MANAJEMEN QALBU
SEBUAH TITISAN MENUJU KEDEKATAN ILAHI
MAKALAH
Disusun Guna
Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Tasawuf
Dosen Pengampu : Nur Ma’rufin

Disusun Oleh :
Usna Fachrun Nisa’ 112388
Iseh Asih Fitrotin 112391

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
KUDUS
JURUSAN TARBIYAH / PAI
2012
MANAJEMEN QALBU
SEBUAH TITISAN MENUJU KEDEKATAN ILAHI
A.
PENDAHULUAN
Tasawuf
sebagaimana telah dipaparkan di muka adalah ilmu yang membahas cara pendekatan
diri seseorang kepada Tuhan melalui pensucian ruh. Oleh karena itu tema
ketuhanan hampir bisa dipastikan merupakan tema sentral dalam ilmu tasawuf.
Mempelajari tasawuf itu bertujuan untuk mendekatkan kepada Allah
sedekat-dekatnya melalui pensucian batin. Bahkan ruhnya dapat bersatu dengan
ruh Tuhan.
Tuhan bersifat
rohani, maka bagian yang dapat mendekatkan diri kepada Tuhan adalah ruh bukan
jasadnya. Tuhan adalah maha suci. Maka yang dapat diterima kembali untuk
mendekatinya adalah ruh yang suci. Dalam ajaran Islam, Tuhan memang dekat
sekali dengan manusia. Dijelaskan di dalam Al-Qur’an sendiri “Jika
hamba-hamba-Ku bertanya kepada-Ku maka aku sangat dekat dan akan mengabulkan
seruan orang yang memanggil jika aku dipanggil.” (Q.S. Al-baqarah 186).[1]
Seorang sufi
mencari Tuhan tak perlu jauh cukup ia masuk ke dalam dirinya dan Tuhan yang
dicarinya akan ia jumpai dalam dirinya sendiri. Sufi melihat persatuan manusia
dengan Tuhan perbuatan manusia dalah manusia adalah perbuatan Tuhan. Bahkan
Tuhan juga mendekatkan kepada makhluk lain.[2]
A.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa pengertian
Qalbu?
2.
Bagaimana
peran Qalbu dalam mengendalikan perbuatan manusia?
3.
Bagaimana cara
menata hati untuk mendekatkan diri kepada Tuhan?
B.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Qalbu
Dalam bahasa
Arab, “Qalb” berarti hati. Sedangkan makna dari “Qalb” itu sendiri adalah
membalikan. Namun ada pula yang menyebutnya dengan “al kabad”. Pemaknaan
lughawy ini hanya sebagai dasar bahwa hati adalah bagian terpenting dalam tubuh
dan pola pikir manusia.
Jadi, Qalb
berarti segumpal darah yang berbentuk
bundar, memanjang, terletak pada pinggir kiri dalam dada. Di dalamnya terdapat
lubang yang diisi dengan darah hitam yang merupakan sumber dan tambang dari
nyawa. Secara psikis, Qalb berarti sesuatu yang halus, rohani, yang berasal
dari alam ketuhanan.[3]
2.
Peranan Qalbu
dalam mengendalikan perbuatan manusia
Allah adalah
Tuhan yang Maha Suci. Jalan kita mendekatkan kepada Allah dengan cara pensucian
diri melaui memperbaiki akhlak yang bertujuan untuk membersihkan qolbu berarti
mengosongkan diri dari sifat-sifat tercela (takhalli), kemudain mengisinya
dengan sifat-sifat yang terpuji (tahalli), yang selanjutnya beroleh kenyataan
tuhan (tajalli).
Qalbu ialah
ruh yang suci berpengaruh dalam tubuh. Dan dialah yang mengatur jasmani dan
segenap anggota badan, dan ia hakikat insan.[4]
Jika Qalbu kita buruk, maka perilaku kita akan menjadi buruk juga.
3.
Penataan hati
untuk mendekatkan diri kepada Tuhan
Cara-cara mendekatkan Qalbu kepada
Allah ialah :
1.
Sholat lima
waktu
Sholat adalah
tiang agama, setiap muslim wajib melaksanakan sholat. Selain sholat, cara
mendekatkan diri kepada Allah melalui dzikir, agar hati kita menjdai nyaman, tentram, dan damai. Sholat
adalah amal pertama yang dilihat pada hari kiamat, jika sholat sempurna maka
diterima amal-amal lainnya dan sebaliknya.[5]
Sesuai dengan
ayat berikut :
tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä ûÈõuKôÜs?ur Oßgç/qè=è% Ìø.ÉÎ/ «!$# 3
wr& Ìò2ÉÎ/ «!$# ûÈõyJôÜs? Ü>qè=à)ø9$# ÇËÑÈ
"(yaitu)
orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah hati menjadi tenteram".(QS.
ar-Raad 13: 28).[6]
2.
Mensyukuri
nikmat Allah
Saat ini kita
masih dapat bernafas, makan, minum, masih mempunyai keluarga, masih mempunyai
apa yang kita miliki saat ini,masih mempunyai panca indera mata, hidung,
telinga dan masih boleh bernafas (masih diberi kesempatan hidup). Masih
wajarkah kita tidak bersyukur dan tidak berterimakasih pada-Nya.
Syukur,
berkaitan dengan hati, lidah dan anggota badan. Berkaitan dengan dengan hati
maksutnya niat untuk melakukan perbuatan yang baik dan dissembunyikan dari
penglihatan orang lain. Berkaitan dengan lidah artinya menunjukkan rasa syukur
kepada Allah dengan pujian-pujian yang mengarah kepada Allah. Adapun yang
berkaitan dengan anggota badan adaah penggunaan
nikmat Allah dalam upaya menaati-Nya dan
menjauhi penggunaannya untuk brmaksiat kepada-Nya.[7]
Sesuai dengan
ayat berikut :
tA$s%ur #ÓyqãB bÎ) (#ÿrãàÿõ3s? ÷LäêRr& `tBur Îû ÇÚöF{$# $YèÏHsd cÎ*sù ©!$# ;ÓÍ_tós9 îÏHxq ÇÑÈ
Dan Musa
berkata: “Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya mengingkari
(nikmat Allah) maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. (QS:
Ibrahim : 8).[8]
3.
Mengingat
kematian yang datang tiba-tiba
Setiap
makhluk yang hidup pasti akan mati. Kita
di dunia ini hanya sementara, pebuatan kita akan dimintai pertanggungjawaban
oleh Allah di akhirat nanti. Kematian adalah kehidupan setelah dunia. Yang pada
hakikatnya kehidupan baru dengan aturan dan pengalaman yang baru. [9]
@ä. <§øÿtR èps)ͬ!#s ÏNöqpRùQ$# 3
$yJ¯RÎ)ur cöq©ùuqè? öNà2uqã_é& tPöqt ÏpyJ»uÉ)ø9$# (
`yJsù yyÌômã Ç`tã Í$¨Y9$# @Åz÷é&ur sp¨Yyfø9$# ôs)sù y$sù 3
$tBur äo4quyÛø9$# !$u÷R$!$# wÎ) ßì»tFtB Írãäóø9$# ÇÊÑÎÈ
“Tiap-tiap yang bernyawa akan merasai mati,
dan pada hari kiamat saja akan disempurnakan balasan kamu. Ketika itu sesiapa
yang dijauhkan daripada neraka dan dimasukkan ke syurga maka sesungguhnya dia
sudah berjaya. Dan (ingatlah bahawa) kehidupan di dunia ini (meliputi segala
kemewahan dan pangkat kebesarannya) tidak lain hanya kesenangan bagi
orang-orang yang terpedaya.” (QS Ali Imran: 185).[10]
C.
KESIMPULAN
1.
Qalbu dalam
bahasa Arab berarti hati. Sedangkan makna dari “Qalb” itu sendiri adalah
membalikan. Jadi, Qalb berarti segumpal darah yang berbentuk bundar, memanjang, terletak pada
pinggir kiri dalam dada.
2.
Qalbu ialah
ruh yang suci berpengaruh dalam tubuh. Dan dialah yang mengatur jasmani dan
segenap anggota badan, dan ia hakikat insan. Jika Qalbu kita buruk, maka
perilaku kita akan menjadi buruk juga.
3.
Penataan hati
untuk mendekatkan diri kepada Allag dengan cara sholat lima waktu, mensyukuri
nikmat Allah dan mengingat kematian yang datang tiba-tiba.
D.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Ghazali , Abu
Hamid Muhammad. 2003. Melalui Hati
Menjumpai Ilahi. Jakarta: Hikmah
Al-Qur’an dan Terjemahannya. 2011.
(Bandung: CV. Penertbit Diponegoro)
Rakhmat, Jalaludin.
2000. Meraih Cinta Ilahi Pencerahan Sufistik. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Syukur, Amin. 2000. Menggugat
Tasawuf, Pustaka Pelajar. Yogyakarta
Zahri, Mustafa. 1997. Kunci
Memahami Ilmu Tasawuf. Surabaya: PT. Bina Ilmu
No comments:
Post a Comment