Halaman

Tuesday, March 12, 2019

Manajemen Operasional: PERENCANAAN KAPASITAS


PERENCANAAN KAPASITAS


MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Manajemen Operasional
Dosen Pengampu : Tina Martini, SE. M.Si








Disusun Oleh :



SITI DEWI SETYANINGSIH

ARIF AWWALUDDIN

ACHMAD MUTAAFIF

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN SYARI’AH / MBS
2014

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
            Dalam tiap proses produksi diperlukan beberapa pertimbangan yang matang menyangkut batas maksimal kerja dari suatu alat dan mesin yang digunakan selama proses tersebut berlangsung. Hal ini menjadi sesuatu penting untuk melihat sejauh mana alat-alat produksi mampu beroprasi. Jika dalam menjalankan fungsinya, alat tersebut dipaksakan, maka tidak menutup kemungkinan terjadinya over load, sehingga hal tersebut menyebabkan alat menjadi cepat aus. Dengan demikian akan semakin membengkakkan biaya produksi. Dari gambaran tersebut terlihat bahwa perencanaan kapasitas menjadi begitu penting. Perencanaan kapasitas adalah suatu proses sitematis untuk menentukan tingkat kapasitasnya optimal atas dasar permintaan pasar yang diperkirakan. Dalam perencanaan kapasitas ada pilihan-pilihan yang tetap harus diperhatikan agar sasaran perusahaan dapat dicapai.
Pemimpin perusahaan sering kali mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan berkaitan dengan perencanaan kapasitas dalam kenyataan sehari-hari. Jika permintan pasar naik, perusahaan justru cenderung meningkatkan jumlah produksi untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Padahal setiap alat memiliki kapasitas tertentu dalam berproduksi. Apabila ini tetap dipaksakan, maka nantinya keuntungan yang diperoleh karena produksi tambahan tersebut tidak akan mampu menutupi kerugian akibat kerusakan alat yang disebabkan oleh produksi yang melebihi kapasitas seharusnya.

B.  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian perencanaan kapasitas ?
2.      Apa saja jenis perencanaan kapasitas ?
3.      Bagaimana analisa Break even point (BEP) ?





BAB II
PEMBAHASAN
1.    Pengertian Perencanaan Kapasitas
Kapasitas (capacity) adalah hasil produksi atau volume pemprosesan (troughput) atau jumlah unit yang dapat ditangani, diterima, disimpan, atau diproduksi oleh sebuah fasilitas dalam suatu periode waktu tertentu.[1]
Menurut Hani Handoko, Kapasitas adalah suatu tingkat keluaran suatu kuantitas keluaran dalam periode tertentu dan merupakan kuantitas keluaran tertinggi yang mungkin selama periode waktu itu.

Dalam produksi dan manajemen operasi, terdapat beberapa tipe kapasitas yaitu:
a.       Design Capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu untuk mana pabrik dirancang.
b.      Rated Capacity, yaitu  tingkat  keluaran  per  satuan  waktu  yang  menunjukan bahw fasilitas secara teoritik mempunyai kemampuan memproduksinya.
c.       Standard Capacity yaitu, tingkat keluaran per satuan waktu yang ditetapkansebagai sasaran pengoperasian bagi manajemen, supervisi, dam para operator mesin, dapat digunakan sebagai dasar bagi penyusunan anggaran.
d.      Operating Capacity, yaitu tingkat keluaran rata-rata per satuan waktu selama periode-periode waktu yang telah lewat.
e.       Peak Capacity, yaitu jumlah keluaran per satuan waktu (mungkin lebih rendah dari pada rated, tetapi lebih besar daripada standar) yang dapat dicapai melalui memaksimalkan pengeluaran, dan akan mungkin dilakukan dengan kerja lembur, menambah tenaga kerja, menghapuskan penundaan-penundaan, mengurangi jam istirahat, dan sebagainya.[2]
Sedangkan Perencanaan kapasitas merupakan proses untuk memutuskan kebutuhan kapasitas produksi oleh perusahaan untuk mempertemukan perubahan permintaan setiap produk. Perencanaan kapasitas bertujuan untuk mencapai tingkat utilitas tinggi dan tingkat pengembalian investasi yang tinggi, dimana penetapan ukuran fasilitas sangatlah menentukan. Dapat pula diartikan bahwa Perencanaan Kapasitas kegiatan penentuan dan pembaharuan kebutuhan- kebutuhan kapasitas.
Dari beberapa pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa perencanaan kapasitas adalah langkah awal yang dilakukan perusahaan untuk menentukan jumlah produk yang akan dihasilkan perusahaan.[3]

2.     Jenis –jenis Perencanaan Kapasitas
Terdapat beberapa jenis kapasitas anatara lain :
a.       Kapasitas Desain
Kapasitas desain (capacity) adalah output maksimum system secara teoritis dalam suatu periode tertentu. Kaspasitas desain biasanya dinyatakan dalam suatu tingkatan tertentu. Seperti jumlah tonase baja yang dapat diproduksi setiap minggu, setiap bulan, atau setiap tahun. Tapi kalu dalm organisasi kapasitas diukur dari kuantitasnya seperti, tempat tidur (dalam sebuah rumah sakit), ukuran ruangan kelas (dalam sebuah sekolahan).
b. Kapasitas Efektif
Kapasitas efektif adalah kapasitas yang diharapkan dapat dicapai oleh sebuah perusahaan dengan bauran produk, metode penjadwalan, pemeliharaan, dan setandart kualitas yang diberikan.[4]

Perencanaan Kapasitas dapat Dilihat dalam tiga Horizon waktu yaitu:
1)   Kapasitas jangka pendek (< 3 bulan)
Perencanaan kapasitas jangka pendek –kurang dari tiga bulan . ini dikaitkan pada proses penjadwalan harian atau mingguan dan menyangkut pembuatan penyesuian –penyesuian untuk menghapus ‘’ variance’’ antara keluaran yang direncanakan dan keluaran nyata . keputusan perencanaan mencakup alternatif – alternatif seperti kerja lembur, pemindahan personalia, penggantian routing produksi.
2)   Kapasitas jangka menengah (3-18 bulan)
Perencanaan kapasitas jangka menengah ( intermediet range) - rencana- rencana bulanan atau kuartalan untuk 3 sampai 18 bulan yang atau yang akan datang. Dalam  hal ini, kapasitas juga bervariasi karena alternative – alternative seperti penarikan tenaga kerja, pemutusan kerja, peralatan – peralatan bukan utama.
3)   Kapasitas jangka panjang (>1 tahun)
Perencanaan kapasitas jangka panjang (long time) – lebih dari satu tahun. Dimana  sumber daya produktif memakan waktu lama untuk memperoleh atau menyelesaikan, seperti bangunan, peralatan atau fasilitas. Perencanaan kapasitas jangka panjang memerlukan partisipasi dan persetujuan manajemen puncak.

Ada dua macam pengukuran sistem perencanaankapasitas antara lain:
a)      Utilisasi adalah presentase kapasitas desain yangsesungguhnya telah di capai.
b)      Efisiensi adalah presentae kapasitas efektif yangsesungguhnya telah di capai.

3.     Analisis Break Even Point (BEP)
BEP adalah suatu analisis untuk menentukan dan mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan atau profit. Dengan mengetahui titik BEP,analisis dapat mengetahui pada volume penjualan ,berapa perusahaan mencapai titik impasnya,yaitu tidak rugi,tetapi juga tidak untung sehingga apabila penjualan melebihi titik itu,maka perusahaan mulai mendapatkan untung.[5]
Dalam melakukan analisis BEP diperlukan estimasi mengenai biaya tetap,biaya variabel dan pendapatan.Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan dengan besarnya tetap,dan tidak tergantung dari volume penjualan sekalipun perusahaan tidak melakukan penjualan.
Manfaat Break Even Point adalah
a.    Sebagai alat perencanaan untuk menghasilkan laba
b.    Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan.
c.    Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan
d.   Mengganti system laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca dan dimengerti
Kompenen yang berperan dalam BEP yaitu biaya, dimana biaya yang dimaksud adalah biaya variabel dan biaya tetap, dimana pada prakteknya untuk memisahkannya atau menentukan suatu biaya itu biaya variabel atau tetap bukanlah pekerjaan yang mudah, Biaya tetap adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh kita untuk produksi ataupun tidak, sedangkan biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit produksi jadi kalau tidak produksi maka tidak ada biaya ini.[6]

Dalam menyusun perhitungan BEP, kita perlu menentukan dulu 3 elemen dari rumus BEP yaitu:
1)   Fixed Cost (Biaya tetap) yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menyewa tempat usaha, perabotan, komputer dll. Biaya ini adalah biaya yang tetap kita harus keluarkan walaupun kita hanya menjual 1 unit atau 2 unit, 5 unit, 100 unit atau tidak menjual sama sekali.
2)   Variable cost (biaya variable) yaitu biaya yang timbul dari setiap unit penjualan contohnya setiap 1 unit terjual, kita perlu membayar komisi salesman, biaya antar, biaya kantong plastic, biaya nota penjualan.
3)   Harga penjualan yaitu harga yang kita tentukan dijual kepada pembeli
Adapun rumus untuk menghitung Break Even Point ada 2 yaitu :
a.       Rumus Break Event Point (BEP) untuk single product adalah:
BEP(unit/x) = FC / (S – VC)  atau BEP(rupiah) = FC / (1 – (VC/S))
Keterangan simbol :
FC       = fixed cost (biaya tetap)
VC      = variable cost (biaya variabel)
S          = sales (penjualan)
b.      Rumus BEP untuk multiple product adalah:
BEP(rupiah) = FC / (1 – (TVC/TR))
Keterangan simbol :
TVC    = total variable cost (total biaya variabel)
TR       = total revenue (total pendapatan)[7]

Analisis BEP dapat memberikan hasil yang memadai, apabila asumsi berikut terpenuhi :
1. Perilaku penerimaan dan pengeluaran dilukiskan dengan akurat dan bersifat sepanjang rentang yang relevan.
2. Biaya dapat dipisahkan antara biaya tetap dan biaya variabel.
3. Efisiensi dan produktivitas tidak berubah
4. Harga jual tidak berubah.
5. Biaya- biaya tidak berubah
6. Bauran penjualan akan konstan
7. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara persediaan awal dan persediaan akhir Pendekatan dalam mengitung BEP.[8]





BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
1.      Perencanaan kapasitas merupakan proses untuk memutuskan kebutuhan kapasitas produksi oleh perusahaan untuk mempertemukan perubahan permintaan setiap produk. Perencanaan kapasitas bertujuan untuk mencapai tingkat utilitas tinggi dan tingkat pengembalian investasi yang tinggi, dimana penetapan ukuran fasilitas sangatlah menentukan. Dapat pula diartikan bahwa Perencanaan Kapasitas adalah kegiatan penentuan dan pembaharuan kebutuhan- kebutuhan kapasitas.
2.      Jenis kapasitas antara lain : Kapasitas Desain yaitu output maksimum system secara teoritis dalam suatu periode tertentu. dan Kapasitas Efektif yaitu kapasitas yang diharapkan dapat dicapai oleh sebuah perusahaan dengan bauran produk, metode penjadwalan, pemeliharaan, dan setandart kualitas yang diberikan.
3.      BEP adalah suatu analisis untuk menentukan dan mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan atau profit. Dengan mengetahui titik BEP,analisis dapat mengetahui pada volume penjualan ,berapa perusahaan mencapai titik impasnya,yaitu tidak rugi,tetapi juga tidak untung sehingga apabila penjualan melebihi titik itu,maka perusahaan mulai mendapatkan untung.









DAFTAR PUSTAKA
            Handoko Hany, Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi Edisi I.Yogyakarta: BPFE, 2000.
Jay Heizer dan Barry Render Manajemen Operasi Edisi ketujuh 2006
Prasetya Hery, Manajemen Operasi, edisi pertama, Yogyakarta: MEDPRESS

No comments:

Post a Comment