Halaman

Tuesday, March 19, 2019

FILSAFAT MANUSIA


Makalah
FILSAFAT MANUSIA

Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Filsafat
Dosen Pengampu : Nur Aris, M.Ag.



Disusun Oleh:

Danar Nurdiansyah                        212 453
Norma Firdaus Suryo Anggoro    212 456


 
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM
TAHUN 2015




BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Era Globalisasi merupakan sebuah masa yang ditandai dengan perubahan pola hidup masyarakat dan kemajuan teknologi. Kehidupan manusia pada masa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat di segala bidang, baik di bidang ekonomi, sosial, dan pengetahuan. Sehingga manusia disibukkan oleh segala rutinitas dan aktifitas sehari-hari. Globalisasi sangat memudahkan manusia dalam menjalani kehidupan karena di era ini manusia dimanjakan oleh mesin dan teknologi. Selain mempermudah manusia dalam menjalani kehidupan dengan serba instan, era globalisasi mempunyai sisi negatif.
            Salah satu sisi negative dari masa globalisasi ialah menurunnya nilai-nilai bangsa, budaya, dan agama. Seperti menurunnya rasa nasionalisme terhadap Negara, lunturnya kecintaan terhadap budaya, dan berkurangnya spirit emosional ketuhanan. Manusia seakan-akan dihipnotis oleh perkembangan jaman, yang lambat laun akan menghapus nilai-nilai tersebut.
            Selain itu, era globalisasi membuat manusia banyak yang melupakan akan jati dirinya sebagai manusia (hakikat manusia), dan hakikat tujuan hidup. Oleh karena itu diperlukan adanya pengetahuan tentang siapa sebenarnya manusia, dan apa hakikat dari tujuan manusia di ciptakan atau hakikat tujuan manusia menjalani kehidupan yang sekarang ini.
            Oleh karena sebab itu, maka dalam kesampatan kali ini kami akan menyajikan makalah tentang Filsafat yang bertemakan tentang “Filsafat Manusia”. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.



B.     Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian Filsafat Manusia?
2. Bagaimana hakikat manusia dalam filsafat?
3. Bagaimana hakikat tujuan hidup manusia?
4. Bagaimana manfaat mempelajari filsafat manusia?

C.    Tujuan
            Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menginformasikan atau memberitahukan pengetahuan tentang siapa sebenarnya manusia, apa hakikat tujuan hidup manusia, serta bagaimana hakikat manusia dalam filsafat. Setelah membaca makalah ini diharapkan manusia bisa sadar akan hakikat dan tujuan hidup yang sebenarnya. Sehingga manusia tidak seenak-enaknya dalam menjalani kehidupan ini. Selain itu, tujuan pembuatan makalah ini semoga dapat merubah model kehidupan di Era Globalisasi yang semakin jauh dari Tuhan yang menciptakan manusia.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Filsafat Manusia
            Filsafat manusia adalah bagian integral dari system filsafat, yang secara sepesifik menyoroti hakikat atau esensi manusia. Pada intinya filsafat manusia adalah ilmu filsafat yang membahas tentang esensi manusia yang mencakup semua dimensi dari manusia. Maksud dari semua dimensi ialah membahas tentang fisik manusia, mental manusia, hakikat manusia, kedudukan manusia,tujuan asasi hidup manusia, apa yang harus dilakukan manusia dalam hidup, dan lain-lain[1].
            Filsfat manusia merupakan sebuah hasil dari perumusan yang ada mengenai siapa sebenarnya manusia dan bagaimana hakikat dari mnausia itu sendiri dan segala yang baerkaitan pada seorang manusia. Bisa juga diartikan sebagai sebuah pandangan tentang hakikat yang sebenarnya dari keadaan dan kehidupan manusia beserta dengan segala kaitannya yang telah dirumuskan melalui sebuah proses berfikir secara mendalam.
            Berbeda dengan ilmu-ilmu tentang manusia seperti Psikologi, Antropologi, Fisiologi, dan Anatomi. Ilmu-imu tersebut hanya menjelaskan tentang keadaan fisik, dan hanya diselidiki secara observasi dan eksperimental, serta ruang lingkupnya serba terbatas kepada objeknya. Seangkan filsafat manusia memahas esensi manu sia dengan lebih menyeluruh, mulai dari makna kehadiran manusia di duina, tujuan hidup manusia, kedudukan manusia di dunia, dan lain-lain.

B.     Hakikat Manusia dalam Filsafat
            Filsafat berpandangan bahwa hakikat manusia ialah manusia itu merupakan berkaitan antara badan dan ruh. Maka hakikat pada manusia adalah ruh sedangkan jasadnya hanyalah alat yang dipergunakan oleh ruh saja, tanpa kedua subtansi tersebut tidak dapat dikatakan manusia.
            Pengambaran manusia juga tertuang dalam sebuah perkatan Nabi yang berisi tentang hati untuk mengungkapkan kondisi manusia;
أَلا وإِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ وإذَا فَسَدَت فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ أَلا وَهيَ القَلْبُ. رواه البخاري ومسلم
            Artinya: “Ketahuilah, sesungguhnya dalam tubuh manusia ada segumpal daging, jika segumpal daging itu baik, maka akan baik seluruh tubuh manusia, dan jika segumpal daging itu buruk, maka akan buruk seluruh tubuh manusia, ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati manusia.” (HR. Bukhari dan Muslim)
            Hakekat manusia harus dilihat pada tahapannya yakni nafs, keakuan, diri, ego. Pada tahap ini semua unsur membentuk kesatuan diri yang aktual, kekinian dinamik, dan aktualisasi kekinian yang dinamik bearada dalam perbuatan dan amalnya. Secara subtansial dan moral manusia lebih jelek dari pada iblis, tetapi secara konseptual manusia lebih baik karena manusia memiliki kemampuan kreatif. Tahapan nafs hakekat manusia ditentukan oleh amal, karya dan perbuatannya, sedangkan pada ketauhidan hakekat manusai dan fungsinya manusia sebagai ‘adb dan khalifah dan kekasatuan aktualisasi sebagai kesatuan jasad dan ruh yang membentuk pada tahapan nafs secara aktual.
            Manusia merupakan mahluk unik yang menjadi salah satu kajian filsafat, bahkan dengan mengkaji manusia yang merupakan mikro kosmos. Dalam filsafat pembagian dalam melihat sesuatu materi yang terbagi menjadi dua macam esensi dan eksistensi. Begitu pula manusia dilihat sebagai materi yang memiliki dua macam bagian esensi dan eksistensi. Manusia dalam hadir dalam dunia merupakan bagian yang berada dalam diri manusia esensi dan eksistensi. Esensi dan eksistensi manusia ini yang menjadikan manusia ada dalam muka bumi. Esensi dan eksistensi bersifat berjalan secara bersamaan dan dalam perjalananya dalam diri manusia ada yang mendahulukan esensi dan juga eksistensi. Manusia yang menjalankan esensi menjadikan ia bersifat tidak bergerak dan menuju lebih dalam saja tanpa melakukan aktualisasi. Begitu pula manusia yang menjalankan eksistensi tanpa melihat esensi maka yang terjadi ia hanya ada tetapi tidak dapat mengada. Sebagaimana perkataan bijak yang dilontarkan oleh Socrates bahwa hidup yang tak direfleksikan tak pantas untuk dijalanani. Refleksi tersebut menjadikan manusia dapat memahami diri sendiri, realitas alam dan Tuhan. Manusia yang memahami tentang dirinya sendiri maka ia akan memahami Penciptanya. Proses pemahaman diri dengan pencipta menjadikan manusia berproses menuju kesempurnaan yang berada dalam diri manusia. Proses pemahaman diri dengan refleksi kritis diri, agama dan realitas, hal tersebut menjadikan diri manusia menjadi insan kamil atau manusia sempurna.
            Bagan Esensi dan Eksistensi Manusia
No
Eksistensi manusia
Esensi Kesadaran Fitrah (Basic Human Drives)
Basic Human Values
(Basic Islamic Values)
Kebutuhan Dasar
(Basic Human Needs)
1
Al Insan
Rasa ingin tahu
Intelektual
Intelektual
2
Al Basyar
Rasa lapar, haus, dingin
Biologis
Biologis
3
Abdullah
Sarat ingin berterima kasih dan bersyukur kepada Tuhan
Spiritual
Spiritual
4
An-Nas
Rasa tahan sendiri dan menderita dalam kesepian
Sosial
Sosial
5
Khalifah fil ardli
Butuh keamanan, ketertiban, kedamaian, kemakmuran, keadilan dan keindahan lingkungan
Estetika
Estetika

            Manusia yang melakukan refleksi menyadari bahwa ia mahluk yang berdimensional dan bersifat unik. Manusia menjadikan ia yang bertanggungjawab pada eksistensinya yang berbagai macam dimensi tersebut. Manusia dalam eksistensinya sebagai al insan, al basyar, ‘abdullah, annas, dan khalifah. Manusia dalam eksistensi tersebut dikarenakan potensi yang berada dalam diri manusia seperti intelektual, bilogis, spiritual, sosial dan estetika. Sifat dari manusia tersebut adalah mahluk yang bebas berkreatif dan mahluk bersejarah dengan diliputi oleh nilai-nilai trasendensi yang selalu menuju kesempurnaan. Hal tersebut menjadikan manusia yang memiliki sifat dan karaktersistik profetik. Pembebasan yang dilakukan oleh manusia adalah pembebasan manusia dari korban penindasan sosialnya dan pembebasan dari alienasi antara eksistensi dan esensinya sehingga manusia menjadi diri sendiri, tidak menjadi budak orang lain. Manusia yang bereksistensi dalam kelima tersebut menjadikan ia sebagai mahluk pengganti Tuhan dan menjalankan tugas Tuhan dalam memakmurkan bumi[2].      

C.     Hakikat Tujuan Hidup Manusia
            Hakikat kehidupan manusia adalah menuju kematian,suka tidak suka,mau tidak mau, manusia pasti akan mengalami yang namanya mati. Sesungguhnya kita datang kedunia ini bukanlah atas kehendak kita, manusia datang kedunia, bukanlah atas kehendak manusia itu sendiri, tetapi manusia datang kedunia atas kehendak Allah Swt[3].
            Pada hakikatnya tujuan manusia dalam menjalankan kehidupannya mencapai perjumpaan kembali dengan Penciptanya. Perjumpaan kembali tersebut seperti kembalinya air hujan kelaut. Kembalinya manusia sesuai dengan asalnya sebagaimana dalam dimensi manusia yang berasal dari Pencipta maka ia kembali kepada Tuhan sesuai dengan bentuknya misalkan dalam bentuk imateri maka kembali kepada pencinta dalam bentuk imateri. sedangkan unsur materi yang berada dalam diri manusia akan kembali kepada materi yang membentuk jasad manusia.


D.    Manfaat Mempelajari Filsafat Manusia
            Manfaat mempelajari filsafat manusia berguna untuk mengetahui apa dan siapa manusia secara menyeluruh. Selain itu, untuk mengetahui siapakah sesungguhnya diri manusia didalam pemahaman manusia yang menyeluruh itu. Maksud dari menyeluruh ialah tidak hanya mempelajari dari segi fisik dan mental, tetapi semua aspek yang berkaitan tentang diri manusia[4].
            Filsafat manusia juga dapat membantu memberikan makna pada apa yang tengah kita alami, menentukan tujuan hidup, dan sebagainya. Secara teoritis, filsafat manusia dapat membantu kita meninjau secara kritis asumsi-asumsi yang tersembunyi di dalam teori-teori tentang manusia yang terdapat di dalam ilmu pengetahuan. Manfaat lainnya dalalm mempelajari filsafat manusia yaitu memberikan pemahaman esensial tentang manusia dan hakikat tujuan hidup manusia agar lebih bermakna.
            Dengan mengetahui dan mengenal siapa diri manusia, maka manusia menjadi sadar tentang kehadiraya di dunia. Bukan itu saja, mengenal diri manusia sangat penting, artinya mengenal manusia berarti membebaskan manusia dari keterasingan, paling tidak terbebas dari keterasingan diri sendiri.Dengan kata lain, mengenal siapa diri manusia berarti memahami makna hadirnya manusia di dunia[5].
            Hidup manusia dipimpin oleh pengetahuan manusia sendiri, oleh karena itu mengetahui kebenaran-kebenaran yang mendasar dalam hidup berarti mengetahui dasar-dasar hidup yang sebenarnya. Hal ini akan benar-benar Nampak pada etika manusia tersebut. Dengan mempelajari filsafat manusia berarti mempelajari dasar-dasar dari esensi manusia. Setelah manusia mengetahui hakikat dirinya maka akan Nampak pada perubahan etika dalam menjalani kehidupan, serta lebih memaknai masa hidupnya[6].

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
            Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa filsafat manusia adalah filsafat yang mengajarkan tentang hakikat manusia, hakikat tujuan kidup manusia, dan kedudukan manusia dimata tuhan. Hakikat manusia sendiri ialah Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
            Maka manusia harus mempunyai tujuan yang jelas dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Pada hakikatnya, tujuan hidup manusia adalah pejumpaan kembali kepada sang pencipta, sehingga segala perbuatan manusia di dunia yang baik maupun yang buruk, semuanya akan kembali kepada penciptanya.

B.     Saran
Demikianlah penjelasan dari makalah ini , semoga dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Karena Kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Dan Kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.





DAFTAR PUSTAKA
            Abidin, Zainal, Filsafat Manusia, Memahami Manusia Melalui Filsafat : PT. Remaja Rosdakarya Offset, Bandung 2000
            Kattasoff, O Louis, Pengantar Filsafat : Tiara Wacana Yogya, Yogyakarta 2002
            Latif, Juraid Abdul, Manusia, Filsafat Dan Sejarah : Sinar Grafika Offset, Jakarta, 2006
            Salam, Burhanudin, Pengantar Filsafat : Bumi Aksara, Jakarta, 2008             https://halimsani.wordpress.com/2007/09/06/filsafat-manusiasiapakah-manusia/ diakses pada tanggal 16 September 2015 pukul 11:09 WIB


[1] Abidin, Zainal, Filsafat Manusia, Memahami Manusia Melalui Filsafat : PT. Remaja Rosdakarya Offset, Bandung 2000 halaman 03
[2] https://halimsani.wordpress.com/2007/09/06/filsafat-manusiasiapakah-manusia/ diakses pada tanggal 16 September 2015 pukul 11:09 WIB
[3] Kattasoff, O Louis, Pengantar Filsafat : Tiara Wacana Yogya, Yogyakarta 2002 halaman 281.
[4] Abidin, Zainal, Filsafat Manusia, Memahami Manusia Melalui Filsafat : PT. Remaja Rosdakarya Offset, Bandung 2000 halaman 15.
[5] Latif, Juraid Abdul, Manusia, Filsafat Dan Sejarah : Sinar Grafika Offset, Jakarta, 2006 halaman 15
[6] Salam, Burhanudin, Pengantar Filsafat : Bumi Aksara, Jakarta, 2008 halaman 181
 

No comments:

Post a Comment