Analisis Laporan
Keuangan Konvensional dan Syariah
Makalah
Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Manajemen Keuangan II
Dosen Pengampu : Dr. Siti Amaroh, SE.MSi
Disusun Oleh:
Zaimatul Ummah (212447)
Riadatun Nafis (212457)
Fatimatuz Zahra (212458)
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN SYARI’AH /
MBS
TAHUN 2014
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sejumlah hal
yang amat penting dalam pengelolaan keuangan bagi manajer keuangan adalah
membaca, memahami, menganalisis, dan menginterpretasikan informasi laporan
keuangan. Dengan informasi laporan keuangan ini dapat diketahui sejumlah
penyimpangan yang terjadi dan memungkinkan bagi semua pihak yang berkepentingan
untuk menilai hasil usaha dan keadaan keuangan perusahaan secara menyeluruh.
Dengan laporan ini dapat ditarik banyak kesimpulan mengenai apa yang telah
terjadi, apa yang sudah atau belum efektif dan efisien dan sebagainya. Laporan
keuangan menjadi penting karena memberikan input (informasi) yang bisa dipakai
untuk pengambilan keputusan.
Dalam makalah
ini, penulis mencoba menguraikan analisis laporan keuangan serta penjelasannya,
baik menurut standar konvensional maupun syar’iah.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian analisis laporan keuangan ?
2.
Apa tujuan analisis laporan keuangan ?
3.
Apa saja jenis-jenis analisis laporan keuangan ?
4.
Bagaimana penyajian laporan keuangan Syariah?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Laporan Keuangan (Financial
Statement) merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Laporan
keuangan secara garis besar dibedakan menjadi empat macam, yaitu laporan
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan laporan aliran kas. Dari
keempat macam laporan tersebut dapat diringkas menjadi 2 macam yaitu, laporan
neraca dan laporan laba rugi saja. Hal ini karena laporan perubahan modal dan
laporan aliran kas pada akhirnya akan diikhtisarkan dalam laporan neraca atau
laporan laba rugi.
Pertama, Neraca (balance sheet)
merupakan laporan yang menggambarkan jumlah kekayaan (harta), kewajiban
(hutang) dan modal dari suatu perusahaan pada saat tertentu. Neraca biasanya
disusun pada akhir tahun (31 Desember). Kekayaan atau harta disajikan pada sisi
aktiva, sedangkan kewajiban atau hutang dan modal sendiri disajikan di sisi
pasiva. Dengan demikian dalam
neraca dapat dilihat bahwa :
Kedua, Laporan laba-rugi (income statement) merupakan
laporan yang menggambarkan jumlah penghasilan atau pendapatan dan biaya dari
suatu perusahaan pada periode tertentu. Seperti halnya neraca, laporan
laba-rugi biasanya juga disusun setiap akhir tahun (31 Desember). Dari laporan
laba-rugi ini akan diperoleh laba atau rugi perusahaan. Apabila penghasilan
lebih besar dari biaya akan terjadi laba, sedangkan jika penghasilan lebih
kecil dari biaya maka perusahaan mengalami kerugian. Dengan demikian, laporan
laba-rugi dapat diformulasikan bahwa :
. [1]
Sedangkan,
Analisis Laporan Keuangan merupakan suatu proses untuk membantu memecahkan dan
sekaligus menjawab masalah-masalah yang timbul dalam suatu organisasi
perusahaan maupun organisasi yang tidak bertujuan untuk memperoleh laba.
Sebenarnya, analisis dan interpretasi laporan keuangan adalah merupakan suatu
tahap terakhir dan serangkaian empat tahap dalam proses penyusunan ikhtisar
keuangan sebagai berikut:
1. Analisis atas jenis-jenis transaksi
2. Mencatat transaksi tersebut dalam buku harian, buku besar dan
penyusunan kertas kerja
3. Penyusunan ikhtisar keuangan
4. Analisis dan interpretasi ikhtisar keuangan.
B.
Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Tujuan dari Analisis laporan
keuangan secara khusus dapat ditinjau dari berbagai pokok yang berkepentingan
atas perusahaan tersebut.
Ø Pimpinan perusahaan
: Analisis laporan keuangan oleh pimpinan perusahaan digunakan untuk mengukur
apakah perusahaan telah beroperasi secara efektif dan efisien serta menilai
dimana letak kelemahan dan kekuatan perusahaan, agar dapat digunakan untuk
menyusun rencana kebijakan operasi perusahaan pada masa yang akan datang.
Ø Kreditor :
Analisis laporan keuangan oleh kreditor digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk membayar utang-utangnya dalam jangka panjang.
Ø Penanam modal/
investor : Analisis laporan keuangan oleh para penanam modal digunakan untuk
mengambil keputusan apakah mereka akan berinvestasi pada perusahaan tersebut,
menjual saham yang dimilki atau tetap menahannya.
Ø Pemerintah :
Analisis laporan keuangan oleh pemerintah digunakan untuk menetapkan pajak,
statistik, perkembangan perekonomian dan lain-lain.
Ø Karyawan :
Analisis laporan keuangan oleh karyawan akan digunakan untuk menerima
pertimbangan kenaikan gaji, bonus dan lain-lain.
Ø Akuntan publik
: Analisis laporan keuangan oleh akuntan public akan digunakan untuk membuat
rencana pemeriksaan dan sebagai dasar untuk mendiskusikan laporan pemeriksaan
dengan dewan direksi.[2]
C.
Jenis-jenis Analisis Laporan Keuangan
Ada enam jenis analisis laporan keuangan yaitu
:
1.
Analisis Rasio Keuangan
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau
perimbangan (mathematical relationship) antara jumlah tertentu dengan jumlah
yang lain. Analisis Rasio keuangan adalah teknik yang menunjukkan hubungan
antara dua unsur akunting (elemen laporan keuangan) yang memungkinkan pelaku
bisnis menganalisis posisi dan kinerja keuangan perusahaan.[3]
Ada lima jenis rasio keuangan yang sering digunakan :
a.
Rasio likuiditas, yaitu rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek. Rasio ini menunjukkan
hubungan antara kas perusahaan dan aktiva lancar lainnya dengan hutang lancar.
Ada
dua macam Rasio likuiditas yaitu : Rasio lancar dan Rasio cepat.
Ø Rasio
Lancar (current ratio) merupakan
perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Aktiva lancar terdiri
dari kas, surat-surat berharga, piutang, dan persediaan. Sedangkan hutang
lancar terdiri dari hutang dagang, hutang wesel, hutang pajak, hutang gaji/
upah, dan hutang jangka pendek lainnya.
Ø Rasio Cepat (Quick
Ratio) merupakan perimbangan antara jumlah aktiva lancar dikurangi
persediaan dengan jumlah hutang lancar. Persediaan tidak dimasukkan dalam
perhitungan quick ratio, karena persediaan merupakan komponen atau unsur aktiva lancar yang paling kecil tingkat
likuiditasnya. Quick ratio memfokuskan komponen-komponen aktiva lancar yang
lebih likuid yaitu kas, surat-surat berharga, dan piutang dihubungkan dengan
hutang lancar atau hutang jangka pendek.
b.
Rasio Aktivitas
Rasio
ini melihat seberapa besar efisiensi penggunaan aset oleh perusahaan. Artinya
dalam hal ini mengukur kemampuan manajemen
perusahaan dalam mengelola persediaan bahan mentah, barang dalam proses,
dan barang jadi serta kebijakan manajemen dalam mengelola aktiva lainnya dan
kebijakan pemasaran.
Rasio
aktivitas menganalisis hubungan antara laporan laba rugi, khususnya penjualan
dengan unsur-unsur yanga ada pada neraca khususnya unsur aktiva.
Ø Receivable
Turnover (Perputaran
Piutang) yaitu rata-rata umur piutang melihat berapa lama waktu yang diperlukan
untuk melunasi piutang yang dipunyai oleh perusahaan (mengubah piutang menjadi
kas)
Ø
Inventory Turnover (perputaran persediaan) dihitung dengan cara
membagi harga pokok penjualan dengan rata-rata persediaan.
Ø Total Assets Turnover (Perputaran Aktiva)
merupakan perputaran dari semua aset yang dimilki perusahaan.
c.
Rasio Hutang (Leverage Rasio)/
Solvabilitas
Rasio
ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
Perusahaan yang tidak solvable adalah perusahaan yang total utangnya lebih
besar dibandingkan dengan total asetnya.
Ø Debt Ratio (Rasio hutang) merupakan rasio antara total
hutang dengan total asset yang dinyatakan dalam presentase.
Ø Total Debt to Equity Ratio (Rasio total hutang
terhadap modal sendiri) merupakan perbandingan total hutang yang dimiliki
perusahaan dengan modal sendiri (ekuitas).
Ø
Times Interest Earned mengukur kemampuan
perusahaan membayar utang dengan laba sebelum bunga dan pajak
Ø
Fixed Charge Coverage mengukur kemampuan
perusahaan membayar total beban tetap, yang biasanya mencakup biaya bunga dan
sewa.
d. Rasio Profitabilitas / Keuntungan
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, asset, dan
modal saham tertentu.
Ø Profit Margin menghitung sejauh
mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan
tertentu.
Ø
Return On Asset (ROA) mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat asset yang
tertentu. ROA disebut juga ROI (Return on Investment).
Ø Return On
Equity mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan
laba bersih berdasarkan modal tertentu. Rasio ini merupakan ukuran
profitabilitas dilihat dari sudut pandang pemegang saham.
e. Rasio Pasar
Rasio pasar mengukur harga pasar saham perusahaan,
relatif terhadap nilai bukunya. Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasar
pada sudut pandang investor (atau calon investor).
Ø
Price Earning Ratio (PER) melihat harga
pasar saham relative terhadap earning-nya.
Ø
Dividen Yield yaitu sebagian dari
total return yang akan diperoleh investor.
Ø
Rasio Pembayaran
Dividen melihat bagian earning (pendapatan) yang
dibayarkan sebagai dividen kepada investor. Bagian yang lain yang tidak
dibagikan akan diinvestasikan kembali ke perusahaan.
2. Analisis Perbandingan
Neraca yang
dibandingkan (comparative balance sheet) menunjukkan aktiva, hutang dan modal
sendiri pada dua tanggal atau lebih untuk satu perusahaan, atau pada tanggal
tertentu untuk dua perusahaan. Adapun laporan laba rugi yang dibandingkan
(comparative income statement) menunjukkan penghasilan, biaya, laba atau rugi
bersih pada dua tanggal atau lebih untuk satu perusahaan, atau pada tanggal
tertentu untuk dua perusahaan yang berbeda. Angka pembanding bisa memakai :
Ø
Data Historis (data
masa lalu), dan
Ø
Angka-angka dari
perusahaan lain yang sejenis, yang diringkaskan ke dalam rata-rata industri.
Apabila rasio lancar perusahaan lebih tinggi dari angka pembanding, maka rasio
lancar tersebut baik.
3. Analisis Common Size
Analisis ini disusun dengan jalan menghitung tiap
rekening dalam laporan laba rugi dan neraca menjadi proporsi dari total
penjualan (untuk laporan laba-rugi) atau dari total aktiva (untuk neraca).
4. Analisis Du Pont
Untuk mempertajam analisis, Du Pont (perusahaan
kimia di Amerika Serikat) mengembangkan analisis Du Pont. Analisis bertujuan
untuk memisahkan Return on Asset ke dalam dua bagian : perputaran asset dan
profit margin.[7]
5. EVA (Economic Value Added)
EVA merupakan ukuran kinerja yang menggabungkan
perolehan nilai dengan biaya untuk memperoleh nilai tambah tersebut.
EVA = Modal yang
diinvestasikan (ROIC – WACC)45-
ROIC = Return on Invested Capital
WACC = Weighed Average Cost of Capital
6. Market Value Added (MVA)
MVA menghitung selisih antara nilai pasar dengan
nilai buku saham. Formula MVA bisa dilihat berikut ini.
MVA = Nilai Pasar
Saham – Nilai Buku Saham.[8]
D. Penyajian Laporan Keuangan Syariah
Penyajian
Laporan Keuangan Syariah ini sepenuhnya didasarkan pada PSAK No.101 yang
bertujuan mengatur penyajian dan pengungkapan laporan keuangan untuk tujuan
umum bagi entitas syariah yang selanjutnya disebut laporan keuangan.[9] Laporan keuangan adalah
suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan dari
suatu entitas syariah. Tujuan Laporan keuangan adalah memberikan informasi
tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas entitas syariah yang bermanfaat
bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan. Laporan keuangan yang lengkap
terdiri dari komponen-komponen berikut ini:
a. Neraca
b. Laporan Laba Rugi
c. Laporan Arus Kas
d. Laporan Perubahan Ekuitas
e. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat
f. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebijakan
g. Catatan Atas Laporan Keuangan.[10]
Diantara
pertimbangan menyeluruh dalam Laporan Keuangan Syariah:
1. Dasar Akrual
Entitas Syariah harus menyusun laporan keuangan
atas dasar akrual, kecuali Laporan Arus Kas dan perhitungan pendapatan untuk
tujuan pembagian hasil usaha. Dalam penghitungan pembagian hasil usaha
didasarkan pada pendapatan yang benar-benar terjadi (cash basis).[11]
2. Identifikasi Laporan Keuangan
Laporan Keuangan diidentifikasikan dan dibedakan
secara jelas dari informasi lain daam dokumen publikasi yang sama. Laporan
keuangan sering disajikan sebagai bagian dari suatu dokumen seperti laporan
tahunan atau prospektus. PSAK hanya berlaku untuk laporan keuangan dan tidak
berlaku untuk informasi lain yang disajikan dalam laporan tahunan atau dokumen
lainnya.
3. Periode Pelaporan
Laporan keuangan disusun secara konsisten yang
mencakup periode satu tahun, akan tetapi, untuk alasan kepraktisan, beberapa
entitas menyusun laporan keuangannya yang mencakup periode 52 minggu.
4. Neraca
Neraca minimal mancakup pos-pos berikut :
Ø
Kas dan setara kas
Ø
Piutang usaha dan
piutang lainnya
Ø
Aset keuangan
Ø
Persediaan
Ø
Investasi yang diperlukan
menggunakan metode ekuitas
Ø
Aset tetap
Ø
Aset tak berwujud
Ø
Hutang usaha dan
hutang lainnya
Ø
Hutang pajak
Ø
Dana syirkah
temporer
Ø
Hak minorotas, dan
Ø
Modal saham dan pos
ekuitas lainnya.
PSAK tidak mengatur
susunan atau format mengenai pos-pos yang harus disajikan dalam neraca. Daftar
pos yang berbeda dalam sifat maupun fungsinya layak disajikan di neraca secara
terpisah.[12]
5. Laporan Laba Rugi
Laporan Laba Rugi minimal mencakup pos-pos berikut
:
Ø
Pendapatan usaha
Ø
Bagi hasil untuk
pemilik dana
Ø
Beban usaha
Ø
Laba atau rugi usaha
Ø
Pendapatan dan beban
nonusaha
Ø
Laba atau rugi dari
aktivitas normal
Ø
Pos luar biasa
Ø
Beban pajak
Ø
Laba atau rugi
bersih untuk periode berjalan
6. Laporan Perubahan Ekuitas
Entitas Syariah harus menyajikan laporan perubahan
ekuitas sebagai komponen utama laporan keuangan, yang menunjukkan:
a. Laba atau rugi bersih periode yang bersangkutan
b. Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta
jumlahnya.
c. Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan
terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK
d. Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik.
e. Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode
f. Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal
saham, agio, dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara
terpisah setiap perubahan.
7. Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas disusun berdasarkan ketentuan yang
telah diterapkan dalam PSAK terkait.[13]
8. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat
Unsur dan laporan sumber dan penggunaan dana zakat
meliputi sumber dana, penggunaan dana selama suatu jangka waktu, dan saldo dana
zakat yang menunjukkan dana zakat yang belum disalurkan pada tanggal tertentu.
9. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebijakan
Sumber dana kebijakan berasal dari penerimaan:
Ø
Infak
Ø
Sedekah
Ø
Hasil pengelolaan
wakaf sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku
Ø
Pengembalian dana
kebijakan produktif
Ø
Denda, dan
Ø
Pendapatan nonhalal
10. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan
naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi,
laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, laporan sumber dan penggunaan dana
zakat, dan laporan penggunaan dana kebajikan, serta informasi tambahan seperti
kewajiban kontinjensi dan komitmen.[14]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Laporan
Keuangan (Financial Statement) merupakan ikhtisar mengenai keadaan
keuangan suatu perusahaan pada suatu
saat tertentu.
2. Sedangkan, Analisis Laporan Keuangan merupakan suatu proses untuk
membantu memecahkan dan sekaligus menjawab masalah-masalah yang timbul dalam
suatu organisasi perusahaan maupun organisasi yang tidak bertujuan untuk
memperoleh laba.
3.
Ada enam jenis analisis laporan keuangan yaitu
: Analisis Rasio Keuangan, Analisis Perbandingan, Analisis Common Size,
Analisis Du Pont, EVA, MVA.
4.
Penyajian Laporan
Keuangan Syariah ini sepenuhnya didasarkan pada PSAK No.101 yang bertujuan
mengatur penyajian dan pengungkapan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi
entitas syariah yang selanjutnya disebut laporan keuangan. Tujuan Laporan
keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus
kas entitas syariah yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna
laporan.
DAFTAR
PUSTAKA
Amin Widjaja Tunggal, Dasar-Dasar Analisis
Laporan Keuangan, Rineka Cipta, Jakarta,1995.
Dwi
Suwiknyo, Pengantar Akuntansi Syariah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2010.
Mamduh
M.Hanafi, Manajemen Keuangan, BPFE, Yogyakarta, 2004.
Martono,
Agus Haritjo, Manajemen Keuangan, Ekonsia, Yogyakarta, 2001.
Najmudin, Manajemen Keuangan dan Aktualisasi
Syar’iyyah Modern, ANDI, Yogyakarta, 2011.
[2] Amin
Widjaja Tunggal, Dasar-Dasar Analisis Laporan Keuangan, Rineka Cipta,
Jakarta,1995, hlm. 22-23
[3] Najmudin,
Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syar’iyyah Modern, ANDI, Yogyakarta,
2011, hlm.85-86
[5]
Ibid, hlm. 56-58
[6]
Mamduh M.Hanafi, Op.Cit, hlm. 40-43
[7]
Ibid, hlm. 45-51
[8]
Ibid, hlm.52-55
[10]
Ibid, hlm.124
[11]
Ibid, hlm.128
[12]
Ibid, hlm. 132-137
[13]
Ibid, hlm.140-142
[14]
Ibid, hlm. 143-146
No comments:
Post a Comment