Halaman

Tuesday, March 12, 2019

Manajemen Strategi: Analisis Eksternal


Analisis Eksternal
Makalah
Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Manajemen Strategi
Dosen Pengampu : Muhammad Mustaqim, S.Pd.I.,M.M


Disusun Oleh:
Danar Nurdiansyah              (212453)
M. Miftahul Ulum                 (212454)
Siti Barokah                           (212455)
Norma Firdaus S.A               (212456)
                                                Riadatun Nafis                      (212457)


 
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM/ MBS
TAHUN 2014


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.
Analisis situasi bertujuan untuk mempertimbangkan keadaan baik situasi internal perusahaan maupun lingkungan eksternal, yang langsung mempengaruhi peluang dan pilihan strategi. Analisis industri dan persaingan menekankan pada pengaruh lingkungan eksternal sedangkan analisis situasi perusahaan berdasarkan pada pengaruh lingkungan internal. Analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk mengetahui ancaman dan peluang. Ancaman adalah suatu kondisi dalam lingkungan umum yang dapat menghambat usaha-usaha perusahaan untuk mencapai daya saing strategis. Sedangkan peluang adalah kondisi dalam lingkungan umum yang dapat membantu perusahaan mencapai daya saing strategis.  Termasuk dalam lingkungan eksternal adalah faktor-faktor yang lebih luas di luar perusahaan seperti situasi politik, hukum, sosial, ekonomi, kependudukan dan lain-lain. Industri merupakan suatu kelompok usaha, dimana produknya mempunyai kesamaan atribut dan bersaing untuk pembeli yang sama. Persaingan antar perusahaan bank disebut industri perbankan ; perusahaan motor/mobil disebut industri otomotif dan lain-lain.
Dalam makalah ini, penulis mencoba menguraikan analisis lingkungan eksternal dalam perusahaan seperti analisis lingkungan global, peluang, ancaman serta persaingan dalam industri.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa definisi lingkungan eksternal dan faktor apa saja yang mempengaruhinya?
2.      Bagaimana analisis lingkungan global dalam manajemen strategi?
3.      Bagaimana peluang dalam manajemen strategi?
4.      Bagaimana strategi untuk menghadapi ancaman dalam manajemen strategi?
5.      Bagaimana konsep persaingan dalam suatu industri ?








BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi Lingkungan Eksternal
Definisi lingkungan eksternal adalah sebagi berikut:
Lingkungan eksternal adalah semua kejadian di luar perusahaan yang memiliki potensi untuk mempengaruhi perusahaan (Chuck Williams, 2001:51).
Lingkungan eksternal terdiri dari unsur-unsur di luar perusahaan yang sebagian besar tak dapat dikendalikan dan berpengaruh dalam pembuatan keputusan oleh manajer (T.Hani Handoko, 1999:62).
Lingkungan eksternal terdiri atas unsur-unsur yang berada di luar suatu organisasi,     yang relevan pada kegiatan organisasi itu (James A.F. Stoner,1996:66).
Jadi kesimpulannya, lingkungan eksternal yaitu faktor – faktor dari luar perusahaan yang seringkali tidak dapat dikendalikan oleh pengelola perusahaan, dimana lingkungan ini akan berpengaruh terhadap pembuatan keputusan oleh pimpinanny (manajer).
Secara umum, Lingkungan eksternal dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian besar yakni lingkungan yang sifatnya umum dan lingkungan industri. Kategori lingkungan Eksternal perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Lingkungan Umum
Lingkungan umum adalah suatu lingkungan dalam lingkungan eksternal organisasi yang menyusun faktor-faktor yang memiliki ruang lingkup luas dan faktor-faktor tersebut pada dasarnya berada di luar dan terlepas dari operasi perusahaan. Lingkungan ini hanya memiliki sedikit dampak implikasi langsung bagi pengaturan suatu organisasi. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah:
a.            Faktor  Ekonomi,
Setiap perusahaan harus mempertimbangkan tren ekonomi pada segmen yang mempengaruhi industrinya karena pola konsumsi dipengaruhi oleh kecenderungan konsumsi tingkat pendapatan bersih, ketersediaan kredit, dan tingkat inflasi.
b.            Faktor  Sosial,
Faktor sosial dapat meliputi kepercayaan, nilai, sikap, opini,dan gaya hidup yang berkembang di masyarakat. Maka dari itu, perusahaan harus memikirkan produk yang dapat diterima oleh faktor-faktor di atas.
c.            Faktor Politik dan Hukum,
Faktor politik disini dapat menentukan parameter hukum atau aturan dimana perusahaan harus beroperasi. Sedangkan faktor hukum berpengaruh terhadap perusahaan berupa keputusan perdagangan, UU anti monopoli, pajak, ketentuan pajak.
d.           Faktor Teknologi.
Kemajuan teknologi dapat menciptakan pasar baru, perkembangan produk, merubah relative competitive cost . perubahan teknologi dapat menciptakan proses produksi yang lebih cepat.
e.            Faktor Demografi
Yang perlu diperhatikan oleh prusahaan dalam faktor demografi yaitu ukuran populasi penduduk, struktur umur, distribusi geografis suatu daerah.[1]

2. Lingkungan Industri
Lingkungan industri adalah serangkaian faktor-faktor ancaman dari pelaku bisnis baru, supplier, pembeli, produk pengganti, dan intensitas persaingan di antara para pesaing yang secara langsung mempengaruhi perusahaan dan tindakan dan tanggapan kompetitifnya. Semakin besar kapasitas perusahaan untuk mempengaruhi lingkungan industri, semakin besar kemungkinan perusahaan untuk menghasilkan laba di atas rata-rata. Laba di atas rata-rata adalah kelebihan penghasilan yang diharapkan yang diharapkan seorang investor dari investor lain dengan jumlah risiko serupa. Risiko adalah ketidakpastian investor tentang laba atau rugi yang dihasilkan oleh investasi tertentu. Bagaimana perusahaan mengumpulkan dan menafsirkan informasi tentang para pesaing mereka disebut analisis pesaing. Kombinasi dari ketiga analisis ini digunakan untuk memahami pengaruh lingkungan eksternal terhadap perkembangan misi strategis, tujuan strategis dan tindakan strategis perusahaan. Jika Analisis lingkungan umum terfokus pada masa yang akan datang, maka analisis lingkungan industri terfokus pada pemahaman akan factor-faktor dan kondisi-kondisi yang akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan; dan analisis pesaing terfokus pada prediksi terhadap dinamika tindakan-tindakan, respon-respon, dan kemauan para pesaing.Secara singkat, dapat disimpulkan bahwa Lingkungan industri adalah tingkatan dari lingkungan eksternal organisasi yang menghasilkan komponen-komponen yang secara normal memiliki dampak yang relatif lebih spesifik dan langsung terhadap operasional perusahaan.



B.     LINGKUNGAN GLOBAL
Lingkungan global adalah faktor faktor yang mempengaruhi perusahaan untuk melakukan bisnis global untuk menjual barang ataupun jasa guna mencapai tujuan perusahan, Lingkungan global eksternal  memiliki pengaruh yang sangat besar pada keberhasilan perusahaan. perusahaan menghadapi banyak tantangan yang tidak pernah diperkirakan sebelumnya. Kemampuan perusahaan untuk menerapkan atau mengubah strategi untuk mengkompensasi atau mengambil manfaat dari perubahan-perubahan akan menciptakan keberhasilan dan bahkan kelangsungan hidupnya. Dengan kata lain bagaimana perusahaan harus bersikap terhadap setiap perubahan yang ada agar tidak merugi.
Perubahan ekonomi global telah membawa isu yang berkenaan dengan bisnis besar maupun bisnis kecil. Dimana perubahan ini memberikan dampak yang nyata yaitu bergesernya bisnis yang terbatas pada bisnis domestik (nasional) yang terisolasi, karena berbagai akibat seperti perbedaan budaya, jarak dan waktu menuju kepada sistem bisnis global yang terintegrasi atau kerjasama yang mempunyai saling ketergantungan satu sama lain. Dan keadaan ini belum pernah dihadapi sebelumnya oleh manajer bisnis dimana bisnis global ini membawa dampak berupa peluang dan juga ancaman baru.
lingkungan global menekankan pada skala ekonomi dan menawarkan lebih banyak peluang untuk mendayagunakan inovasi yang dikembangkan pada tingkat perusahaan atau dalam sebuah negara atau di pasar-pasar lainnya. Seperti (asean) yang menghimpun bangsa-bangsa seasia tenggara yang memiliki maksud dan tujuan perdagangan.
Strategi global memiliki resiko yang rendah, tetapi dapat melewatkan peluang-peluang yang tumbuh di pasar-pasar lokal, baik karena pasar-pasar itu tidak menunjukkan adanya peluang atau karena peluang-peluang itu mengharuskan produk-produk tersebut disesuaikan pada pasar lokal. Akibatnya srategi ini tidak responsive terhadap pasar-pasar lokal dan sulit dikelola karena kebutuhan untuk mengkoordinasi strategi-strategi tersebut dan mengoperasikan keputusan lintas negara. Akibatnya, pencapaian kegiatan operasi yang efisien perlu berbagai sumber daya dan penekanan diberikan pada koordinasi dan kerjasama antar unit di lintas negara tersebut. pengertian dari strategi global adalah strategi yang lebih menekankan pada standarisasi produk diseluruh pasar. lingkungan global mengharuskan perusahaan untuk berkompetisi dan beroperasi secara efisien, efektif dan ekonomis di pasar global.
Adapun tahap-tahap dalam memasuki pasar global adalah :

·         Tahap Domestik

·         Tahap Internasional

·         Tahap Multinasional

·         Tahap Global

·         Tahap Transnasional


C.    Peluang (opportunity)
            Peluang (opportunity) adalah situasi eksternal organisasi yang berpotensi menguntungkan. Organisasi-organisasi yang berada dalam satu industri yang sama secara umum akan merasa diuntungkan bila dihadapkan pada kondisi eksternal tersebut. Misal, ada segmen pasar tertentu yang belum dimasuki pemain lain, secara umum akan menjadi peluang bagi organisasi manapun yang berhasil melihat pasar tersebut. Identifikasi atas segmen pasar yang sebelumnya terlewatkan, meningkatnya pertumbuhan pasar dan membaiknya hubungan dengan teknologi serta tren utama merupakan sumber peluang bagi perusahaan.
Sebagaimana kekuatan peluang juga harus diranking berdasarkan success probability, sehingga tidak semua peluang harus dicapai dalam target dan strategi institusi. Peluang dapat dikatagorikan dalam tiga tingkatan :
·         Low : jika memiliki daya tarik dan manfaat yang kecil dan peluang pencapaiannya juga kecil.
·         Moderate : jika memiliki daya tarik dan manfaat yang besar namun peluang pencapaian kecil atau sebaliknya.
·         Best : jika memiliki daya tarik dan manfaat yang tinggi serta besar peluang tercapainya. [2]

D.    Threats (Ancaman)
            Threats (Ancaman) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang mampu menghambat pergerakan organisasi. Biasanya ancaman datang dari Pendatang baru. Hal ini disebabkan karena pendatang baru seringkali membawa kapasitas baru, keinginan untuk merebut pangsa pasar, serta seringkali pula memiliki sumberdaya yang besar. Adanya pendatang baru juga memaksa perusahaan yang sudah ada untuk lebih efektif dan efisien serta belajar untuk bersaing dalam dimensi baru.
Tingkat keseriusan dari ancaman pendatang baru tergantung pada hambatan yang ada dan reaksi dari perusahaan yang ada. Terdapat beberapa hambatan untuk memasuki industri atau entry barriers. Diantaranya adalah sebagai berikut :
a.Skala Ekonomi (Economic of Scale)
Yang dimaksud dengan skala ekonomi adalah bertambahnya jumlah barang yang diproduksi dalam suatu periode sehingga mengakibatkan biaya produksi per unit menjadi turun. Skala ekonomi ini menghalangi masuknya pendatang baru dengan cara memaksa mereka untuk masuk pada skala besar dan mengambil resiko menghadapi reaksi yang keras dari pesaing yang ada atau masuk dengan skala kecil dengan konsekuensi akan beroperasi dengan tingkat biaya yang tidak menguntungkan.
b.Diferensiasi Produk (Product Diferentiation)
Diferensiasi Produk artinya perusahaan tertentu mempunyai identifikasi merek dan loyalitas pelanggan, yang disebabkan oleh periklanan, pelayanan pelanggan, perbedaan produk di masa lampau, atau sekedar merupakan perusahaan pertama yang memasuki industri. Diferensiasi menciptakan hambatan masuk dengan memaksa pendatang baru mengeluarkan biaya yang besar untuk mengatasi kesetiaan pelanggan yang ada[3].
c.Persyaratan Modal (Capital Requirement)
Kebutuhan untuk melakukan investasi sumberdaya keuangan yang besar agar dapat bersaing menciptakan suatu hambatan masuk, khususnya apabila modal yang diperlukan untuk pengeluaran tidak dapat diterima kembali. Persyaratan modal yang besar membatasi kelompok dari pendatang yang mungkin masuk.
d.Biaya Peralihan Masuk (Switching Cost)
Hambatan masuk tercipta dengan adanya biaya peralihan pemasok, yaitu biaya yang harus dikeluarkan pembeli bilamana berpindah dari produk pemasok tertentu ke produk pemasok lainnya. Jika biaya peralihan ini tinggi, maka pendatang baru harus menawarkan penyempurnaan yang besar dalam hal biaya atau prestasi agar pembeli mau beralih dari pemasok lama.
e.Akses ke saluran Distribusi
Hambatan masuk dapat ditimbulkan dengan adanya kebutuhan dari pendatang baru untuk mengamankan distribusi produknya bilamana saluran distribusi untuk produk tersebut telah ditangani oleh perusahaan yang sudah mapan, perusahaan baru harus membujuk saluran tersebut agar menerima produknya melalui cara-cara penurunan harga, kerja sama periklanan dan sebagainya yang tentu saja berimplikasi terhadap turunnya laba. Makin terbatas saluran pedagang besar atau pengecer untuk suatu produk dan makin banyak pesaing yang telah mengikat saluran ini, jelas akan semakin berat usaha untuk masuk ke dalam industri.
f.Kebijakan Pemerintah
Pemerintah dapat membatasi atau bahkan menutup masuknya industri dengan melakukan pengendalian dan pengawasan, seperti perjanjian lisensi dan batasan-batasan pada akses ke bahan baku. Pemerintah juga dapat memainkan peranan tidak langsung seperto standar polusi udara dan peraturan keamanan[4].
g.Keunggulan Biaya
Perusahaan yang mapan bisa jadi memilki keunggulan biaya yang tidak dimiliki oleh pendatang baru , tampa memperhatikan ukuran dan skala ekonomi pendatang baru. Keunggulan tersebut dapat berasal dari dampak pembelajaran dan pengalaman, teknologi yang dimilki, akses terhadap sumber bahan baku terbaik, atau lokasi yang menguntungkan[5].

Kondisi eksternal perusahaan Envorimental Threat and opportunity profil (ETOP)
Faktor-faktor eksternal
Dampak : opportunity / threat
Ekonomi
Depresiasi Rupiah terhadap US Dolar
+    Income per kapita meningkat
+    Tingkat  bunga kredit turun
Pemerintah
+    Perusahaan memperoleh tax holiday
+    Pemerintah memberi subsidi
-     Pemerintah menerapkan Tight Money Policy
Politik
-Keadilan politik tidak mendukung
Teknologi
-Perusahaan belum mampu meremajakan mesin-mesin
Pesaing
+Pesaing utama meninggalkan pasar

-Muncul barang substitusi
Pemasok
-Pemasok raw materials mempunyai kedudukan monopolistic
Pelanggan
-Terjadi perubahan selera konsumen yang belum mampu kita penuhi
Serikat buruh
-Sering melancarkan tuntutan

Keterangan : notasi (+) berarti OPPORTUNITY; sedangkan notasi (–) berarti THREAT
Ternyata terdapat 5 plus dan 8minus, jadi netto: 3 minus
Ini berarti THREAT lebih besar 3 points dari pada OPPORTUNITY
SWOT Matrix
Swot matrix menggambarkan berbagai alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan yang didasarkan pada hasil analisis SWOT. Karenanya tidaklah mengherankan jika kemudian ada 4alternatif strategi yang tersedia yaitu strategi SO,WO,ST, dan WT[6].
Matriks analisa Threat(ancaman)

Threat (ancaman)
Weaknesses (Kelemahan)
strategi W T
 Meminimumkan segala kelemahan untuk menghadapi setiap ancaman.
Strengths (Kekuatan)
strategi S T
Menjadikan setiap kekuatan untuk menghadapi setiap ancaman dengan menciptakan diversifikasi untuk menciptakan peluang.

Strategi WT adalah strategi yang diterapkan kedalam bentuk kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Karena dalam kondisi ini, organisasi sedang dalam bahaya, kelemahan menimpa kondisi internal sedangan ancaman dari luar juga menyerang. Bila tidak mengambil strategi yang tepat, maka kondisi ini bisa berdampak buruk bagi citra dan eksistensi organisasi kedepan, Yang perlu dilakukan adalah bersama seluruh elemen organisasi merencanakan suatu kegiatan untuk mengurangi kelemahan organisasi, dan menghindar dari ancaman eksternal.
Strategi ST adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan kekuatan yang dimiliki organisasi untuk mengatasi ancaman yang terdeteksi. Strategi ini dikenal dengan istilah strategi diversifikasi atau strategi perbedaan. Maksudnya, seberapa besar pun ancaman yang ada, kepanikan dan ketergesa-gesaan hanya memperburuk suasana, untuk itu pahamilah bahwa organisasi memiliki kekuatan yang besar yang bersifat independen dan dapat digunakan sebagai senjata untuk mengatasi ancaman tersebut. Mulailah mengidentifikasi kekuatan dan menggunankannya untuk mengurangi ancaman dari luar.
Secara garis besar dalam penentuan strategi, yakni jika kelemahan organisasi besar, walaupun ada peluang ataupun ancaman, maka yang perlu dilakukan adalah mengadakan konsolidasi internal. konsolidasi internal bertujuan untuk menguatkan kembali kelemahan-kelemahan organisasi, seperti SDM, infrastruktur, pendanaan dan lainnya, sehingga mampu menghadapi ancaman serta menangkap peluang dari eksternal.
Sedangkan kalau yang terjadi adalah organisasi memiliki kekuatan yang besar, maka organisasi dapat membuat strategi dengan perencanaan yang matang, sistematis dan terukur dengan memanfaatkan sumber daya potensial organisasi, untuk bergerak menuju tujuang organisasi. Hal ini dilakukan agar dapat menekan ancaman dari luar, serta menangkap peluang yang ada.

E.     Persaingan
Konsep lingkungan industri diajukan oleh profesor Harvard, Michael E. Porter, dalam bukunya Competitive Strategy, sebagai landasan pemikiran strategis dan perencanaan bisnis berisi lima kekuatan yang membentuk persaingan dalam suatu industri. Kondisi persaingan dalam suatu industri tergantung pada lima kekuatan dasar persaingan, yaitu masuknya pendatang baru, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar menawar pembeli dan pemasok, serta intensitas persaingan diantara pesaing. Formulasi strategi bersaing bertujuan menghubungkan perusahaan dengan lingkungan industri, karena analisis lingkungan industri jauh lebih penting dan lebih menentukan aturan persaingan.[7] Sehingga keadaan persaingan dalam suatu industri tergantung pada lima kekuatan persaingan pokok. Kelima kekuatan merefleksikan kenyataan bahwa persaingan dalam suatu industri tidak hanya terbatas pada pemain yang ada, namun pelanggan, pemasok, produk pengganti, serta pendatang baru yang potensial semuanya merupakan ‘pesaing’ bagi perusahaan-perusahaan dalam industri.                                                                        
Kekuatan-kekuatan yang Mempengaruhi Persaingan Industri
1.      Tingkat Rivalitas Di antara Para Pesaing Yang Ada
Persaingan terjadi karena satu atau lebih pesaing merasakan adanya tekanan atau melihat peluang untuk memperbaiki posisi. Pada kebanyakan industri, gerakan persaingan oleh satu perusahaan mempunyai pengaruh yang besar terhadap para pesaingnya dan dengan demikian dapat mendorong perlawanan atau usaha untuk menandingi gerakan tersebut. Intensitas persaingan antar perusahaan merupakan fungsi dari beberapa faktor seperti:
a.       Adanya beberapa pesaing yang seimbang
b.      Pertumbuhan industri yang lambat
c.       Kurangnya diferensiasi atau switching cost
d.      Pertambahan kapasitas yang tinggi
e.       Pesaing yang berbeda-beda
f.       Hambatan pengunduran diri yang tinggi
2.      Tekanan Dari Produk Pengganti
Semua perusahaan dalm suatu industri dalam pengertian yang luas bersaing dengan produk pengganti. Walaupun karakteristiknya berbeda, barang substitusi dapat memberikan fungsi atau jasa yang sama. Ancaman dari produk substitusi ini kuat jika konsumen dihadapkan pada sedikitnya switching cost dan jika produk substitusi tersebut mempunyai harga yang lebih murah atau kualitasnya sama bahkan lebih tinggi dari produk-produk suatu industri.
3.      Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Pembeli juga dapat memaksa harga turun, menuntut kualitas yang lebih yinggi, atau pelayanan yang lebih baik. Tuntutan tersebut akan menyebabkan persaingan yang kuat diantara perusahaan yang ada dalam suatu industri yang sama. Kekuatan daya tawar menawar pembeli meningkat jika situasi berikut terjadi:
a.       Pembeli membeli dalam jumlah besar
b.      Produk yang dibeli adalah produk standard an tidak terdiferensiasi
c.       Pembeli memperoleh laba yang rendah
d.      Produk industri adalah tidak terlalu penting untuk produk/ jasa pembeli
e.       Pembeli menempatkan suatu ancaman melakukan integrasi ke hulu untuk membuat produk industri.[8]
4.      Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
Pemasok dapat menekan perusahaan yang ada dalam suatu industri dengan cara menaikkan harga serta menurunkan kualitas barang yang dijualnya. Pemasok memiliki tawar menawar jika:
a.       Didominasi oleh sedikt perusahaan
b.      Produknya adalah unik
c.       Industri tersebut bukanlah pelanggan yang penting dari pemasok
d.      Pemasok memperlihatkan ancaman untuk melakukan integrasi hilir.[9]










BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan:
1)      lingkungan eksternal yaitu faktor – faktor dari luar perusahaan yang seringkali tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan, dimana lingkungan ini akan berpengaruh terhadap pembuatan keputusan oleh pimpinannya (manajer). Faktor – faktor yang mempengaruhi yaitu ekonomi, sosial, politik dan hukum, teknologi, dan demografi.
2)      Lingkungan global adalah faktor faktor yang mempengaruhi perusahaan untuk melakukan bisnis global untuk menjual barang ataupun jasa guna mencapai tujuan perusahan. Adapun tahap-tahap dalam memasuki pasar global adalah :

·                 Tahap Domestik

·                 Tahap Internasional

·                 Tahap Multinasional

·                 Tahap Global

·                 Tahap Transnasional

3)      Peluang (opportunity) adalah situasi eksternal organisasi yang berpotensi menguntungkan. Peluang dapat dikatagorikan dalam tiga tingkatan :
  • Low : jika memiliki daya tarik dan manfaat yang kecil dan peluang pencapaiannya juga kecil.
  • Moderate : jika memiliki daya tarik dan manfaat yang besar namun peluang pencapaian kecil atau sebaliknya.
·         Best : jika memiliki daya tarik dan manfaat yang tinggi serta besar peluang tercapainya
4)      Threats (Ancaman) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang mampu menghambat pergerakan organisasi. Hambatan untuk memasuki industri atau entry barriers:
·         Skala Ekonomi (Economic of Scale)
·         Diferensiasi Produk (Product Diferentiation)
·         Persyaratan Modal (Capital Requirement)
·         Biaya Peralihan Masuk (Switching Cost)
·         Akses ke saluran Distribusi
·         Kebijakan Pemerintah
·         Keunggulan Biaya
Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada hubungan atau interaksi antara unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan, terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang dan ancaman
5)      Kekuatan-kekuatan yang Mempengaruhi Persaingan Industri yaitu 
·         Tingkat Rivalitas Di antara Para Pesaing Yang Ada
·         Tekanan Dari Produk Pengganti
·         Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
·         Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

B.     Kritik dan Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami buat, semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas.Karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.














DAFTAR PUSTAKA

Husni Mubarok, Manajemen Strategi, STAIN KUDUS, 2009.
Setiawan Hari Purnomo, Zulkieflimansyah, Manajemen Strategi; Sebuah Konsep Pengantar, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2005
ttp://www.mokhamadsamsuri007.blogspot.com/2013/01/manajemen-umum-dan-lingkungan-eksternal.html?m=1, diakses tanggal 22 november 2014






[1] Setiawan Hari Purnomo, Zulkieflimansyah, Manajemen Strategi; Sebuah Konsep Pengantar, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2005, hlm.30-32
[2] Tripomo, T & Udan, Manajemen Strategi, Bandung: Rekayasa Sains 2005, hal. 118-119
[3] Setiawan Hari Purnomo, Zulkieflimansyah, Manajemen Strategi; Sebuah Konsep Pengantar, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2005, hlm.36-37
[4]  Ibid, hlm.37-38
[5] M.Husni Mubarok, Manajemen Strategi, STAIN KUDUS, 2009, hlm.37
[6] Setiawan Hari Purnomo, Zulkieflimansyah, Manajemen Strategi; Sebuah Konsep Pengantar, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2005.hlm 87

[7] M.Husni Mubarok, Manajemen Strategi, STAIN KUDUS, 2009, hlm.34
[8] Setiawan Hari Purnomo, Zulkieflimansyah, Op.Cit, hlm.39-40
[9] Setiawan Hari Purnomo, Zulkieflimansyah, Loc. Cit

No comments:

Post a Comment