Halaman

Tuesday, March 19, 2019

manajemen keuangan; Analisis Laporan Keuangan Konvensional dan Syariah


Analisis Laporan Keuangan Konvensional dan Syariah
Makalah
Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Manajemen Keuangan II
Dosen Pengampu : Dr. Siti Amaroh, SE.MSi
Disusun Oleh:
Zaimatul Ummah                  (212447)
                                                Riadatun Nafis                      (212457)
                                                Fatimatuz Zahra                    (212458)



 
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN SYARI’AH / MBS
TAHUN 2014



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sejumlah hal yang amat penting dalam pengelolaan keuangan bagi manajer keuangan adalah membaca, memahami, menganalisis, dan menginterpretasikan informasi laporan keuangan. Dengan informasi laporan keuangan ini dapat diketahui sejumlah penyimpangan yang terjadi dan memungkinkan bagi semua pihak yang berkepentingan untuk menilai hasil usaha dan keadaan keuangan perusahaan secara menyeluruh. Dengan laporan ini dapat ditarik banyak kesimpulan mengenai apa yang telah terjadi, apa yang sudah atau belum efektif dan efisien dan sebagainya. Laporan keuangan menjadi penting karena memberikan input (informasi) yang bisa dipakai untuk pengambilan keputusan.
Dalam makalah ini, penulis mencoba menguraikan analisis laporan keuangan serta penjelasannya, baik menurut standar konvensional maupun syar’iah.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian analisis laporan keuangan ?
2.      Apa tujuan analisis laporan keuangan ?
3.      Apa saja jenis-jenis analisis laporan keuangan ?
4.      Bagaimana penyajian laporan keuangan Syariah?












BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Laporan Keuangan (Financial Statement) merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu  perusahaan pada suatu saat tertentu. Laporan keuangan secara garis besar dibedakan menjadi empat macam, yaitu laporan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan laporan aliran kas. Dari keempat macam laporan tersebut dapat diringkas menjadi 2 macam yaitu, laporan neraca dan laporan laba rugi saja. Hal ini karena laporan perubahan modal dan laporan aliran kas pada akhirnya akan diikhtisarkan dalam laporan neraca atau laporan laba rugi.
 Pertama, Neraca (balance sheet) merupakan laporan yang menggambarkan jumlah kekayaan (harta), kewajiban (hutang) dan modal dari suatu perusahaan pada saat tertentu. Neraca biasanya disusun pada akhir tahun (31 Desember). Kekayaan atau harta disajikan pada sisi aktiva, sedangkan kewajiban atau hutang dan modal sendiri disajikan di sisi pasiva.          Dengan demikian dalam neraca dapat dilihat bahwa :
Kedua, Laporan laba-rugi (income statement) merupakan laporan yang menggambarkan jumlah penghasilan atau pendapatan dan biaya dari suatu perusahaan pada periode tertentu. Seperti halnya neraca, laporan laba-rugi biasanya juga disusun setiap akhir tahun (31 Desember). Dari laporan laba-rugi ini akan diperoleh laba atau rugi perusahaan. Apabila penghasilan lebih besar dari biaya akan terjadi laba, sedangkan jika penghasilan lebih kecil dari biaya maka perusahaan mengalami kerugian. Dengan demikian, laporan laba-rugi dapat diformulasikan bahwa :
. [1]
Sedangkan, Analisis Laporan Keuangan merupakan suatu proses untuk membantu memecahkan dan sekaligus menjawab masalah-masalah yang timbul dalam suatu organisasi perusahaan maupun organisasi yang tidak bertujuan untuk memperoleh laba. Sebenarnya, analisis dan interpretasi laporan keuangan adalah merupakan suatu tahap terakhir dan serangkaian empat tahap dalam proses penyusunan ikhtisar keuangan sebagai berikut:
1.      Analisis atas jenis-jenis transaksi
2.      Mencatat transaksi tersebut dalam buku harian, buku besar dan penyusunan kertas kerja
3.      Penyusunan ikhtisar keuangan
4.      Analisis dan interpretasi ikhtisar keuangan.
B.     Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Tujuan dari Analisis laporan keuangan secara khusus dapat ditinjau dari berbagai pokok yang berkepentingan atas perusahaan tersebut.
Ø  Pimpinan perusahaan : Analisis laporan keuangan oleh pimpinan perusahaan digunakan untuk mengukur apakah perusahaan telah beroperasi secara efektif dan efisien serta menilai dimana letak kelemahan dan kekuatan perusahaan, agar dapat digunakan untuk menyusun rencana kebijakan operasi perusahaan pada masa yang akan datang.
Ø  Kreditor : Analisis laporan keuangan oleh kreditor digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utangnya dalam jangka panjang.
Ø  Penanam modal/ investor : Analisis laporan keuangan oleh para penanam modal digunakan untuk mengambil keputusan apakah mereka akan berinvestasi pada perusahaan tersebut, menjual saham yang dimilki atau tetap menahannya.
Ø  Pemerintah : Analisis laporan keuangan oleh pemerintah digunakan untuk menetapkan pajak, statistik, perkembangan perekonomian dan lain-lain.
Ø  Karyawan : Analisis laporan keuangan oleh karyawan akan digunakan untuk menerima pertimbangan kenaikan gaji, bonus dan lain-lain.
Ø  Akuntan publik : Analisis laporan keuangan oleh akuntan public akan digunakan untuk membuat rencana pemeriksaan dan sebagai dasar untuk mendiskusikan laporan pemeriksaan dengan dewan direksi.[2]
C.    Jenis-jenis Analisis Laporan Keuangan
Ada enam jenis analisis laporan keuangan yaitu :
1.      Analisis Rasio Keuangan
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Analisis Rasio keuangan adalah teknik yang menunjukkan hubungan antara dua unsur akunting (elemen laporan keuangan) yang memungkinkan pelaku bisnis menganalisis posisi dan kinerja keuangan perusahaan.[3] Ada lima jenis rasio keuangan yang sering digunakan :
a.       Rasio likuiditas, yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek. Rasio ini menunjukkan hubungan antara kas perusahaan dan aktiva lancar lainnya dengan hutang lancar.
Ada dua macam Rasio likuiditas yaitu : Rasio lancar dan Rasio cepat.
Ø  Rasio Lancar  (current ratio) merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Aktiva lancar terdiri dari kas, surat-surat berharga, piutang, dan persediaan. Sedangkan hutang lancar terdiri dari hutang dagang, hutang wesel, hutang pajak, hutang gaji/ upah, dan hutang jangka pendek lainnya.
Ø  Rasio Cepat (Quick Ratio) merupakan perimbangan antara jumlah aktiva lancar dikurangi persediaan dengan jumlah hutang lancar. Persediaan tidak dimasukkan dalam perhitungan quick ratio, karena persediaan merupakan komponen atau unsur  aktiva lancar yang paling kecil tingkat likuiditasnya. Quick ratio memfokuskan komponen-komponen aktiva lancar yang lebih likuid yaitu kas, surat-surat berharga, dan piutang dihubungkan dengan hutang lancar atau hutang jangka pendek.
b.      Rasio Aktivitas
Rasio ini melihat seberapa besar efisiensi penggunaan aset oleh perusahaan. Artinya dalam hal ini mengukur kemampuan manajemen  perusahaan dalam mengelola persediaan bahan mentah, barang dalam proses, dan barang jadi serta kebijakan manajemen dalam mengelola aktiva lainnya dan kebijakan pemasaran.
Rasio aktivitas menganalisis hubungan antara laporan laba rugi, khususnya penjualan dengan unsur-unsur yanga ada pada neraca khususnya unsur aktiva.
Ø  Receivable Turnover (Perputaran Piutang) yaitu rata-rata umur piutang melihat berapa lama waktu yang diperlukan untuk melunasi piutang yang dipunyai oleh perusahaan (mengubah piutang menjadi kas)         
Ø  Inventory Turnover (perputaran persediaan) dihitung dengan cara membagi harga pokok penjualan dengan rata-rata persediaan.
Ø  Total Assets Turnover (Perputaran Aktiva) merupakan perputaran dari semua aset yang dimilki perusahaan.
c.       Rasio Hutang (Leverage Rasio)/ Solvabilitas
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvable adalah perusahaan yang total utangnya lebih besar dibandingkan dengan total asetnya.
Ø  Debt Ratio (Rasio hutang) merupakan rasio antara total hutang dengan total asset yang dinyatakan dalam presentase.
Ø  Total Debt to Equity Ratio (Rasio total hutang terhadap modal sendiri) merupakan perbandingan total hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri (ekuitas).
Ø  Times Interest Earned mengukur kemampuan perusahaan membayar utang dengan laba sebelum bunga dan pajak
Ø  Fixed Charge Coverage mengukur kemampuan perusahaan membayar total beban tetap, yang biasanya mencakup biaya bunga dan sewa.
d.      Rasio Profitabilitas / Keuntungan
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, asset, dan modal saham tertentu.
Ø  Profit Margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu.
Ø  Return On Asset (ROA) mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat asset yang tertentu. ROA disebut juga ROI (Return on Investment).
Ø  Return On Equity mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan modal tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dilihat dari sudut pandang pemegang saham.
e.       Rasio Pasar
Rasio pasar mengukur harga pasar saham perusahaan, relatif terhadap nilai bukunya. Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasar pada sudut pandang investor (atau calon investor).
Ø  Price Earning Ratio (PER) melihat harga pasar saham relative terhadap earning-nya.
Ø  Dividen Yield yaitu sebagian dari total return yang akan diperoleh investor.
Ø  Rasio Pembayaran Dividen melihat bagian earning (pendapatan) yang dibayarkan sebagai dividen kepada investor. Bagian yang lain yang tidak dibagikan akan diinvestasikan kembali ke perusahaan.
2.      Analisis Perbandingan
Neraca yang dibandingkan (comparative balance sheet) menunjukkan aktiva, hutang dan modal sendiri pada dua tanggal atau lebih untuk satu perusahaan, atau pada tanggal tertentu untuk dua perusahaan. Adapun laporan laba rugi yang dibandingkan (comparative income statement) menunjukkan penghasilan, biaya, laba atau rugi bersih pada dua tanggal atau lebih untuk satu perusahaan, atau pada tanggal tertentu untuk dua perusahaan yang berbeda. Angka pembanding bisa memakai :
Ø  Data Historis (data masa lalu), dan
Ø  Angka-angka dari perusahaan lain yang sejenis, yang diringkaskan ke dalam rata-rata industri. Apabila rasio lancar perusahaan lebih tinggi dari angka pembanding, maka rasio lancar tersebut baik.
3.      Analisis Common Size
Analisis ini disusun dengan jalan menghitung tiap rekening dalam laporan laba rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk laporan laba-rugi) atau dari total aktiva (untuk neraca).
4.      Analisis Du Pont
Untuk mempertajam analisis, Du Pont (perusahaan kimia di Amerika Serikat) mengembangkan analisis Du Pont. Analisis bertujuan untuk memisahkan Return on Asset ke dalam dua bagian : perputaran asset dan profit margin.[7]
5.      EVA (Economic Value Added)
EVA merupakan ukuran kinerja yang menggabungkan perolehan nilai dengan biaya untuk memperoleh nilai tambah tersebut.
EVA = Modal yang diinvestasikan (ROIC – WACC)45-
ROIC = Return on Invested Capital
WACC = Weighed Average Cost of Capital
6.      Market Value Added (MVA)
MVA menghitung selisih antara nilai pasar dengan nilai buku saham. Formula MVA bisa dilihat berikut ini.
MVA = Nilai Pasar Saham – Nilai Buku Saham.[8]
D.    Penyajian Laporan Keuangan Syariah
Penyajian Laporan Keuangan Syariah ini sepenuhnya didasarkan pada PSAK No.101 yang bertujuan mengatur penyajian dan pengungkapan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi entitas syariah yang selanjutnya disebut laporan keuangan.[9] Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan dari suatu entitas syariah. Tujuan Laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas entitas syariah yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan. Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini:
a.       Neraca
b.      Laporan Laba Rugi
c.       Laporan Arus Kas
d.      Laporan Perubahan Ekuitas
e.       Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat
f.       Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebijakan
g.      Catatan Atas Laporan Keuangan.[10]
Diantara pertimbangan menyeluruh dalam Laporan Keuangan Syariah:
1.      Dasar Akrual
Entitas Syariah harus menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali Laporan Arus Kas dan perhitungan pendapatan untuk tujuan pembagian hasil usaha. Dalam penghitungan pembagian hasil usaha didasarkan pada pendapatan yang benar-benar terjadi (cash basis).[11]
2.      Identifikasi Laporan Keuangan
Laporan Keuangan diidentifikasikan dan dibedakan secara jelas dari informasi lain daam dokumen publikasi yang sama. Laporan keuangan sering disajikan sebagai bagian dari suatu dokumen seperti laporan tahunan atau prospektus. PSAK hanya berlaku untuk laporan keuangan dan tidak berlaku untuk informasi lain yang disajikan dalam laporan tahunan atau dokumen lainnya.
3.      Periode Pelaporan
Laporan keuangan disusun secara konsisten yang mencakup periode satu tahun, akan tetapi, untuk alasan kepraktisan, beberapa entitas menyusun laporan keuangannya yang mencakup periode 52 minggu.
4.      Neraca
Neraca minimal mancakup pos-pos berikut :
Ø  Kas dan setara kas
Ø  Piutang usaha dan piutang lainnya
Ø  Aset keuangan
Ø  Persediaan
Ø  Investasi yang diperlukan menggunakan metode ekuitas
Ø  Aset tetap
Ø  Aset tak berwujud
Ø  Hutang usaha dan hutang lainnya
Ø  Hutang pajak
Ø  Dana syirkah temporer
Ø  Hak minorotas, dan
Ø  Modal saham dan pos ekuitas lainnya.
PSAK tidak mengatur susunan atau format mengenai pos-pos yang harus disajikan dalam neraca. Daftar pos yang berbeda dalam sifat maupun fungsinya layak disajikan di neraca secara terpisah.[12]
5.      Laporan Laba Rugi
Laporan Laba Rugi minimal mencakup pos-pos berikut :
Ø  Pendapatan usaha
Ø  Bagi hasil untuk pemilik dana
Ø  Beban usaha
Ø  Laba atau rugi usaha
Ø  Pendapatan dan beban nonusaha
Ø  Laba atau rugi dari aktivitas normal
Ø  Pos luar biasa
Ø  Beban pajak
Ø  Laba atau rugi bersih untuk periode berjalan
6.      Laporan Perubahan Ekuitas
Entitas Syariah harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama laporan keuangan, yang menunjukkan:
a.       Laba atau rugi bersih periode yang bersangkutan
b.      Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta jumlahnya.
c.       Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK
d.      Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik.
e.       Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode
f.       Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham, agio, dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan.
7.      Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas disusun berdasarkan ketentuan yang telah diterapkan dalam PSAK terkait.[13]
8.      Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat
Unsur dan laporan sumber dan penggunaan dana zakat meliputi sumber dana, penggunaan dana selama suatu jangka waktu, dan saldo dana zakat yang menunjukkan dana zakat yang belum disalurkan pada tanggal tertentu.
9.      Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebijakan
Sumber dana kebijakan berasal dari penerimaan:
Ø  Infak
Ø  Sedekah
Ø  Hasil pengelolaan wakaf sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku
Ø  Pengembalian dana kebijakan produktif
Ø  Denda, dan
Ø  Pendapatan nonhalal
10.  Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, laporan sumber dan penggunaan dana zakat, dan laporan penggunaan dana kebajikan, serta informasi tambahan seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen.[14]














BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Laporan Keuangan (Financial Statement) merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu  perusahaan pada suatu saat tertentu.
2.      Sedangkan, Analisis Laporan Keuangan merupakan suatu proses untuk membantu memecahkan dan sekaligus menjawab masalah-masalah yang timbul dalam suatu organisasi perusahaan maupun organisasi yang tidak bertujuan untuk memperoleh laba.
3.      Ada enam jenis analisis laporan keuangan yaitu : Analisis Rasio Keuangan, Analisis Perbandingan, Analisis Common Size, Analisis Du Pont, EVA, MVA.
4.      Penyajian Laporan Keuangan Syariah ini sepenuhnya didasarkan pada PSAK No.101 yang bertujuan mengatur penyajian dan pengungkapan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi entitas syariah yang selanjutnya disebut laporan keuangan. Tujuan Laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas entitas syariah yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan.

DAFTAR PUSTAKA

Amin Widjaja Tunggal, Dasar-Dasar Analisis Laporan Keuangan, Rineka Cipta, Jakarta,1995.
Dwi Suwiknyo, Pengantar Akuntansi Syariah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2010.
Mamduh M.Hanafi, Manajemen Keuangan, BPFE, Yogyakarta, 2004.
Martono, Agus Haritjo, Manajemen Keuangan, Ekonsia, Yogyakarta, 2001.
Najmudin, Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syar’iyyah Modern, ANDI, Yogyakarta, 2011.


[1] Martono, Agus Haritjo, Manajemen Keuangan, Ekonsia, Yogyakarta, 2001, hlm.51-52
[2] Amin Widjaja Tunggal, Dasar-Dasar Analisis Laporan Keuangan, Rineka Cipta, Jakarta,1995, hlm. 22-23
[3] Najmudin, Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syar’iyyah Modern, ANDI, Yogyakarta, 2011, hlm.85-86
[4] Martono, Agus Haritjo, Op.Cit, hlm.55
[5] Ibid, hlm. 56-58
[6] Mamduh M.Hanafi, Op.Cit, hlm. 40-43
[7] Ibid, hlm. 45-51
[8] Ibid, hlm.52-55
[9] Dwi Suwiknyo, Pengantar Akuntansi Syariah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2010, hlm.121
[10] Ibid, hlm.124
[11] Ibid, hlm.128
[12] Ibid, hlm. 132-137          
[13] Ibid, hlm.140-142
[14] Ibid, hlm. 143-146

No comments:

Post a Comment