Halaman

Tuesday, March 12, 2019

Metodologi Studi Islam: ISLAM SEBAGAI OBJEK KAJIAN


ISLAM SEBAGAI OBJEK KAJIAN
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi
Mata Kuliah: Metodologi Studi Islam
Dosen Pengampu: Suhadi, M.S.i










Disusun oleh:
Tutik Hayati (212407)
Anis Fitriah (212421)
Nur Khalimah (212316)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
MANAJEMEN BISNIS SYARI’A
TAHUN 2014
BAB I
PENDAHULUAN

Islam adalah agama yang ajaranya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenai satu segi, tetapi mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia (Harun Nasution, 1984 : 24).
Berdasarkan al-Qur’an surat al-Syura ayat 51-52, al-Syu’ara ayat 192-195, al-Nahl ayat 102, umat Islam memiliki keyakinan bahwa apa yang terkandung dalam al-Qur’an adalah sabda tuhan.[1] Sebagai seorang muslim, tentunya beranggapan bahwa kebenaran Islam adalah mutlak. Namun meski demikian, mengapa ada penelitian/studi/pengkajian mengenai Islam?. Sehingga dapat diketahui dengan jelas tujuan dari penelitian Islam.
Dalam melakukan studi Islam, ada beberapa istilah yaitu, pendekatan, metode, dan metodologi. Pendekatan adalah cara memperlakukan sesuatu. Metode adalah cara mengerjakan sesuatu. Sedangkan Metodologi adalah ilmu yang membicarakan cara, jalan, atau petunjuk praktis dalam penelitian. Kejelasan ketiga kata tersebut penting untuk memperjelas langkah-langkah yang akan ditempuh kajian Islam.
Agama merupakan objek perbincangan yang menarik untuk didiskusikan sepanjang zaman. Hal tersebut karena fungsi dan peran agama yang unik dan menarik yang memiliki wajah ganda. Agama, di satu sisi menjadi pedoman kehidupan, perdamaian dan tuntunan moralitas demi keselamatan individu dan sosial. Akan tetapi, di sisi lain agama sering menjadi penyebab konflik, peperangan, dan kekacauan kehidupan umat manusia.[2]
Maka makalah ini dibuat untuk mengetahui objek-objek yang dibahas dalam pengkajian Islam. Dalam bab berikutnya akan dibahas bagaimana Agama sebagai gejala budaya dan sosial, Islam sebagai wahyu dan pengamalan, Islam sebagai produk sejarah, dan pentingnya penelitian agama.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Agama sebagai Gejala Budaya dan Sosial
Pada awalnya ilmu terbagi menjadi dua yaitu ilmu kealaman dan ilmu budaya. Ilmu kealaman memiliki tujuan yaitu mencari hukum-hukum dan keteraturan-keteraturan yang terjadi pada alam. Sedangkan ilmu budaya memiliki sifat tidak berulang dan unik (Atho Mudzhar, 2007 : 12).
Ilmu sosial memiliki posisi diantara ilmu kealaman dan ilmu budaya yang memahami gejala-gejala yang tidak berulang tetapi dengan cara memahami keterulanganya, sehingga terdapat masalah dalam segi objektivitasnya.
Ada lima bentuk gejala agama yang harus diperhatikan saat mempelajari suatu agama. Pertama, naskah-naskah sumber ajaran dan simbol-simbol agama. Kedua, para penganut atau pemimpin dan pemuka agama, yakni sikap, perilaku, dan penghayatan para penganutnya. Ketiga, ritus-ritus, lembaga-lembaga, dan ibadat-ibadat. Keempat, alat-alat, seperti masjid, gereja, lonceng, dll. Kelima, organisasi-organisasi keagamaan tempat para penganut agama berkumpul dan berperan.
Dalam ilmu sosiologi terdapat perdebatan, yaitu benda yang sama memiliki arti dan pengaruh yang berbeda di masing-masing tempat. Dalam Islam, juga terjadi hal yang sama. Sebagai contoh, nilai Hajarul Aswad bagi pengamat agama terletak dalam kepercayaan orang Islam mengenai nilai yang ada di dalamnya. Hal tersebut adalah jelas merupakan gejala budaya yang dapat dijadikan objek penelitian.
Mengenai agama sebagai gejala sosial, adalah bagaimana pengaruh agama terhadap tingkah laku masyarakat. Sehingga pergeseran perkembangan masyarakat dapat mempengaruhi pemikiran teologi atau keagamaan. Oleh karena itu, dapat diteliti bagaimana perkembangan masyarakat mempengaruhi pemikiran keagamaan.[3]
B.     Islam Sebagai Wahyu dan Pengamalan
لاسلام صالح لكل زمان ومكان (Islam adalah agama yang sesuai dengan segala zaman dan tempat). Ungkapan tersebut didasarkan atas pemahaman dan pengamatan bahwa islam adalah agama yang mencakup berbagai ras dan kebangsaan. Dalam pandangan islam, setiap kenyataan yang bersifat alami dan manusiawi tidak terpengaruh oleh zaman, tempat, kebahasaan, melainkan tetap ada tanpa perubahan dan peralihan. Oleh karena itu, islam ada bersama manusia tanpa dibatasi ruang dan waktu. Akibatnya, islam sebagai agama yang abadi hingga akhir zaman dan bersifat universal mencakup seluruh aspek kehidupan manusia.[4]
الاسلام وحي الهي انزل الى نبي محمد لسعا دة الدنيا والاخره (Islam adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Sebagai pedoman untuk kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat). Jadi, inti islam adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad. Wahyu tersebut bisa terdiri dari dua macam, yaitu wahyu yang berbentuk al-qur’an dan wahyu yang berbentuk hadits atau sunnah Nabi Muhammad saw.[5]
Tujuan dari studi al-Qur’an bukan mempertanyakan kebenaranya sebagai wahyu, namun bagaimana pembacaan al-Qur’an, kenapa cara membacanya begitu, apa yang melatar belakangi lahirnya suatu ayat. Selanjutnya, Islam sebagai wahyu yang tercermin dalam hadis-hadis Rasulullah. Wilayah-wilayah yang dapat dijadikan kajian adalah jenis dari hadits, kesenjangan antara hadis yang masuk pada Kutubu al-Sittah dengan hadis yang terdapat dalam kitab lain. Dalam studi al-Qur’an dan Hadis juga terdapat studi Interdisipliner yang membahas kaitannya dengan ilmu lain.[6]
Sedangkan Islam pada tataran kedua, yakni Islam sebagai pengamalan, juga memberikan ruang kajian ke-Islaman yang sungguh luas. Konsep kajian Islam sebagai pengamalan berangkat dari pertanyaan dasar yaitu bagaimanakah suatu masyarakat mengamalkan Islam?
          Salah satu perbedaan antara Islam sebagai pemahaman dengan Islam pada pengamalan adalah aktualisasinya pada kehidupan. Karena bisa saja suatu pemahaman tentang Islam tidak teraplikasikan dalam pengamalan,atau malah bertentangan dengan fakta.[7]
C.    Islam sebagai Produk Sejarah
Islam memiliki produk sejarah, misal adalah kelahiran teologi syiah, konsep Khulafa al-Rasyidin, kebudayaan Islam klasik, tengah, modern, arsitektur Islam, seni dan metode baca al-Qur’an yang berkembang di Indonesia. Banyak bangunan pengetahuan tentang Islam, sehingga perlu dijadikan sasaran penelitian.
D.    Tujuan Penelitian Agama
Penelitian, sebagaimana halnya teknologi, merupakan kekuatan yang mempengaruhi kehidupan maupun peradaban manusia. Secara etis, penelitian menciptakan hal yang netral dalam arti dapat berarti baik, juga dapat berarti buruk. Kebaikan dan keburukan penelitian itu bergantung pada aspek aksiologinya, yakni tujuan dan penggunaannya. Untuk kebaikan manusia dan kemanusiaan, tujuan penelitian dan penggunaan hasil-hasilnya mesti ditujukan untuk mempertinggi martabat dan kebahagiaan manusia.[8]
Selain itu, studi Islam memiliki tujuan yang secara garis besar adalah sebagai berikut: pertama, mempelajari secara mendalam tentang hakikat Islam, bagaimana posisinya dengan agama lain, dan bagaimana hubunganya dengan dinamika perkembangan yang terus berlangsung.
Kedua, mempelajari secara mendalam terhadap sumber dasar ajaran agama Islam yang tetap abadi dan dinamis serta aktualisasinya sepanjang sejarah.
Ketiga, mempelajari secara mendalam terhadap pokok isi ajaran islam yang asli, dan bagiamana operasionalisasi dalam pertumbuhan budaya dan peradaban Islam sepanjang sejarah.
Keempat, mempelajari secara mendalam terhadap prinsip-prinsip dan nilai-nilai dasar ajaran Islam dan bagaiman perwujudannya dalam membimbing dan mengarahkan serta mengontrol perkembangan budaya dan peradaban manusia pada zaman modern ini.[9]




















BAB III
PENUTUP
Simpulan

1.      Agama dan kebudayaan memiliki kaitan yaitu nilai agama diartikulasikan dalam berbagai bentuk budaya.[10] Sedangkan agama sebagai gejala sosial, adalah bagaimana pengaruh agama terhadap tingkah laku masyarakat. Sehingga pergeseran perkembangan masyarakat dapat mempengaruhi pemikiran teologi atau keagamaan.
2.      Dalam pengkajian Islam sebagai wahyu, al-Qur’an dan Hadits yang merupakan wahyu, dikaji bukan dalam hal mempeertanyakan kebenaranya. Dalam studi al-Qur’an dan Hadis juga terdapat studi Interdisipliner yang membahas kaitannya dengan ilmu lain. Sedangkan Islam sebagai pengamalan,  juga memberikan ruang kajian ke-Islaman yang sungguh luas.
3.      Pengkajian Islam sebagai produk sejarah adalah produk sejarah itu sendiri.
4.      Tujuan dari penelitian agama adalah:
a.       mempelajari secara mendalam tentang hakikat Islam, bagaimana posisinya dengan agama lain, dan bagaimana hubunganya dengan dinamika perkembangan yang terus berlangsung.
b.       mempelajari secara mendalam terhadap sumber dasar ajaran agama Islam yang tetap abadi dan dinamis serta aktualisasinya sepanjang sejarah.
c.        mempelajari secara mendalam terhadap pokok isi ajaran islam yang asli, dan bagiamana operasionalisasi dalam pertumbuhan budaya dan peradaban Islam sepanjang sejarah.
d.       mempelajari secara mendalam terhadap prinsip-prinsip dan nilai-nilai dasar ajaran Islam dan bagaiman perwujudannya dalam membimbing dan mengarahkan serta mengontrol perkembangan budaya dan peradaban manusia pada zaman modern ini.



















DAFTAR PUSTAKA

Ali Anwar Yusuf, Wawasan Islam, CV Pustaka Setia, Bandung, 2002.
Atho Mudzhar, Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktek, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2007.
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, UI-Press, Jakarta, 1985.
Juhaya S. Praja, Filsafat Dan Metodologi Ilmu Dalam Islam, Teraju, Jakarta, 2002.
Moeslim Abdurrahman, Islam Mazhab Kritis Menggagas Keberagamaan Liberatif, PT Kompas Media Nusantara, Jakarta, 2004.
Ngainun Naim, Pengantar Studi Islam, Gre Publishing, Yogyakarta, 2011.



[1] Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, UI-Press, Jakarta, 1985, Hal; 24-26.
[2] Moeslim Abdurrahman, Islam Mazhab Kritis Menggagas Keberagamaan Liberatif, PT Kompas Media Nusantara, Jakarta, 2004, hal; 3.
[3] Atho Mudzhar, Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktek, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2007, Hal; 16.
[4]Ali Anwar Yusuf, Wawasan Islam, CV Pustaka Setia, Bandung, 2002, hal; 15.
[5] Atho Mudzhar, op cit., Hal; 19.
[6]Atho Muzhar, op cit., Hal;  20-22.
[8] Juhaya S. Praja, Filsafat Dan Metodologi ilmu Dalam Islam, Teraju, Jakarta, 2002, hal; 12.
[9] Ngainun Naim, Pengantar Studi Islam, Gre Publishing, Yogyakarta, 2011, hal. 14-15.
[10] Ali Anwar Yusuf, Wawasan Islam, CV Pustaka Setia, Bandung, 2002, Hal. 54.

1 comment:

  1. Kak, izin copast beberapa kalimat makalahnya
    Terima kasih

    ReplyDelete