dan tempat yang spesifik
yang lepas dari karakteristik konsumen dan karakteristik objek.
Russell
W. belk (1974) mengusulkan bahwa situasi konsumen dapat didefinisikan sepanjang
garis lima karakteristik umum, yaitu:
·
Lingkungan
fisik
·
Lingkungan
sosial
·
Waktu
·
Tugas
·
Keadaan
anteseden[6]
C.
Jenis-Jenis Situasi Konsumen
Situasi
konsumen sebenarnya dapat dipisahkan ke dalam tiga jenis utama: situasi
komunikasi, situasi pembelian, dan situasi pemakaian.[7] Masing-masing
situasi tersebut dibicarakan di dalam bagian berikut ini:
1. Situasi komunikasi
Situasi
komunikasi dapat didefinisikan sebagai latar di mana konsumen dihadapkan kepada
komunikasi pribadi atau nonpribadi. Komunikasi pribadi akan mencakupi
percakapan yang mungkin diadakan oleh konsumen dengan orang lain, seperti
wiraniaga atau sesame konsumen. Komunikasi nonpribadi akan melibatkan spektrum
luas stimulus, seperti iklan dan program serta publikasi yang berorientasi
konsumen (misalnya, laporan konsumen).[8]
2. Situasi pembelian
Situasi
pembelian mengacu pada latar di mana konsumen memperoleh produk dan jasa.
Pengaruh situasi sangat lazim selama pembelian. Sebagai contoh yang sederhana,
pertimbangkan perubahan hebat dalam kepekaan konsumen akan harga di dalam
situasi pembelian. Penjual makanan akan meras sangat sulit untuk membebankan
harga yang dibayar untuk soda dan jajanan di bioskop atau stadion baseball.[9]
Situasi pembelian ini meliputi lingkungan informasi, dan lingkungan ritail.[10]
3. Situasi pemakaian
Jenis
selebihnya dari situasi konsumen yang dibahas di sini adalah situasi pemakaian (usage situation), yang mengacu pada
latar di mana konsumsi terjadi. Dalam banyak kejadian, situasi pembelian dan
pemakaian sebenarnya sama (misalnya, konsumen yang memakan hidangan mereka di
restoran fast-food). Tetapi konsumsi
produk kerap terjadi di dalam latar yang sangat jauh, baik secara fisik maupun
temporal, dari latar di mana produk diperoleh.
Bahkan
bila situasi pembelian dan situasi pemakaian berbeda, yang belakangan masih
dapat memiliki pengaruh yang kuat karena konsumen memperhitungan situasi
pemakaian yang dimaksudkan selama
pengambilan keputusan.[11]
D.
Interaksi
Orang-Situasi
Situasi pembelian mempunyai pengaruh
yang nyata terhadap keputusan pembelian konsumen dengan gaya hidup believer.
Hal ini menunjukkan bahwa situasi pembelian mampu menghadirkan keinginan
konsumen untuk membeli karena situasi ini bisa menjadi stimulus terhadap
keputusan konsumen untuk membeli.[12]
Sebuah ilustrasi dari interaksi
orang situasi, mari kita kembali ke temuan yang dibicarakan sebelumnya bahwa
pembelian bahan makanan oleh konsumen meningkat bila selang waktu sejak saat
makan mereka yang terakhir bertambah.[13]
E.
Pengaruh Situasi Yang Tak Terduga
Situasi tidak terduga dapat menjadi
pemicu seseorang untuk membeli suatu barang.[14] Dari perspektif pemasaran, pokok
penting di sini secara sederhana adalah orang harus mengenali potensi pengaruh
situasi yang tak terduga yang dapat merusak keakuratan ramalan yang didasarkan
pada maksud pembelian. Walaupun kerap dihadapkan bahwa efek seperti ini akan
cenderung diseimbangkan (yaitu, jumlah penlanggan yang hilang karena pengaruh
situasi yang tak terduga akan diimbangi oleh jumlah yang didapatkan karena alasan
yang sama), kenyataannya mungkin tidak demikian.[15]
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
1. Konsumen
adalah makhluk sosial, yang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya dan
mempengaruhi lingkugan sosialnya, ia dipengaruhi oleh alam disekitarnya, cuaca,
iklim, tempratur, dan letak geografi. Perilaku konsumen untuk melakukan
pembelian dipengaruhi oleh lingkungan meliputi faktor budaya, faktor kelas
sosial, faktor pengaruh pribadi, faktor keluarga, dan faktor situasi.
2. Pengaruh situasi adalah sebagai pengaruh
yang
timbul dari faktor yang khusus untuk dan tempat yang spesifik yang lepas dari
karakteristik konsumen dan karakteristik objek.
3. Jenis-jenis
Situasi Konsumen ada tiga jenis situasi komunikasi, situasi pembelian, dan
situasi pemakaian
4. Situasi
pembelian mempunyai pengaruh yang nyata terhadap keputusan pembelian konsumen
dengan gaya hidup believer.
5. Situasi
tidak terduga dapat menjadi pemicu seseorang untuk membeli suatu barang.
B. Kritik dan Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari
bahwa penyusunan makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang konstruktif akan senantiasa penyusun nanti
dalam upaya evaluasi diri. Akhirnya penulis hanya bisa berharap, bahwa dibalik
ketidak sempurnaan penulisan dan penyusunan makalah ini adalah ditemukan
sesuatu yang dapat memberikan manfaat atau bahkan hikmah bagi penulis, pembaca.
DAFTAR
PUSTAKA
Drs. Danang Sunyoto, S.H., M.M. Perilaku Konsumen (Panduan Riset Sederhana untuk
Mengenali Konsumen), Penerbit CAPS, Yogyakarta, 2013,
Flemming Hansen, consumer choice Behavior: A Cognitive Theory, Penerbit New York:
Free Press, 1999.
http://eardimara.blogspot.com/2011/10/pengaruh-situasi.html.
Diakses pada hari Selasa, 21 April 2015.
James F. Engel, perilaku konsumen jilid 1, Penerbit
Binarupa Aksara, Jakarta, 1994.
Sumarwan,
Ujang.. Prilaku Konsumen, Penerbit Ghalia
Indonesia, Jakarta. 2003.
[1] Sumarwan, Ujang.. Prilaku Konsumen, Penerbit Ghalia
Indonesia, Jakarta. 2003, hal. 75
[2] Drs.
Danang Sunyoto, S.H., M.M. Perilaku
Konsumen (Panduan Riset Sederhana untuk Mengenali Konsumen), Penerbit CAPS,
Yogyakarta, 2013, hal. 13-14
[3] Drs. Danang Sunyoto,
S.H., M.M. Perilaku Konsumen (Panduan
Riset Sederhana untuk Mengenali Konsumen), Penerbit CAPS, Yogyakarta, 2013,
hal. 21-29
[4] Ibid. hal. 30-35
[5] http://earldimara.blogspot.com/2011/10/pengaruh-situasi.html.
Di akses pada hari Selasa, 21 April 2015
[6] Ibid. hal. 37-40
[7] Flemming Hansen, consumer choice Behavior: A Cognitive
Theory, Penerbit New York: Free Press, 1999, hal. 53
[8] James F. Engel, perilaku konsumen jilid 1, Penerbit
Binarupa Aksara, Jakarta, 1994, hal. 234
[9] Ibid. hal 236-237
[10] Drs. Danang Sunyoto,
S.H., M.M. Op. cit. hal. 42
[11] James F. Engel. Op.
cit. hal 244-245
[12] http://earldimara.blogspot.com/2011/10/pengaruh-situasi.html.
Di akses pada hari Selasa, 21 April 2015
[13] James F. Engel. Op.
cit. hal. 248
[14]
http://earldimara.blogspot.com/2011/10/pengaruh-situasi.html. Di akses pada
hari Selasa, 21 April 2015
[15] James F. Engel. Op.
cit. hal. 250
No comments:
Post a Comment