Halaman

Tuesday, March 12, 2019

Metodologi Studi Islam: MODEL-MODEL PENELITIAN KEAGAMAAN II


MODEL-MODEL PENELITIAN KEAGAMAAN II
MAKALAH
Mata kuliah: Metodologi Studi Islam
Dosen Pengampu : Suhadi, M.S.I








Disusun Oleh :
Siti Barokah                                        (212455)
Norma Firdaus Suryo Anggoro          (212456)
Riadatun Nafis                                    (212457)



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN MBS/ SYARI'AH DAN EKONOMI ISLAM
2014

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Penelitian sebagai kegiatan ilmiah karena menggunakan metode keilmuan. Sedangkan metode ilmiah sendiri adalah usaha untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan kesangsian sistematis.
Sedangkan penelitian agama sendiri menjadikan agama sebagai objek penelitian yang sudah lama diperdebatkan. Harun nasution menunjukkan pendapat yang menyatakan bahwa agama, karena merupakan wahyu, tidak dapat menjadi sasaran penelitian ilmu sosial, dan kalaupun dapat dilakukan, harus menggunakan metode khusus yang berbeda dengan metode ilmu sosial.
Oleh karena sebab itu, maka dalam kesampatan kali ini kami akan menyajikan makalah “METODOLOGI STUDI ISLAM”  yang bertemakan “MODEL-MODEL PENELITIAN KEAGAMAAN II”. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.

B.Rumusan masalah
1.      Bagaimana Konstruksi teori penelitian keagamaan?
2.      Apa sajakah model-model penelitian agama?


C.tujan pembahasan         
             Penelitian (Research) adalah upaya sistematis dan objektif untuk mempelajari suatu masalah dan menemukan prinsip-prinsip umum. Selain itu, penelitian juga berarti upaya pengumpulan informasi yang bertujuan untuk menambah pengetahuan. Pengetahuan manusia tumbuh dan berkembang berdasarkan kajian-kajian sehingga terdapat penemuan-penemuan, sehingga ia siap merevisi pengetahuan-pengetahuan masa lalu melalui penemuan-penemuan baru.








BAB II
PEMBAHASAN
       I.            Konstruksi teori penelitian keAgamaan
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, W.J.S. Poerwadarminta Mengartikan konstruksi adalah cara membuat (menyusun) bangunan – bangunan (jembatan dan sebagainya) dan dapat pula berarti susunan dan hubungan kata di kalimat atau di kelompok kata. Sedangkan teori berarti pendapat yang dikemukakan sebagai suatu keterangan mengenai suatu peristiwa (kejadian) dan berarti pula asas-asas dan hukum-hukum umum yang dasar suatu kesenian atau ilmu pengetahuan. Selain itu, teori dapat pula berarti pendapat, cara-cara, dan aturan-aturan untuk melakukan sesuatu[1].

Teori-teori yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
a. Teori perubahan sosial
b. Teori struktural-fungsional
c. Teori antropologi dan sosiologi Agama
d. Teori budaya dan tafsir budaya simbolik
e. Teori pertukaran sosial
f. Teori sikap
Dengan demikian, penelitian diatas meminjam teori-teori yang dibangun dalam ilmu-ilmu sosial. Ia disebut penelitian keagamaan dalam pandangan Middleton atau penelitian hidup Agama dalam pandangan Juhaya S. Praja[2].

    II.            Model-Model Penelitian Keagamaan
Adapun model penelitian yang ditampilkan di sini disesuaikan dengan perbedaan antara penelitian agama dan penelitian hidup keagamaan. Djamari, dosen Pascasarjana IKIP Bandung, menjelaskan bahwa kajian sosiologi agama menggunakan metode ilmiah. Pengumpulan data dan metode yang digunakan antara lain[3]:
A.    Analisis lintas budaya
Analisis lintas budaya bisa diartikan dengan ilmu antropologi, karena dilihat dari definisi antropologi sendiri secara sederhana dapat dikatakan bahwa antripologi mengkaji kebudayaan manusia.
Dengan membandingkan pola-pola sosial keagamaan di beberapa daerah kebudayaan, sosiolog dapat memperoleh gambaran tentang korelasi unsur budaya tertentu atau kondisi sosio kultural secara umum[4].
Sosiologi dalam sejarahnya digunakan untuk mengkaji masyarakat modern, sementara antropologi mengkhususkan diri terhadap masyarakat primitif. antropologi sosial agama berkaitan dengan soal-soal upacara, kepercayaan tindakan dan kebiasaan yang tetap dalam masyarakat sebelum mengenal tilisan yang menunjuk pada apa yang dianggap suci dan supranatural. Sekarang terdapat kecenderungan antropologi tidak hanya digunakan untuk meneliti masyarkat primitif, melainkan juga masyarakat yang komplek dan maju menganalisis simbolisme dalam agama dan mitos, serta mencoba mengembangkan metode baru yang lebih tepat untuk studi agama dan mitos. Antropologi agama memandang agama sebagai fenomena kultural dalam pengungkapannya yang beragam, khususnya tentang kebiasaan peribadatan dan kepercayaan dalam hubungan-hubungan sosial.
Yang menjadi penelitian dengan pendekatan antropologi agama sera umum adalah mengkaji agama sebagai ungkapan kebutuhan makhluk budaya yang meliputi: (1) pola-pola keberagamaan manusia dari perilaku bentuk-bentuk agama primitif yang mengedepankan magic, mitos, animisme, tetonisme, paganisme pemujaan terhadap roh, dan polyteisme, sampai pola keberagamaan masyarakat industri yang mengedepankan rasionalitas dan keyakinan monoteisme: (2) Agama dan pengungkapannya dalam bentuk mitos, simbol-simbol, ritus, tarian ritual, upacara pengorbanan, simedi, selametan, dan (3) pengalaman religius, yang meliputi meditasi, dan mistisme, sufisme[5].
Islam sebagai agama yang dibawa oleh nabi Muhammad saw sampai saatnya kini telah melalui berbagai dimensi budaya dan adat-istiadat. Masing-masing negeri memiliki corak budayanya masing-masing dalam mengekspresikan agamanya. Karena itu dari segi antropologi kita dapat memilah-milah mana bagian islam yang merupakan ajaran murni dan mana ajaran islam yang bercorak lokal budaya setempat[6].
B.     Observasi partisipatif
Dengan partisipasi dalam kelompok, peneliti dapat mengobservasi perilaku orang-orang dalam konteks relegius. Baik diketahui atau tidak oleh orang yang sedang diobeservasi. Dan diantara kelebihannya yaitu memungkinkannya pengamatan simbolik antar anggota kelompok secara mendalam. Adapun kelemahannya yaitu terbatasnya data pada kemampuan observer[7].
C.     Analisis isi
Dengan metode ini, peneliti mencoba mencari keterangan dari tema-tema agama, baik berupa tulisan, buku-buku khotbah, doktrin maupun deklarasi teks, dan lainnya. Umpamanya sikap kelompok keagamaan dianalisis dari substansi  ajaran kelompok tersebut[8].




KESIMPULAN
Teori dalam konstruksi penelitian keAgamaan diantaranya Teori perubahan sosial, Teori struktural-fungsional, Teori antropologi dan sosiologi Agama, Teori budaya dan tafsir budaya simbolik, Teori pertukaran sosial, Teori sikap
Model-model penelitian keagamaan diantaranya adalah Analisis Sejarah, Analisis Lintas Budaya, Eksperimen, Observasi Partisipatif, Riset Survey dan Analisis Statistik, Analisis Isi
Demikian makalah ini kami susun, kami menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi tulisan maupun kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan agar menjadi lebih baik kedepannya.


DAFTAR PUSTAKA
1.      Drs. Atang Abd. Hakim, MA, Dr. Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008
2.      Choiron, Perbandingan Kajian Agama-Agama Dalam Prespektif Komparatif, 2009
3.      http://makalah88.blogspot.com/2012/01/penelitian-agama-dan-model-modelnya.html diakses pada tanggal 19 Mei 2014 pukul: 10.07 Wib


[1] http://stitattaqwa.blogspot.com/2013/03/model-penelitian-keagamaan.html diakses pada tanggal 19 Mei 2014 pukul: 10.37 Wib
[2] Drs. Atang Abd. Hakim, MA, Dr. Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008 hal. 64
[3] Ibid hal. 64
[4] Ibid hal. 65
[5] Choiron, Perbandingan Kajian Agama-Agama Dalam Prespektif Komparatif, 2009 hal. 19-20
[7] Drs. Atang Abd. Hakim, MA, Dr. Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008 hal. 66
[8] Ibid hal. 66

No comments:

Post a Comment