Halaman

Tuesday, March 12, 2019

Manajemen Operasi: PERENCANAAN LAYOUT FASILITAS


PERENCANAAN LAYOUT FASILITAS


MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas
Mata kuliah : Manajemen Operasi
Dosen Pengampu : Tina Martini,












Disusun oleh:

Noor Fitriyani        : 212445
Fatimatuz Zahroh : 212458
Miftakhul Naimatul Z : 212472



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN SYARI’AH / MBS
2014

BAB I
A.    Latar belakang
Permasalahan tat letak fasilitas merupakan salah satu area penting dalam merancang sistem produksi sekaligus merupakan kunci untuk meningkatkan produktivitas pabrik. Tujuan dari permasalahan tat letak fasilitas adalah menentukan penempatan sekelompok fasilitas atau mesin dalam sebuah lantai produksi atau area pabrik yang paling efektif sehingga meminimasi biaya penanganan material.
Permasalahan tataletak fasilitas masuk dalam kelas permasalahan yang tidak dapat dipecahkan dalam waktu cepat. Kompleksitas permasalahan meningkat secara exponensial terhadap jumlah mesin. Semakin banyak jumlah mesin yang ditempatkan, maka akan sulit bahkan tidak mungkin untuk menghasilkan solusi optimal dalam waktu yang wajar, walaupun didukung dengan komputer yang sangat cepat.
B.     Rumusan masalah
1.      Apa pengertian dan pentingnya layout (tata letak)?
3.      Bagaimana kriteria kinerja tata letak?
4.      Apa saja jenis layout (tata letak )?
5.      Bagaimana tata letak untuk jasa?













PEMBAHASAN

Tata letak merupakan keputusan kunci yang menentukan efisiensi operasi jangka panjang. Tata letak mempunyai sejumlah implikasi strategis karena hal tersebut dapat menyusuun prioritas persaingan perusahaan yang berkaitan dengan kapasitas, proses, fleksibilitas dan biaya seperti kualitas kehidupan kerja, kontrak pelanggan dan image. Tata letak yang efektif da[at membantu organisasi mencapai strategi yang mendukung diferensiasi, biaya rendah dan tanggapan. Tata letak terdapat pada semua bidang karena setiap fasilitas mempunyai tata letak. Tat letak yang baik dapat memperbaiki koordinasi antar lini departemen dan bidang fungsional. Setiap proses dalam fasilitas mempunyai tata letak yang harus direncanakan secara teliti.
Orientasi merupakan kebutuhan keperilakukan dari individu yang memasuki suatu tempat dengan berbagai pertanyaan. Maka orientasi dapat dibantu dengan desain fasilitas yang memungkinkan pelanggan melihat penyedia jasa, baik dilihat dari luar maupun setelah berada di dalamnya.
Menurut Russel dan Taylor (2000), Chase et al. (2001), dan dervitsiotis (1981), tujuan tata letak adalah meminimumkan material handling cost, meningkatkan efisiensi utilitas ruangan, meningkatkan efisiensi  utilitas tenaga kerja pabrik, mengurangi kendala proses, dan memudahkan komunikasi dan interaksi antara para pekerja, pekerja dengan supervisinya, dan atau antara pekerja dengan para pelanggan perusahaan.
            Dengan demikian, secara umum, tujuan dari perencanaan tata letak adalah untuk mendapatkan susunan tata letak yang paling optimal dari fasilitas-fasilitas produksi yang tersedia di dalam perusahaan. Dengan adanya susunan tata letak yang optimal, maka diharapkan pelaksanaan proses produksi di dalam perusahaan tersebut akan dapat berjalan dengan lancar dan para karyawan akan dapat menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada mereka dengan baik pula. Namun demikian, secara lebih terperinci tujuan tata letak akan mencakup beberapa hal sebagai berikut.
1.      Meminimalisasi Material Handling Cost
2.      Efektivitas penggunaan ruangan pabrik
3.      Tingkat penggunaan Tenaga kerja Pabrikasi
4.      Mengurangi kendala kelancaran proses produksi
5.      Memudahkan komunikasi[1]

Desain fasilitas dan tata letak untuk menghindari disorientasi dan frustrasi bila karyawan atau pelanggan memasuki struktur yang tidak mereka kenal. Konsep tempat pelayanan didasarkan pad aide bahwa lingkungan fisik mempengaruhi perilaku dan persepsi pelayanan baik bagi pelanggan maupun karyawan atau penyedia jasa. Desain fasilitas dan tata letak didasarkan pada tujuan pelayanan, yaitu kebutuhan atau persyaratan ruang, fleksibilitas, fakyor estetika dan lingkungan. Menurut Heizer dan Render (2008) desain tata letak harus memperhatikan beberapa hal yaitu sebagai berikut:
a.    Penggunaan ruang, peralatan dan orang dengan lebih baik;
b.    Dapat memperbaiki aliran informasi, material dan orang;
c.    Dapat memperbaiki moral karyawan dan meningkatkan keamanan dan kondisi kerja;
d.    Dapat memperbaiki interaksi dengan pelanggan;
e.    Bersifat fleksibel (apapun tata letak yang ada, pasti memerlukan perubahan).
Permasalahan tata letak dalam menemukan pengaturan terbaik dari komponen dan fasilitas fisik system pelayanan dengan pertimbangan waktu, biaya dan teknologi. Sasaran tata letak antara lain sebagai berikut:
a.    Pemindahan orang, material dan kertas kerja seminimal mungkin.
b.    Penggunaan ruang seoptimal mungkin. Ruang yang tersedia harus memungkinkan untuk ekspansi.
c.    Fleksibilitas dalam pengaturan, pelayanan dan pertumbuhan. Perubahan produk atau jasa yang ditawarkan akan membuat perlunya modifikasi tata letak dari waktu ke waktu.
d.    Lingkungan fisik yang memuaskan bagi karyawan. Hal ini meliputi pencahayaan, pengendalian suhu udara, ketenangan, kafetaria, kamar kecil dan sebagainya.
e.    Kenyamanan pelanggan selama pelayanan.
f.     Penampilan atraktif dari ruang kantor yang diatur bagi manajemen dan pelanggan.
Menurut Heizer dan Render , tata letak yang baik membutuhkan beberapa hal yaitu:
a.    Peralatan dan penanganan bahan atau material. Manajer harus memutuskan peralatan yang digunakan.
b.    Kebutuhan kapasitas dan ruang. Apabila orang, mesin dan peralatan diketahui, maka manajer dapat menyusun tata letak dapat menyusun tata letak dan menyediakan ruang bagi setiap komponen.
c.    Lingkungan dan keindahan. Tata letak yang berkaitan dengan keputusan mengenai tempat, jendela, ruang dan berbagai fasilitas seperti aliran udara, ketenangan, prifasi dan sebagainya.
d.    Aliran informasi. Komunikasi adalah penting bagi organisasi dan harus didukung oleh tata letak.
e.    Biaya perpindahan antar berbagai pekerjaan. Ada berbagai pertimbangan yang berkaitan dengan perpundahan bahan atau untuk kepentingan bidang tertentu di proses selanjutnya.[2]

        Secara umum ada empat macam layout, yaitu:
1.    Layout Proses atau Layout Fungsional atau Functional Layout atau Process Layout
Dalam layout ini mesin-mesin dan peralatan-peralatan yang memiliki kesamaan fungsi dikelompokkan dan ditempatkan dalam satu tempat atau ruang tertentu. layout semacam ini biasanya dipergunakan untuk perusahaan-perusahaan yang berproduksi dalam rangka memenuhi pesanan dimana terdapat banyak pesanan yang berbeda baik dalam bentuk, kualitas, maupun jumlahnya.
2.    Layout Produk atau Layout Garis Atau Product Layout atau Line Layout
Di dalam layout jenis ini mesin-mesin dan perlengkapan pabrik disusun berdasarkan urutan opersi proses produksi yang diperlukan untuk membuat suatu produk.
3.    Layout Kelompok atau Group Layout
Pada layout ini, mesin-mesin dan perlengkapan yang digunakan untuk membuat atau memproses komponen yang sama
4.    Layout Posisi Tetap
Layout ini merupakan susunan letak mesin dan fasilitas produksi yang diatur di dekat tempat proses produksi dengan posisi tetap.[3]

Sedangkan menurut Krajewski et al, jenis tata letak juga mencakup sebagai berikut :

1.   Tata Letak Aliran Fleksibel
Tata letak ini digunakan pada kantor yang langsung berhubungan dengan pelanggan (front office) dan job process dengan aliran kerja beragam, volume rendah dan kastemisasi tinggi. Tata letak aliran fleksibel ini paling sesuai bila kegiatan operasi dilakukan intermittent dengan berbagai tipe pelanggan atau perusahaan manufaktur yang memiliki berbagai komponen yang berbeda-beda. Keunggulan tipe tata letak fleksibel adalah diatur secara linier, menggunakan peralatan yang bersifat umum dan sumber daya sedikit, lebih fleksibel dalam menangani perubahan dalam bauran produk, karyawan lebih ahli dalam pengetahuan teknis dan peralatan yang multifungsi. Tantangan dalam tata letak aliran fleksibel ini adalah pengaturan tata letak yang memudahkan proses sehingga tidak menimbulkan kekacauan.
Tata letak proses berusaha meminimalkan waktu perpindahan antar departemen yang berdampak pada biaya.
Contoh : suatu perusahaan jasa mencoba mengatur tata letak ruangan untuk melayani pelanggan. Perusahaan itu memiliki enam departemen yang masing-masing memerlukan luas petak 20 kaki X 20 kaki, sedangkan ruangan yang dimiliki untuk keenam departemen tersebut adalah panjang 60 kaki dan lebar 40 kaki. Pengaturan ke enam departemen tersebut mengikuti keenam tahapan berikut:
Tahap 1. Menyusun matriks muatan dari – ke masing-masing departemen
Tahap 2. Menentukan kebutuhan ruangan untuk setiap departemen
Tahap 3. Mengembangkan skema awal yang menunjukkan banyaknya barang atau orang atau informasi yang di angkut antar departemen.
Tahap 4. Menentukan biaya untuk pengaturan dengan menggunakan persamaan minimasi biaya angkut dan penganganan barang.
Tahap 5. Mencoba mencari tata letak departemen dapat mencapai biaya minimal.
Tahap 6. Persiapkan pengaturan departemen yang sesuai dengan ruangan yang tersedia.

2.   Tata Letak Aliran Lini
            Tata letak ini digunakan pada pabrikasi (back office) dan proses lini yang memiliki aliran kerja linier dan tugas yang berulang-ulang. Setiap stasiun atau pusat kerja (work stasion) atau departemen diatur sesuai jalur lini. Beberapa jenis pengaturan aliran, seperti bentuk L, O, S atau U. Tata letak ini disebut dengan lini produksi atau lini rakitan.
            Tipe tata letak ini sangat terspesialisasi dan sumber daya modal tinggi. Bila volumenya tinggi, keuntungan tata letak aliran lini adalah dalam hal kecepatan tingkat pemrosesan, persediaan lebih rendah, waktu tidak produktifnya rendah untuk perubahan dan penanganan bahan atau material. Tatangannya adalah mengelompokkan kegiatan- kegiatan ke dalam stasiun-stasiun kerja dan mencapai tingkat hasil yang diinginkan dengan sumber daya terbatas. Tata letak ini juga sering disebut dengan tata letak produk dengan proses yang bersifat kontinyu.
            Keunggulan tata letak produk ini adalah persediaan bahan baku dan barang dalam proses rendah, pelatihan karyawan tidak terlalu diutamakan, biaya variabel per unit rendah, dan waktu persiapan mesin tidak terlalu lama. Sedangkan kelemahan tata letak produk ini adalah fleksibilitas rendah, unit produk yang dihasilkan banyak, dan terhentinya sebagian proses akan menghambat proses produksi secara keseluruhan.
3.   Tata Letak Campuran
Tata letak mengombinasikan elemen-elemen dari proses yang berbeda dengan proses lini.Tata letak campuran digunakan dalam fasilitas yang mempunyai kegiatan operasi pabrikasi dan rakitan (assembly). Operasi pabrikasi merupakan komponen yang dibuat dari bahan mentah dengan aliran campuran, sedangkan pada operasi rakitan komponennya dirakit menjadi produk akhir. Manajer operasi juga menciptakan tata letak campuran dalam memperkenalkan sel dan otomasi yang fleksibel seperti system pemanufakturan fleksibel. Suatu sel merupakan dua atau lebih stasiun kerja yang ditempatkan saling berdekatan dengan beberapa bagian atau model diproses dengan aliran lini. Sedangkan bila sel satu karyawan dan beberapa mesin disebut teknologi kelompok.[4]
            Tata letak pelayanan yang baik dapat mendorong pelanggan merasa yakin dan nyaman dalam mendapatakan pelayanan. Tersedianya tempat dan pemenuhan kebutuhan ruangan juga merupakan persyaratan mutlak pelayanan. Fleksibilitas tata letak pelayanan di masa mendatang. Kemanan merupakan ukuran penentu tata letak pelayanan pelanggan yang dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan pada pihak penyedia jasa. Factor keindahan pelayanan seperti di toko fashion yang selalu mengutamakan keindahan ruang, baik display maupun ruang pas.
            Pertimbangan lain dalam pengaturan tata letak pelayanan adalah komunitas dan lingkungan. Pelayanan tidak hanya memperhatikan kualitas pelayanan atau jasa yang diterima, tetapi berbagai factor lain yang menyertai dan mendukung pelayanan tersebut. Organisasi jasa atau pelayanan dikelompokkan menjadi dua, yaitu pelayanan berdasarkan fasilitas dan pelayanan berdasarkan medan atau tempat. Pada pelayanan berdasar fasilitas, pelanggan mengakses sendiri fasilitas pelayanan, sedangkan pada pelayanan berdasar medan atau tempat, penyedia jasa atau pelayanan, menyediakan pelayanan kepada pelanggan atau kepemilikannya, yang ditempatkan pada lokasi pelanggan atau mendekati pelanggan.
1.   Tata Letak Proses
Tata letak proses (prosese layouts) yang digunakan dalam perusahaan jasa memerlukan ruang yang memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi para pelanggan. Sebagian besar perusahaan jasa atau pelayanan menggunakan tata letak proses karena adanya variasi dalam permintaan pelayanan.
          Tata letak proses dikarakteristikan dengan operasi yang sebentar-sebentar (intermittent), toko jasa (service job), sekumpulan pekerjaan (jobs shop), atau sekumpulan produksi (batch production) yang melayani kebutuhan yang berbeda dari orang-orang yang berbeda. Tata letak proses diatur sesuai denga fungsi proses yang banyak digunakan oleh organisasi jasa atau pelayanan. Jenis tata letak ini sangat efisien bagi pelanggan di kantor pengacara, perusahaan asuransi, klinik atau rumah sakit, dan agen perjalanan.
          Keunggulan tata letak berorientasi proses adalah fleksibilitas peralatan yang digunakan dan penugasan karyawan. Dalam perencanaanya taktik yang umum adalah mengatur departemen atau tempat-tempat pemeberian pelayanan dengan cara yang paling nyaman. Hubungan dan perpindahan orang maupun kertas kerja dari satu tempat ke tempat lain menjadi pertimbangan utama.
          Kelemahan tata letak proses disebabkan peralatan yang digunakan yang bersifat umum. Permintaan atau keinginan pelanggan seringkali dilayani dalam waktu yang lama karena kesulitan dalam penjadwalan, persiapan, dan penganganan bahan atau material yang unik. Hal tersebut membutuhkan karyawan dengan keahlian tinggi dan perlunya persediaan barang dalam proses dalam jumlah cukup untuk menagantisipasi proses masing-masing departemen yang tidak seimbang.
          Bebarapa hal yang perlu mendapatkan perhatian, yaitu banyaknya orang atau barang atau informasi yang akan disampaikan antar departemen dan jarak yang terkait dengan biaya pemindahan barang atau orang atau informasi antar departemen. Biaya merupakan fungsi jarak antar departemen. Sasaran yang akan dicapai dalam tata letak kantor dirumuskan :
Minimum biaya =
n = banyaknya departemen
i,j = departemen
Xij = banyaknya yang diangkut dari departemen i ke departemen j
Cij = banyaknya yang diangkut dari departemen i ke departemen j

2.   Tata Letak Kantor
            Tata letak kantor menghendaki pengelompokan / karyawan, peralatan, dan ruang untuk memberikan kenyamanan, keamanan, dan perpindahan informasi. Tata letak kantor mempertimbangkan perpindahan informasi, baik yang dibawa oleh individu dengan bertatap muka, melalui telepon atau komputer, dengan e-mail, diskusi kelompok, surat, atau pembicaraan lewat telepon internal. Perbedaan utama tata letak kantor adalah pentingnya aliran informasi.
            Beberapa hal yang menjadi perhatian dan pertimbangan dalam tata letak kantor, yaitu kedekatan (proximity), prifasi atau keleluasaan pribadi (privacy), dan beberapa macam pilihan tata letak kantor.
3.   Tata Letak Eceran
            Tata letak eceran didasarkan pada ide bahwa penjualan dan profitabilitas bervariasi bagi pelanggan. Banyak manajer operasi eceran mencoba memperlihatkan semua produk yang dijualnya kepada pelanggan. Penelitian yang ada menunjukkan bahwa semakin banyak produk yang di perlihatkan (display) kepada pelanggan , semakin banyak penjualan dan semakin tinggi tingkat pengembalian investasinya. Sasaran tata letak pelayanan eceran adalah memaksimumkan keuntungan setiap bidang atau ruang yang dimiliki (Chase et al, 2006). Tata letak eceran juga memperhatikan kenyamanan pelanggan, kemudahan memindahakan barang, dan mengoptimalkan ruangan yang ada. Ada beberrapa ide yang membantu pengaturan tata letak eceran tersebut .[5]








BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Sesuai dengan hasil pembahasan yang telah kami lakukan dari judul makalah maka dapat dibuat  kesimpulan, bahwa perencanaan lokasi dan strategi tata letak yang tepat dan baik, akan memberikan dampak positif bagi perusahan karena strategi tata letak yang tepat menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas, biaya, kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan, dan citra perusahaan.
Perencanaan lokasi dan strategi tata letak yang tepat akan mendukung sebuah perusahaan di dalam pencapaian tujuan (goal) yang mengarah pada peningkatan profitabilitas perusahaan yang didasari dengan adanya efisiensi dan produktifitas kerja yang baik.























T. Hani Handoko, (1984 ). Dasar – Dasar manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta : BPFE – Yogyakarta
http://moryaritonang.wordpress.com/2010/04/04/seminar-manajemen/
Heizer, J dan Barry Render, 2001. Prinsip-prinsip Manajemen Operasi. Salemba Empat. Jakarta
http : //One. indoskripsi.com // artikel – skripsi-tentang / strategi – tata-letak.
http://obiand.wordpress.com/2012/06/02/manajemen-operasional-tentang-lay-out-produksi/



[2] Heizer, J dan Barry Render. Prinsip-prinsip Manajemen Operasi. Salemba Empat. Jakarta
[3] T. Hani Handoko, (1984 ). Dasar – Dasar manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta : BPFE – Yogyakarta hlm 106-111

[5] http : //One. indoskripsi.com // artikel – skripsi-tentang / strategi – tata-letak. Diakses 27 april 2014

No comments:

Post a Comment